Kesal. Itu lah yang sekarang dirasakan oleh Vanya. Bagaimana tidak? Akila alias sepupunya itu kini sedang bergelayut manja ditangan Altariksa. Padahal Altariksa sudah beberapa kali menyingkirkan Akila dari tangannya. Tapi Akila tak menghiraukan penolakan Altariksa. Sungguh menyebalkan.
"Tadi katanya mau belanja? Kok malah kesini?" tanya Altariksa ketika Akila membawanya ke dalam bioskop.
"Belanjanya nanti aja kak. Habis nonton aja" jawab Akila.
Oh astaga! Bagaimana bisa Akila mengajaknya menonton? Bukankah ia tau bahwa Vanya paling tidak suka yang namanya nonton di bioskop? Menyebalkan sekali orang ini.
Akila memutar tubuhnya menghadap Vanya "oh iya kak. Kak Vanya kan gak suka nonton, mending kak Vanya keliling mall aja deh. Dari pada suntuk nungguin kita"
Vanya dapat melihat senyum miring gadis itu. Oh! Jadi ini akal-akalannya Akila? Oke baiklah, Vanya akan ikut bermain dengannya.
"Siapa bilang gue gak suka? Malah gue suka banget nonton di bioskop" sinis Vanya. Ia tersenyum puas saat melihat wajah Akila yang cemberut.
Vanya menyingkirkan Akila dari tangan Altariksa dan mengambil alih tangan Altariksa.
"Yuk kita masuk Riksa" ajak Vanya. Altariksa bingung dengan sikap Vanya. Dan tadi, apakah ia tidak salah dengar? Vanya memanggilnya Riksa? Gadis yang penurut.
"Yuk" ucap Altariksa sambil melepaskan tangan Vanya dari lengannya. Akila yang melihat itu pun tersenyum penuh kemenangan. Tapi senyum itu sirna saat melihat tangan Altariksa merangkul pinggang Vanya.
Vanya menegang saat merasakan tangan Altariksa yang berada dipinggangnya. Ia ingin menyingkirkan tangan Altariksa, tapi Altariksa malah mempererat rangkulannya.
"Gue tau lo mau bikin Akila kesal kan? Ini gue bantuin" bisik Altariksa. Vanya menoleh. Jadi Altariksa mengetahui gerak-geriknya?
"Tapi gak begini juga kali" bisik Vanya.
"Gapapa. Gue gak suka sama dia, terlalu agresif"
Vanya terkekeh "kita ngomongin dia padahal dia ada dibelakang kita" ucap Vanya.
"Itu bagus. Kita ngomong didepan dia, bukan dibelakang. Kan orangnya dibelakang" Vanya yang merasa lucu dengan ucapan Altariksa pun mencubit pinggang cowok itu. Tanpa sadar diantara mereka kini merasakan perasaan yang aneh. Entah apa itu, yang pasti perasaan itu membuatnya merasa bahagia.
"Kak Alta" panggil Akila yang membuat Altariksa dan Vanya menoleh.
"Kenapa?"
"Gak jadi nonton. Gue baru ingat kalau hari ini ada acara, jadi harus cepat pulang" ucap Akila dingin. Bahkan Akila sudah berjalan keluar dari bioskop.
"Yah...ngambek tu orang" ledek Altariksa.
Vanya mendorong Altariksa agar menjauh darinya. Sehingga rangkulannya pun terlepas.
"Sana lo! Misi gue udah selesai" Vanya pun berjalan meninggalkan Altariksa yang kini sedang tertawa.
****
"Makasih udah nemenin" setelah mengucapkan itu Akila langsung keluar dari mobil.
Acara berbelanja mereka sudah selesai. Ini diluar dugaan Vanya. Vanya kira acara berbelanja ini akan menjadi lama dan membosankan. Mengingat Akila yang selalu memilih ini itu dalam berbelanja. Ternyata tidak, Akila hanya memilih beberapa baju dan langsung membawanya ke kasir.
"Ayo pulang" ajak Altariksa. Vanya mengangguk.
Dalam perjalanan menuju rumah Vanya. Altariksa menyalakan musik dimobilnya. Lagu ini sangat disukai Altariksa. Apalagi dalam suasana seperti ini. Sesekali Altariksa dan Vanya bernyanyi. Ternyata Vanya juga mengetahui lagu tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIKSA [SUDAH TERBIT]
Roman pour Adolescents[TELAH TERBIT DI BANANABOOKS & TERSEDIA DI TOKO BUKU ONLINE KESAYANGAN KALIAN] ⚠️CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Altariksa Ferando, seorang laki-laki yang selalu ditimpa oleh masalah dalam hidupnya. Berbagai macam cobaan yang harus dihadapin...