Entah kenapa saat aku melihatmu bersama orang lain. Rasa tidak suka itu selalu muncul dengan sendirinya.
-Vanya.Di minggu pagi yang cerah, dengan suara burung berkicauan yang menghiasi pagi ini. Vanya masih bergelut manja didalam selimut. Sudah menjadi kebiasan ketika hari minggu tiba Vanya menjadi sosok yang pemalas.
Jam sudah menunjukkan pukul 09:00. Tapi gadis itu tidak ada niatan untuk bangkit dari tidurnya. Bahkan notifikasi dari ponselnya ia abaikan. Entah sudah berapa kali ponselnya itu berbunyi.
Tok..tok...tokk
Suara ketukan pintu membuat Vanya menoleh kearah pintu.
"Siapa?!" teriaknya.
Tidak ada suara. Kening Vanya berkerut. Tadi ada suara ketukan. Kenapa sekarang hening? Ah...sepertinya ia hanya salah dengar.
Vanya pun kembali menutup matanya. Tapi suara ketukan pintu kembali terdengar. Vanya pun menggeram. Ia paling tidak suka jika acara tidurnya diganggu.
"Siapa sih? Abang ya?" teriak Vanya lagi. Bukan jawaban yang didapat Vanya. Melainkan suara ketokan pintu lagi.
"Abang kalau mau masuk, masuk aja! Gak dikunci!"
Ceklek...
Pintu pun terbuka, menampilkan sosok laki-laki yang membuat Vanya menatap orang itu tanpa berkedip. Orang itu tampak terlihat sangat tampan dengan pakaian yang serba hitam seperti itu. Celana jeans berwarna hitam ditambah kaos yang sedikit gobor ditubuhnya membuat Vanya tidak bisa mengeluarkan kata-kata apapun. Ia benar-benar tampan!
"Heh! Bengong aja lo" Vanya tersadar dari lamunanya ketika orang itu mengejutkannya.
Vanya mengucek matanya dan menatap orang itu sekali lagi. Memastikan bahwa orang itu benar-benar dia.
"Kenapa muka lo begitu? Gak percaya kalau gue datang kesini? Perlu gue tabok gak biar sadar?" ucap orang itu.
"Ngapain lo?!" teriak Vanya.
"Eh serius ya lo gak bisa ngomong santai gitu? Kasian pita suara lo. Ntar putus kayak hubungan asmara"
Ya! Tidak salah lagi. Orang itu benar-benar dia. Siapa lagi kalau bukan Altariksa.
"Ih! Keluar lo sana! Ngapain lo kekamar anak perawan?!" ucap Vanya sambil melempar bantalnya kepada Altariksa.
"Lah? Bukannya lo yang nyuruh masuk?"
"Kan gue kira tadi itu abang gue! Keluar lo sana!" kesal Vanya sambil bangkit dari ranjangnya dan mendorong Altariksa keluar dari kamarnya.
"Iya iya. Gue keluar. Tapi sebelum itu lo mandi dulu sana, terus ganti baju. Gue mau ajak lo jalan" Vanya menghentikan aksi mendorongnya. Ia menatap Altariksa dengan raut wajah bingung.
"Jalan?"
"Iya jalan. Gak tau jalan?" pertanyaan dari Altariksa membuat Vanya mencubit pinggang cowok tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALTARIKSA [SUDAH TERBIT]
Ficção Adolescente[TELAH TERBIT DI BANANABOOKS & TERSEDIA DI TOKO BUKU ONLINE KESAYANGAN KALIAN] ⚠️CERITA INI MENGANDUNG KATA-KATA KASAR⚠️ Altariksa Ferando, seorang laki-laki yang selalu ditimpa oleh masalah dalam hidupnya. Berbagai macam cobaan yang harus dihadapin...