- thirteen -

2.6K 406 11
                                    

Neta baru saja menyelesaikan kelasnya dan seperti biasa, ia berjalan beriringan dengan Jaemin dan Yeji

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Neta baru saja menyelesaikan kelasnya dan seperti biasa, ia berjalan beriringan dengan Jaemin dan Yeji. Dengan Jaemin yang ditengah dan tangannya yang selalu merangkul dua gadis itu. Berasa kayak punya istri dua:).

"Kak Jae!"

Jaemin dan kedua gadis itu mendongak. Yeji dan Neta saling pandang, sedangkan Jaemin menatap datar gadis yang tadi memanggilnya.

"Apa?"

"Aku mau ngomong kak,"

"Silahkan,"

"Tapi gak disini kak, ini tentang hubungan kita."

Jaemin melepas rangkulan pada Yeji dan Neta kemudian menatap gadis dihadapannya tajam.

"Kita udah selesai, Minju Fesya! Jadi gak ada lagi yang harus diomongin." ucapnya dingin kemudian pergi meninggalkan ketiga gadis tadi.

"Itu Jaemin? Seriusan?" tanya Yeji yang terkejut dengan perubahan nada bicara Jaemin.

Neta mengedikkan bahu, "dia emang gitu kalo udah benci orang," ucapnya kemudian beralih pada Minju.

"Nanti gue coba omongin sama Jaemin." lanjutnya kemudian pergi menyusul Jaemin.

Yeji yang masih bingungpun mengikuti temannya.

Sesampainya mereka di parkiran, ternyata bukan hanya Jaemin yang berdiri didepan mobil Neta namun semua teman-temannya juga.

"Kenapa nih? Tumben ngumpul disini." ucap Yeji.

Neta diam menatap temannya satu persatu yang memasang wajah khawatir.

"Bunda lo masuk rumah sakit, ayo ke RS." ucap Jaemin.

Neta diam mematung, padahal tadi pagi dia lihat bundanya sehat-sehat saja, bahkan masih bisa tertawa. Tapi kenapa tiba-tiba dia mendapat kabar menyakitkan seperti ini?

Melihat Neta yang masih diam tak bergeming ditempat, Jaemin menyambar kunci mobil yang gadis itu pegang, membuka pintu mobil dan mendorong pelan Neta untuk masuk kedalam mobil.

"Kalian nanti nyusul aja." ucapnya pada teman-temannya kemudian masuk kedalam mobil.

Melajukan mobil dengan kecepatan tinggi agar bisa cepat sampai dirumah sakit, sedangkan Neta sudah menangis terisak disebalahnya sambil memanggil nama Bundanya.

Dengan rasa khawatir Jaemin menambah kecepatan laju mobilnya. Dia khawatir pada Neta yang terus-menerus menangis dan juga Bunda Neta yang ia sudah anggap Bunda sendiri yang sedang berjuang di Rumah Sakit.

Sesampainya di Rumah Sakit Neta langsung berlari menuju ruang UGD tempat dimana bundanya ditanganin tanpa memperdulikan Jaemin yang masih didalam mobil.

"Kak Jaehyun!" panggilnya pada Jaehyun yang sedang diam dengan pandangan kosong.

Dengan cepat Neta menghampiri Jaehyun dan memeluknya erat, meskipun mereka sering bertengkar hanya Jaehyun lah yang dapat menenangkan dirinya walaupun hanya dengan pelukan.

"Bunda gimana?" tanyanya pelan.

Ayah Neta yang daritadi diam langsung menghampiri putrinya dan mengusap lembut surai Neta.

"Kita doain aja supaya Bunda baik-baik aja."

Neta melepas pelukannya dan menatap Ayah dan Istri juga anaknya dengan tajam.

"Pergi kalian! Dari awal kalian milih buat tinggal dirumah kami semuanya jadi berantakan! Pergi kalian! Saya gak butuh kalian disini!!"

"Neta!" bentak Jaemin yang baru saja sampai.

"Pergi! Kamu juga!" tangannya menunjuk sang ayah.

"Gak punya malu?! Udah ninggalin bunda saya dan tiba-tiba datang lagi dengan keluarga barunya! Buat apa hah?!"

Rose memberi anaknya pada Jaemin kemudian dia menarik Neta kedalam pelukannya.

"Tenangin diri kamu ya, jangan buat keributan dirumah sakit." ucap Rose seraya mengusap lembut surai Neta.

"Dia penyebab semuanya kak!" kemudian melepas pelukannya dan kembali menatap keluarga sang ayah.

"Pergi! Kamu gak ada hubungan apa-apa lagi dengan Bunda saya. Jadi jangan muncul dikehidupan kami lagi."

Ayah Neta menatap sang putri sendu, mencoba meraih lengan Neta namun dengan cepat ditepis oleh gadis itu.

"Ayah ini masih ayah kamu Neta. Ayah sama Bunda masih sah jadi suami istri, surat perceraian yang dibuat bunda kamu itu palsu. Ayah tau ayah salah, tapi ini semua kecelakaan yang gak ayah sangka. Tolong maafin ayah Neta..."

Neta mengalihkan pandangannya, "saya gak menerima alasan apapun. Pergi kalian!"

Belum sempat mengatakan sesuatu, Dokter keluar yang membuat semua yang daritadi menunggu langsung menghampirinya.

"Gimana bunda saya dok? Baik-baik aja kan?" tanya Neta lebih dulu.

Dokter menghela napas, "maaf, saya sudah berusaha tapi..."

"Bohong! Dokter pasti bohong! Bunda saya baik-baik aja kan dok?!"

"Tuhan lebih sayang bunda kamu, jadi maaf, saya tidak bisa menyelamatkannya."

"BRENGSEK!"

Neta langsung menerobos masuk, memeluk tubuh sang Bunda yang sudah tidak bernyawa. Menangis hebat dan menggumamkan nama bundanya.

"Neta..."

Neta menoleh sebentar kemudian kembali memeluk bundanya dan terus menerus menyuruh sang bunda membuka mata.

Siyeon, Hina dan Seoyeon yang ada didalam ruangan hanya menghela napas pelan kemudian melangkah menghampiri Neta.

"Jangan nangis, bunda disana pasti sedih kalau liat anaknya nangis. Yang kuat ya?" ucap Hina seraya mengusap bahu gadis itu.

"Tuhan lebih sayang Bunda Net, ikhlasin ya? Jangan kayak gini, jangan bikin bunda kesiksa disana." lanjut Siyeon.

"Bunda udah ketemu Jinyoung, anak kesayangannya. Disana pasti Jinyoung jaga Bunda." timpal Seoyeon.

Mendengar nama Jinyoung tangisan Neta semakin menjadi, dia memeluk erat bundanya dan mengumamkan kata sayang untuk sang bunda kemudian mencium kening sang bunda cukup lama.

"Baik-baik disana Bunda, salam buat Jinyoung. Bilang, aku rindu." ucapnya kemudian mencoba tertawa.


-[Distance]-



maap yaaa kalo jelekkkk dan ga memuaskaaann:(((

btw mau double up tidaaa??

tembus like 20 doloooo wkwkwk

[2] Distance✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang