Hizamaru yang merasakan feromon itu terbangun dengan cepat. Dia melihat Higekiri dengan terengah, namun tidak payah.
"Pergi!!"
Higekiri tetap mendekat, dia telah mempersiapkan dirinya. Dengan kuat menjatuhkan Hizamaru kembali berbaring dalam kasur. Mencoba untuk menangkap celah.
"Anija, henti.. berhenti.. haaa.. aah.. haa.."
Hizamaru semakin lemas, kekuatannya menurun entah dengan apa. Dia bahkan tidak dapat menggerakkan tubuhnya sedikitpun.
Higekiri melumat bibir kemerahan itu, tetap membuka matanya, memperhatikan alis yang menutup rapat penglihatannya. Semakin dalam, tangan Higekiri mulai membongkar pakaian Hizamaru.
"Mmh.. aahh... TIDAK!!"
"Diam"
Hizamaru menghentikan tindakannya dalam hal apapun. Dia merasa harus meminta ampun. Dirinya mulai ketakutan.
"Kau milikku, aku menguasaimu, turuti semuanya, jangan berjuang, Hizamaru"
Higekiri kembali memulai nafsunya. Terengah-engah, dan melihat sekilas leher putih dan bersih, tanpa tanda kepemilikan. Mendekati dengan perlahan, taring nya sudah bergerak dalam tujuannya, Hizamaru yang menyadari hal itu dengan cepat membenturkan kepalanya bersama Higekiri.
Hizamaru mengambil celah dalam ruang, namun terhalang. Tidak bisa lama lagi, Higekiri memanfaatkan buahnya, ini kesempatannya.
"Aah.. Aaakh!!! Huaaa!! Aah.. hiks.. tidak.. hiks.. uukh"
'Panas. Sakit. Menakutkan. Semua, seluruhnya'
Higekiri yang mendengar hal itu tidak mengambil iba. Dia masih tetap dalam, menunggu tanda muncul. Sedangkan Hizamaru hanya dapat berteriak kesakitan, merasakan panas di seluruh tubuhnya.
Crash..
Taring itu keluar menyisakan darah yang melimpah. Namun selanjutnya, kembali tertutup dan darah itu membentuk pola bunga yang kembali menusuk rasa sakit Hizamaru.
"A-aku berhasil. Hizamaru, Hizamaru"
Higekiri dengan cepat memperbaiki posisi mereka yang asal akibat perlawanan pertama, Higekiri mengangkat wajah itu untuk berhadapan dengannya.
"Haaa... aah.. anija.."
Wajah erotis, bibir kemerahan dan lesung yang memerah. Hizamaru masih dalam heatnya.
Higekiri melumat bibir itu, menjatuhkan badannya dalam kasur. Membuka baju miliknya sendiri, mendekat lagi pada leher omeganya.
"Indah"
Higekiri mulai memasukkan satu jarinya, memperhatikan reaksi Hizamaru. Dia menikmatinya, meremas lengan Higekiri.
"Hizamaru, aromamu... aku menyukainya. hmm? kau juga menyukai aromaku?"
Hizamaru hanya diam memeluk leher Higekiri, mencium leher itu dalam. Terkadang mencoba untuk memberi kissmark yang sebenarnya hanya gigitan asal yang membuat deretan gigi muncul di leher Higekiri.
"Hahaha.. kau tidak bisa menandaiku dengan cara itu. Hanya Alpha yang bisa."
Higekiri menarik keluar jarinya, mempersiapkan miliknya. Hizamaru tetap memeluk erat leher itu.
"Hizamaru"
"Aaah.. akh.. haa.. haa.."
Higekiri melakukannya secara perlahan, darah mulai mengalir dari dalam Hizamaru. Ini pertama baginya, tentu sangat sulit menerima, bahkan Higekiri adalah Alpha dominan. Omega yang lemah hanya akan kehilangan kesadarannya.
Mereka terus melakukannya, heat Hizamaru semakin melemah, namun Higekiri masih dalam stamina awalnya. Memutar tubuh itu, mengganti posisi mereka, dan memulainya lagi. Higekiri diluar alam kesadarannya juga, dia tidak dapat mengontrol baik dirinya.
"Sudah... akh.. haa..."
"...Hizamaru, hizamaru"
Nama itu terus keluar dalam bibir Higekiri, dia tidak dapat berhenti. Hizamaru menangis, dia kelelahan, malam sudah datang. Kesadaran Hizamaru mulai menghilang.
############
Cahaya memberi rasa tidak nyaman pada Hizamaru. Sedikit berkedip dan mulai sadar. Dia mencoba mengumpulkan seluruh jiwanya. Dia mulai mengingat semuanya.
"Hizamaru..."
Higekiri menatap dalam sosok yang masih berbaring itu. Memberi fokus pada lehernya.
Hizamaru sadar, jika dia telah memiliki tanda. Dia tidak bisa melupakan seluruh kegiatan intim mereka.
"Mulai kapan mengingat namaku? Memanggil ku berulang-ulang..."
"Kau omegaku, aku diatasmu, kau begitu berani menentang ya?"
"Anija.."
Higekiri melihat dengan tajam, ini keharusan, dia tidak akan membuat pasangannya memandang lemah dirinya.
Higekiri bergerak, Hizamaru dengan cepat menutup matanya, namun tidak terjadi apa-apa. Higekiri meninggalkannya di ruang kesehatan itu.
"Hi-hizamaru, aku masuk" ucap dari luar ruangan setelah beberapa waktu kepergian Higekiri.
Nikkari berjalan masuk kedalam, duduk tepat di sebelah muridnya. Tersenyum miris melihat tanda yang belum ada sebelumnya.
"Aku tidak mengerti, karena kau tahu. Ishikirimaru dan aku adalah pasangan. Dia hanya Alpha biasa. Tapi.. kita berdua sama adalah omega. Kau boleh bersandar" ucap Nikkari memeluk Hizamaru.
"Di--dia membuatku takut.. feromon itu... aku dalam heat tapi aku mengingat semua kejadiannya. Dia memaksa, dia.. aku tidak.. tidak bisa.. tidak seperti ini.." Hizamaru memegang erat kepalanya, mulai kehilangan kendali, menggali ingatan sedalam mungkin.
"Dia alphamu, kau harus percaya padanya"
Hizamaru yang mendengar hal itu mulai teringat dengan suatu hal.
"Ookurikara.. Nikkari-sensei.. Ookurikara-san, dia pergi bersama seseorang, dengan paksaan, dia yang membuatku heat." Nikkari yang mendengar hal itu hanya kebingungan sendiri.
'Omega milik Alpha dominan belum memiliki tanda sekali pun tidak dapat mendapat heatnya dari orang lain, apa Hizamaru..'
"Apa Hizamaru.. tunggu, Ookurikara? Dia dikelas 3 itu?!"
Nikkari tidak mendapatkan balasan dari Hizamaru. Hanya dapat melihat tatapan keyakinan.
'Higekiri dia.. bekerja sama'
"Aku akan melaporkan ini."
Hizamaru mengangguk lemah dan membiarkan Nikkari pergi. Dia juga tidak bisa membiarkan temannya terjebak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Omega [HigekiriXHizamaru] Touken Ranbu
RandomAlpha Beta Omega, Higekiri menguasai seluruhnya, dia menginginkan Hizamaru. Seorang Omega yang dengan sigap mengatakan dirinya Alpha. Perjuangan dimulai Higekiri dalam menaklukkan omega-nya. Bagaimana dengan lainnya? Pertandingan sengit dan tajam...