"Bisa jelasin yang di ig?"Neta menghela napas pelan, menyandarkan tubuhnya ke sandaran kursi dekat meja belajarnya.
"Yonghee minta temenin aku, awalnya aku kira dia ngajak aku ke toko buku karena biasanya dia kesana tapi tiba-tiba dia malah ngajak aku dinner ditempat begitu. Lagian kamu liat sendiri kan pakaian aku yang kayak gembel gitu? Kalo direncanain mau dinner aku juga gak bakal pakaian kayak gitu, dan aku juga pasti bilang ke kamu."
"Terus menurut kamu kalau dia ngajak ke toko buku kamu gak perlu bilang ke aku gitu?"
Lagi-lagi Neta menghela napas, "aku bakal bilang, bukannya tadi aku udah ngechat kamu kalau aku mau nemenin Yonghee? Apa kamu gak buka chat aku? Segitu sibuknya kamu?"
Renjun disebrang sana langsung diam bungkam, dia merutuki kebodohannya karena langsung menghakimi Neta begitu saja, dirinya sudah terlanjur emosi saat Jaemin mengetag namanya di akun instagram laki-laki itu.
"Sekarang gini ya Renjun Adelio, kamu sibuk ngelakuin apapun atau pergi kemanapun juga gak pernah ngabarin aku kan? Aku marah? Nggak kan? Terus kenapa kamu marah gini sedangkan aku udah berbaik hati ngabarin kamu dan itu artinya aku masih inget kamu."
Renjun masih diam tak menjawab.
"Lebih baik intropeksi diri kamu sendiri Renjun sebelum nuduh-nuduh aku."
"Net, aku--"
tut.
Neta memutuskan panggilan sepihak, dilemparnya ponsel ke kasur dan kemudian menghempaskan tubuhnya ke kasur. Hari ini cukup lelah dan ditambah lagi Renjun tiba-tiba meneleponnya lalu marah-marah.
Mencoba memejamkan matanya dan menjernihkan pikirannya yang kacau karena Renjun tadi. Namun baru beberapa detik matanya terpejam ponselnya kembali berdering.
Tangannya meraba mencari ponsel yang tadi ia lempar. Setelah ditemukan apa yang ia cari, Neta langsung menyalakannya dan membuka pesan yang ternyata dari Jaemin.
Jaemin
|dimana lo?
|kata renjun angkat telepon
|woi
|p
|p
|p
|p
|pusing nih aing dispam mulu:(Lunetap
bilang aja uda tidur.|Jaemin
|kenapa? ribut lagi?Lunetap
pkir j sndr|Jaemin
|lu kan tau otak gue kapasitasnya kecil:((((
[read 21.43]Menghiraukan ponselnya yang terus berbunyi karena Jaemin, Neta kembali memejamkan matanya.
Sedangkan ditempat lain, Renjun terus mondar-mandir gak jelas karena Neta tidak mengangkat teleponnya. Bahkan Jaemin udah nyerah buat bujuk Neta, kalo Haechan sih jangan ditanya, udah mundur duluan sebelum bujuk cewe itu. Serem katanya kalo lagi mode maung.
Shuhua yang memang sedang menginap dirumah nenek Renjun memandang laki-laki itu bingung. Ya gimana gak bingung, Renjun daritadi mondar-mandir sambil ngomong sendiri, ditanya malah gak jawab.
"Ah iya, Siyeon!" ucap Renjun menjentikkan jari.
Dengan segera dia mencari kontak gadis itu kemudian menekan tombol hijau untuk melakukan panggilan.
"Apaan?!" ketus Siyeon disebrang sana.
"Neta marah sama gue gara-gara gue salah paham, bantuin dong buat bujuk dia."
"Salah paham gara-gara post-an Yonghee kali?" tebak Siyeon.
Renjun mengangguk, walaupun Siyeon tidak melihatnya.
"Iya, tadi gue kebawa emosi jadi ya gitu. Bantuin yaa, please."
"Banci ya lo?! Lo yang bikin dia begitu ya harus usaha sendiri lah! Gue gak mau!"
"Tapi Yeon--"
"Bye!"
tut.
Renjum menggeram frustasi, dilemparnya ponsel ke sofa kemudian dia duduk disebelah Shuhua sambil merutuki kebodohannya.
"Kamu kenapa?"
Renjun hanya menatap Shuhua datar kemudian beranjak dan melangkah ke kamarnya, meninggalkan Shuhua yang menatap punggungnya sendu.
"Segitu bencinya ya kamu sama aku sampai kamu gak mau temenan sama aku."
-[Distance]-
saran donggg, aku update seminggu sekali satu chapter atau dua/tiga minggu sekali tpi double update?
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] Distance✔
Fanfiction-ft huang renjun© #Book2 Menjalin hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah. Sama seperti Neta dan Renjun yang kali ini harus menjalani ujian dalam hubungan mereka dengan LDR. Mampukah Renjun menjaga hati dan kepercayaan yang diberikan Neta? Pun s...