Ookurikara sontak memperhatikan siapa orang dihadapannya. Yagen, kembali menyusuri pandangannya, Ookurikara menjadi lebih tenang mengetahui hanya Yagen yang bersamanya.
"Apa..."
Yagen tidak dapat menyelesaikan ucapannya. Ookurikara langsung beranjak berdiri menarik kerah Yagen. Mata emasnya mengeluarkan perasaan amarahnya. Dengan keras mendorong Yagen, suara keras terdengar jelas saat Yagen terkena meja yang berada tepat dibelakangnya.'Pergi... pergi... tinggalkan aku sendiri'
"Keluar... tinggalkan aku"
Yagen merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Perlahan bangkit, Yagen memutuskan untuk menuruti Ookurikara. Pergi meninggalkan Ookurikara yang masih berdiri memperhatikan Yagen.
—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·
"L-lukamu sepertinya parah" Shokudaikiri memalingkan wajahnya tepat saat Yagen menggertak.
"Shokudaikiri..."
Shokudaikiri tersenyum ringan dan memasang wajah riangnya. Berpura-pura tidak mengerti. Wajah yang dibuat polos itu membuat Yagen merasa diremehkan.
Bertahun-tahun dia menjadi dokter pribadi Shokudaikiri. Yagen mengetahui semua tingkah Alpha dominan itu. Senyuman itu jelas palsu, Yagen menyeringai karena itu.
"Shokudaikiri... menurutku permasalahan Omega mu memiliki solusi yang jelas."
Mendengar hal itu, Shokudaikiri memasang dengan baik pendengarannya. Yagen tetap dengan tenang melanjutkan penjelasannya.
"Kau yang perlu menyelesaikannya sendiri, kau yang berbicara dengan Ookurikara. Itu solusi dan masalah selesai. Sekarang, aku hanya perlu pergi meninggalkan kalian berdua, laporanku menumpuk saat ini. Jaa.."
Aura kemenangan terpancar pada Yagen. Melambaikan tangannya meninggalkan Shokudaikiri.
Tidak dapat dielakkan. Walaupun sedikit ego untuk melampiaskan amarahnya pada Shokudaikiri, Yagen tetap mengatakan hal yang benar. Dia sendiri yang harus berbicara pada Ookurikara.
—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·—·
Di ruangan tidur Shokudaikiri, Ookurikara mencoba tetap tenang. Menahan rasa sakit pada seluruh tubuhnya. Saat menatap pantulan cermin diruangan itu. Dia dapat melihat dengan jelas kissmark di setiap sudut badannya.
"Bagaimana keadaanmu?"
Shokudaikiri tidak memperdulikan tatapan tajam itu dan bersikap lembut untuk lebih mendekatkan jaraknya. Ookurikara dengan cepat memberi jarak kembali, tubuhnya dengan cepat mundur di tempat tidur.
Semakin dekat, dan Ookurikara terjebak di antara dinding di sisi lain tempat tidur. Suara nyaring kasur terdengar, menandakan seorang sedang naik di kasur itu. Shokudaikiri menggunakan lututnya untuk mendekat.
Wajah Alpha itu tetap tenang. Berbeda dengan sang Omega, ingatannya jelas tertuju pada malam dimana dia berada di bawah Alpha itu dengan paksaan menerima sex yang panas.
"!!!a-apa?! Turunkan aku!!"
Ookurikara segera berteriak saat Shokudaikiri mencoba untuk membawanya. Tangan besar itu mengangkat tubuh Ookurikara untuk masuk dalam dekapannya. Shokudaikiri mengangkat Ookurikara dan membawanya ke kamar mandi. Disana, Shokudaikiri mencoba membilas Ookurikara, namun penolakan terus dilakukan.
"Aku bisa sendiri!"
Splash!!
Ookurikara yang sudah di dalam bathup mengguyur basah Shokudaikiri, baju yang dia kenakan sudah basah kuyup.
"Haa.. lihat tingkah kucing liarmu ini..."
Semburan merah memenuhi wajah Ookurikara. Benar, dia bertingkah kekanakan, menyadari hal itu, dia mencoba untuk megambil sikap diam dan menahan rasa malunya.
'Dia kembali terbiasa denganku'
"Maaf, aku tidak memberitahu semuanya dengan jelas. Jadi, kita bicarakan setelah ini"
Ookurikara terkejut dengan pernyataan Shokudaikiri. Hal itu membuatnya menjadi lebih tenang. Tidak memberi jawaban apapun, Ookurikara hanya memalingkan wajahnya.
