"Oi bang!",panggil cowok kurus dengan wajah datar itu pada seorang cowok putih yang sedang fokus menekan-nekan tombol pada keyboard warnet itu lincah.
"Hm",hanya itu sahutannya. Tapi matanya tak beralih sedikitpun dari layar monitor komputer warnet.
"Lo ngapain ngajak gue ketemu kalo lo sendiri malah main game?",tanya Sean kesal karena sejak tadi cowok yang biasa dipanggil Adnan ini mengacuhkan dia dan malah fokus main game. Protes mulu,kayak pacarnya Adnan aja sih elo,Yan-,-
"Sengaja. Biar nyokap gue ngizinin gue keluar",kata Adnan enteng. Sean mengumpat kasar.
"Ya tapi jangan ngajak gue ketemuan pas gue sekolah juga kali,bang!",kata Sean. "Ketauan bolos sama Bunda,bisa dipancung gue",
"Yang nyuruh elo bolos siapa?",tanya Adnan.
"Ya elo lah,bang!"
"Gue cuma nyuruh elo nemuin gue,bukan berarti gue nyuruh elo bolos",kata Adnan tanpa rasa bersalah. Sean mengumpat kasar untuk kedua kalinya.
"Dibanding lo marah-marah mulu kek cewek PMS,mending lo jadi tim gue. Kita war ngelawan ini bangsat",kata Adnan tanpa menoleh ke arah Sean.
"Ogah",tolak Sean mentah-mentah. "Gue nggak mood main gituan"
"Sombong amat lu,nyet! Biasanya juga elo yang maksa gue buat join",kata Adnan.
"Gue lagi ngga mood,bang. Gue udah bilang tadi",kata Sean lagi. Wajahnya tertekuk kesal. Bibirnya dimajukan. Tanda ia sedang kesal.
"Kenapa? Masalah mantan lo lagi?",tanya Adnan enteng. Tak peduli ekspresi Sean yang nampak sangat terkejut itu.
"Bisa ngga lo panggil Hanan aja tanpa perlu embel-embel mantan,bang?",tanya Sean kesal.
"Kenyataannya emang mantan. Suruh gimana?"
"Gue masih usaha buat ngajak dia balikan",kata Sean
"Buang-buang tenaga aja lo,njir",kata Adnan. Masih tetap fokus pada layar komputer didepannya.
"Ya kalo gue masih sayang,gue harus gimana?"
"Kalo dia udah ngga sayang,elo bisa apa?",tanya Adnan balik. Membuat Sean hampir mengumpat kasar untuk ketiga kalinya.
"Udahlah,Yan. Cewek tuh banyak. Nggak cuma mantan lo aja",kata Adnan sok bijak. Sean memajukan bibirnya kesal.
"Elo bisa ngomong gitu karena lo ngga pernah jatuh cinta,bang",kata Sean dengan wajah cemberut.
Adnan hanya diam. Tapi sorot matanya yang semula terlihat acuh kini berubah sedikit demi sedikit menjadi dingin.
"Udahlah,gue mau balik sekolah aja",kata Sean hendak bangkit dari duduknya. Namun,tangannya sudah terlebih dulu di cekal oleh Adnan.
"Nyerah aja sama perasaan lu,nyet. Kisah yang sama,endingnya juga bakalan sama",kata Adnan dengan wajah serius. Garis wajah Sean berubah tegas lalu ia melepaskan cekalan Adnan.
"Gue bakal buktiin kalo kata-kata elu salah,bang",kata Sean. Ia berjalan keluar dari warnet.
"Serahlah",kata Adnan acuh lalu kembali fokus bermain game di komputer warnet.
🐯🐻
"SATU!"
"DUA!"
"TIGA!"
"EMPAT!"
Barisan kelas 11 IPA 4 sedang sibuk berhitung untuk membagi regu karena hari ini mereka akan berlatih bermain basket pada jam olahraga.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [VSEUL]✔️
Short Story[MENGUMPULKAN NIAT UNTUK REVISI] Gimana rasanya jadi kembaran cowok paling di idolain se-sekolah? Senang kah? Bangga? Atau justru biasa aja? Bagi Sassy,rasanya itu menyiksa. Karena nggak ada yang percaya fakta itu. Mereka ngga percaya bahwa Cecilia...