Arfian berulang kali mengetuk-ngetuk pensilnya ke arah meja belajarnya. Merasa pusing dan terganggu karena suara berisik dari kamar sebelah.
"DIEM OI! GUE MAU BELAJAR!!",teriaknya nyaring dari dalam kamarnya. Namun suara itu tak kunjung memelan.
Arfian memijit dahinya lelah. Rasanya ia bisa meledak kapan saja saking jengkelnya. Ya,gimana ngga jengkel coba kalo pas belajar Fisika tapi kamar samping berisik karokean. Pingin Arfian sleding rasanya yang ribut itu.
Arfian menyerah. Memilih menutup buku cetak Fisikanya dan berjalan keluar kamarnya yang nyaman. Kakinya langsung menuju kamar sebelah tanpa pikir panjang. Ia mengetuk pintu kayu berwarna cokelat itu sambil menahan amarahnya.
"Sabar,Fian.. Sabar.. Sabar bikin tambah ganteng.. Sabar..",gumamnya lirih berulang kali sambil menunggu pintu itu terbuka. Namun tetap tidak terbuka.
Arfian mencoba sabar dan kembali mengetuk pintu cokelat itu,kini ketukannya bertambah kencang.
Tapi pintu itu tetap tak kunjung terbuka. Cukup sudah, Arfian sudah kehabisan kesabarannya.
Bodo amat.
Arfian ngga peduli lagi.
"BUKA OI!!",teriaknya nyaring sambil mengetuk pintu cokelat itu bringas.
"OI,SES!! BUKAA!!",katanya lagi. Masih dengan nada yang berapi-api.
Namun pintu cokelat itu tidak kunjung terbuka juga. Arfian menghela nafas sebentar lalu kembali mengetuk pintu itu. Kini dengan sepenuh tenaganya.
"BUKA OII!! BUKAA!!!",teriak Arfian.
KLEK
Pintu itu akhirnya terbuka,menampilkan wajah Sassy yang tengah memakai masker dengan dahi berkerut itu.
"Napa?"
"Kecilin suaranya"
"Ha? Apa?"
"Kecilin suaranya"
"Apa,Bay? Ulangin"
"KE-CIL-IN VO-LU-ME-NYA!",kata Arfian mulai ngegas karena sebal.
"Haaa? Apaan sih? Ngga kedengeran sumpah"
Arfian menyerah. Ia membuka pintu kamar Sassy lebar-lebar lalu masuk ke dalam dan mematikan sound system di pojok kamar itu.
"Lohh? Kok dimatiin sih?",protes Sassy yang kini kembali masuk ke kamarnya.
"BERISIK",kata Arfian singkat lalu berjalan keluar kamar Sassy.
🐯🐻
Abay tuh belakangan ini aneh.
Aneh banget malahan.
Dia berubah jadi macan tiap hari bahkan tiap waktu.
Mau pas pagi,siang,sore, bahkan malem,Abay tuh tetep sama.
Tetep galak.
Gue ngga ngerti apa yang terjadi sama dia belakangan ini. Gue bahkan cari tau dari Jendra tentang ini. Tapi tetep ngga ada jawaban.
Dia ngga kalah game.
Klub bolanya juga menang.
Nilai ulangannya naik.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWINS [VSEUL]✔️
Historia Corta[MENGUMPULKAN NIAT UNTUK REVISI] Gimana rasanya jadi kembaran cowok paling di idolain se-sekolah? Senang kah? Bangga? Atau justru biasa aja? Bagi Sassy,rasanya itu menyiksa. Karena nggak ada yang percaya fakta itu. Mereka ngga percaya bahwa Cecilia...