Shokudaikiri tersenyum ringan melihat hal itu. Secara tidak sengaja, suatu ide muncul di pikirannya. Shokudaikiri membuka pakaiannya dan masuk ke bathup. Ookurikara tidak berhasil menahan badan kekar itu dan kalah.
"Sempit!!"
"Hahaha... Tapi ini sangat nyaman... Tubuhmu hangat..."
Ookurikara semakin kesal saat pelukan erat diterimanya. kedua tangan Shokudaikiri memeluknya erat, dia juga menikmati aroma Ookurikara dan bermain dengan bagian lehernya.
"Apa kau ingat saat aku menandaimu?"
Ookurikara terdiam saat pertanyaan itu terdengar dengan nada yang rendah. Shokudaikiri mengangkat tangan Ookurikara dan menyatukan telapak tangannya bersama, perbedaan ukuran yang menunjukkan Alpha dan Omega. Ookurikara melihat dengan gelap.
'aku tidak mengingatnya... saat itu...'
"Ookurikara... beberapa minggu ini, kau selalu masuk dalam heat mu. Sifatmu berbeda, dan setelahnya melupakan semua kejadian itu. Yagen yang membuat semua laporan..."
Ookurikara tetap mendengarkan semua hal yang dikatakan Shokudaikiri. Setiap pernyataan yang keluar sangat mengejutkan dirinya. Tidak ada keraguan dan mengungkap semuanya.
Terakhir adalah tentang beberapa barang berbahaya yang ditemukan Ookurikara. Shokudaikiri membuat perjanjian diantara mereka. Pada waktu yang tepat, dia akan memberitahu dengan jelas pekerjaannya. Untuk saat ini, 'Yakuza' adalah satu pernyataan singkat yang keluar dari Shokudaikiri.
"Aku... mengerti"
"Eeh?"
Shokudaikiri terdiam sejenak saat mendengar jawaban singkat itu. Sesuatu mengisi hatinya, dia merasakan aliran ketenangan terus memenuhinya. Segera dia memeluk Ookurikara lebih erat.
"Senangnya.... Omegaku sangat menggemaskan... Ookurikara..."
"Kau harus meminta maaf! pada Uguisumaru-san"
Shokudaikiri menjawab dengan pasti dan kembali bersikap riang. Ookurikara juga kembali bersikap pasrah saat Shokudaikiri mengajaknya berbicara tanpa henti.
............
"Ookurikara-san, selamat pagi"
Uguisumaru menyapa Ookurikara yang baru saja selesai mandi, mungkin juga bermain dengan meladeni bayi raksasa yang berhasil membuatnya kesal. Ookurikara berbaring ditempat tidurnya, seluruh badannya masih lemas, Shokudaikiri membantunya untuk kembali istirahat. Badannya terasa lebih segar dan bersih. Kain kasur juga sudah diganti dengan yang baru oleh Uguisumaru.
"Aku menyiapkan bubur untuk sarapanmu, minum obat ini juga”
Ookurikara menyantap bubur hangatnya dengan pelan. Situasi saat ini menjadi lebih canggung. Ookurikara segera mengalihkan pandangannya saat Uguisumaru tersenyum padanya.
“Shokudaikiri-sama sudah pergi, apa daritadi anda mencarinya?” Ookurikara semakin canggung saat pertanyaan itu dilemparkan padanya. Uguisumaru tertawa ringan melihat reaksi yang menarik untuknya.
“Aku juga memiliki beberapa pekerjaan… Ookurikara-san, jangan lupa untuk meminum obatnya”
Uguisumaru beranjak dari duduknya, berjalan keluar. Saat gagang pintu dibuka, Uguisumaru memalingkan wajahnya. Ookurikara tidak dapat melihat dengan jelas raut wajahnya. Namun, dirinya terkejut saat Uguisumaru menunduk padanya.
“Terima kasih”
Ookurikara mengetahui dengan baik, Shokudaikiri memenuhi permintaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Omega [HigekiriXHizamaru] Touken Ranbu
RandomAlpha Beta Omega, Higekiri menguasai seluruhnya, dia menginginkan Hizamaru. Seorang Omega yang dengan sigap mengatakan dirinya Alpha. Perjuangan dimulai Higekiri dalam menaklukkan omega-nya. Bagaimana dengan lainnya? Pertandingan sengit dan tajam...