29. Kawan atau Lawan?

550 104 11
                                    

Gue langsung nyelonong masuk ke kelas 11 IPA 4. Ngga pake permisi. Ngga pake basa-basi. Gue bisa liat anak-anak IPA 4 lagi liatin gue dengan ekspresi bingung.

Gue langsung jalan ke arahnya si Arfian yang sekarang lagi sibuk nulis sesuatu dibukunya,entah apa. Gue liat dari ekspresinya sih,dia belum tau apa-apa.

Gue langsung berdiri disamping meja dia. Diem natap dia. Ngerasa risih sama tatapan gue dia akhirnya nengok.


"Paan?",tanyanya dengan nada ngga minat.


"Gue capek",kata gue.


"Ya terus?",tanyanya ngga peduli.


"Ayo berhenti",kata gue lagi.



"Ha? Berhenti apaan?",tanya Arfian bingung. Sekarang beneran berhenti nulis. Fokus sama gue.



"Ayo jujur"


"Apaan sih,Ses? Gue ngga ngerti"


"Ayo jujur ke semuanya tentang kita"



"Mendadak amat.. Emang ada apaan sih?"




Gue menghela nafas terus ngasih tau sesuatu yang ada di layar hp gue ke dia. Setelah ngeliat itu,ekspresinya langsung berubah. Dia marah.

Arfian berdiri dari kursinya. Narik tangan gue keluar kelasnya.

Dan tentu aja,aksi Arfian ini bikin anak-anak kelasnya makin penasaran sampe-sampe jalan ngikutin Arfian yang mau keluar kelas.





🐰





"Naya?",ulang Jendra bingung. Alisnya tertaut jadi satu. Dahinya terlipat. Ia terlihat kebingungan.



Maura hanya bisa mengangguk-angguk membenarkan ucapan Jendra disela tangisnya yang sesegukkan. Jendra mengacak rambutnya frustasi.

Kenapa berurusan dengan intel.smapan itu selalu ribet sih?




"Lo bilang tadi IPS 3?",tanya Jendra. Sekedar memastikan bahwa ia tidak salah dengar.




Maura mengangguk-angguk dengan lemah. Tangan kanannya masih berusaha menghapus air matanya yang belum surut itu.

Jendra tanpa basa-basi langsung melangkah pergi menuju 11 IPS 3. Membasmi hama yang selama ini mengacaukan hidup kakak-kakaknya.




🐰






"MANA YANG NAMANYA NAYA!?!"





suara itu menggema,memenuhi ruangan kelas 11 IPS 3. Seisi kelas menatap kedatangan Jendra yang tak diduga itu bingung,bahkan ada beberapa yang menatapnya sinis.

Gimana ngga di sinis-in kalo dia tiba-tiba dateng ke kelas orang,ngga pake permisi,ngga pake salam,terus teriak-teriak pula. Ngajak berantem.




"Maksud lo apa?",tanya Jidan yang kini sudah menghampiri Jendra--yang ada diambang pintu kelas 11 IPS 3--dengan tatapan sinisnya.


"Minggir! Gue ngga ada urusan sama lo",kata Jendra tajam. Matanya masih sibuk mencari-cari gadis yang bernama Naya itu.


"Kalo lo ada urusan sama Naya,itu urusan gue juga!",kata Jidan. Jendra menatap Jidan dengan alis yang tertaut bingung. Namun senyumnya miring yang tercetak jelas diwajahnya justru mengisyaratkan ejekan pada Jidan.


"Oh ya? Emang lo siapanya?",tanya Jendra. Kini menggoda Jidan dengan senyuman miringnya.


"Dia temen gue!",kata Jidan percaya diri.




TWINS [VSEUL]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang