Seluruh murid di kelas 2.B menerima hasil mereka, belum dapat dibuka. Semuanya dengan kuat memberi pengamatan pada surat yang masih tertutup itu.
"Nah, apa yang kalian tunggu? Kalian bisa membukanya." Ucap Nikkari dengan senyumannya.
Menatap masam pada lembaran yang ada. Yamanbagiri dan Mikazuki mulai memperhatikan reaksi Hizamaru.
Hampa, ruangan kosong.
Hizamaru menatap nya dan berdiam, selanjutnya menggertak giginya kuat dan membanting meja miliknya.
"Aku bukan omega. Data ini salah!"
"Hizamaru! Tunggu dulu"
Nikkari tidak dapat menahan pelarian Hizamaru yang saat ini telah meninggalkan kelas.
"Tidak, a-aku bukan, ini salah"
Hizamaru meringkuk ketakutan. Di taman itu dengan pohon rindang yang menyembunyikan dirinya dari suatu sisi.
"Apa yang kau lakukan?"
Hizamaru melompat dengan cepat, kehadiran orang tak dikenalnya itu sangat tidak terduga.
"Kau juga sedang apa? Kita memiliki urusan sendiri" Hizamaru kembali meringkukan tubuhnya.
"Bersembunyi"
"Aku juga, apa kau juga bermasalah dalam hasil tes mu?"
"Itu telah kulakukan tahun lalu, Ookurikara"Hizamaru dengan cepat menempelkan dirinya pada pohon, memasang waspada bahwa orang itu adalah Alpha.
"... hasil tes yang tidak kau inginkan?"
"..."
Ookurikara hanya berdiam dan bersama duduk di dekat Hizamaru.
"Menurutmu apa jenisku?" Hizamaru menatap dengan dia yang biasanya.
"Omega"
"Alasanmu?" Hizamaru mengerutukan alisnya kebingungan.
"..."
"Kau pendiam, setidaknya jawablah. Aku kesusahan"
"Aku juga omega"
Hizamaru menatap Ookurikara. Dia terlihat kuat, tentu dia adalah Alpha dalam pikirannya.
'Dia sama denganku'
Hizamaru kembali meringkuk dan mencoba mengambil kendali dirinya. Apa sia sia? Dia tetap tidak tenang.
"Hizamaru" Suara itu, tentu dikenal baik dengan Hizamaru.
"A--anija.. anija, anija!!!!"
Hizamaru membuka kedua tangannya, jerami yang penuh getaran dan suara yang serak. Higekiri tidak dapat menahan untuk tidak memeluknya.
"Yoshi.. yosh.. tidak apa"
"Anija, hiks... uukh.. haaa.. aa. Haaa... hiks"
Ookurikara menundukkan wajahnya dan pergi membaca situasi mereka. Higekiri tetap mengelus punggung adiknya itu.
"Nikkari-sensei menceritakan padaku. Ini hal yang berat untukmu bukan? Tidak apa. Menangislah."
"Haaa.. hiks.. aani haa.. jaa.."
Terlelap dalam rindang. Higekiri menatap seolah mata elang. Tenggelam. Mencium pelan bibir merah itu, menghirup feromon yang ada.
¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥
Dua minggu berlalu, Hizamaru mulai menerima dirinya. Meminum obat yang diterima sekolah dan mendengar bimbingan dalam mengatur dirinya. Disiplin, ketat, dan tanpa kesalahan. Hizamaru menjadikan dirinya tidak mendapatkan heat nya sama sekali. Dia sangat menundanya sedemikian mungkin.
Hizamaru mulai menjaga jarak pada Higekiri. Dia adalah Alpha. Hizamaru tidak ingin jika heatnya ada dan hal itu merepotkan dirinya.
"Anija! Pergilah, aku memiliki tumpukan latihan"
"Hee-- Hiza, berapa kali kau menghindari ku? Tenanglah, aku tidak akan mendorong feromonku padamu"
Higekiri mulai mendekati Hizamaru. Secepat mungkin juga jawaban ada, dia berdiri dan memojok.
"Kumohon, pergilah"
"Ck! Bukannya ini sudah cukup. Aku menahannya dalam beberapa hari terakhir, tidak untuk saat ini"
Higekiri menarik paksa lengan itu, membuat pemilik menjadi panik dan mencoba untuk terus menolak.
"Anija! Kau memaksa! Anijaa!!"
Bruuk
"Hiza, maaf"
Higekiri mulai mencium bibir itu dengan paksa. Hizamaru membuka matanya lebar. Tidak sempat menolak, permainan lidah Higekiri membuat air liurnya berada di sela bibirnya.
"A--anija"
"Jika kau ketakutan, mungkin menandaimu tidak buruk" Higekiri menatap tajam pada lawannya, itu adalah kekuatan Alpha. Hizamaru mulai lemas karenanya.
Hizamaru mulai menendang bebas kakinya, mendorong tubuh kekar itu. Penuh dengan kekuatan.
"Aakh.. sakit.. tenanglah.. Hizamaru, waa.. akh. Hei!!" Higekiri menangkap kedua tangan Hizamaru.
"Pergi"
¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥¥
"Pfft.. hahaha.."
"Apa itu reaksi mu setelah sebulan menghilang?" Higekiri menatap malas Shokudaikiri.
Berbagai kejadian yang terjadi, Higekiri dengan rinci menceritakan ulang pada Shokudaikiri.
"Haaa... tumpukan cerita menggelikan"
"Hooi!!"
Beberapa rapat dilakukan untuk hal ini. Pada akhirnya, Ishikirimaru memutuskan agar Higekiri berbincang pada Alpha dominan dewasa. Saat ini sedang mereka lakukan di suatu ruangan.
"Kapan kau akan menemuinya? Mate mu" Higekiri diam menunggu jawaban.
"Hari ini, setidaknya berbincang dengannya cukup lama. Dia menyadari keberadaanku. Kita bahkan belum bertemu, sikapnya sudah menghindari, merepotkan bukan?"
"Mate mu benar siswa sama denganku? Huwaa, pedofilia"
"Jaga ucapanmu padaku. Benang merah inilah yang ada. Jaa, Higekiri"
#######################
Dilain tempat, rindang dan nyaman. Kedua orang belajar bersama. Ookurikara selalu unggul dalam pelajaran, Hizamaru belum memenangkan hasil ujiannya.
"Nilaiku 94 dalam matematika!"
"96"
Hizamaru mengacak cepat rambutnya. Dia benar tidak melihat celah dalam kakak kelasnya itu.
"Ookurikara-san, aku mau kau belajar denganku. Kita makan dan belajar." Ookurikara menatap malas pada Hizamaru, dia memiliki adik kelas yang bahkan tidak mengeluarkan nada tanya.
"Setidaknya bertanya dulu. Sikapmu itu.."
Seketika merasa sengatan, Ookurikara membuka matanya lebar, namun mencoba untuk tenang.
'Dia disini'
Membereskan makanannya, mendapat ijin dari Hizamaru. Segera dan secepat mungkin meninggalkan tempat. Ookurikara mulai mengambil jarak.
'Tidak biasa, dia benar mencariku. Feromon yang kuat'
Berlari di lorong, dia harus sampai pada lantai tiga. Menggertakkan giginya, penuh keringat.
"Hei, sudah cukup untuk lari."
Suara berat yang mengintimidasi, menarik kuat pergelangan Ookurikara. Selanjutnya tidak tertulis, buram dan hitam. Sang dominan sedang menjatuhkan tinta.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Omega [HigekiriXHizamaru] Touken Ranbu
RandomAlpha Beta Omega, Higekiri menguasai seluruhnya, dia menginginkan Hizamaru. Seorang Omega yang dengan sigap mengatakan dirinya Alpha. Perjuangan dimulai Higekiri dalam menaklukkan omega-nya. Bagaimana dengan lainnya? Pertandingan sengit dan tajam...