20

571 42 4
                                    

Sunyi, Ookurikara tidak dapat berhenti memperhatikan kertas yang digenggam erat oleh Hizamaru. Hizamaru juga sama halnya, di tengah pohon rindang, mereka duduk bersama. Ookurikara yakin jika Hizamaru meragukan apa yang dia lakukan. Mereka juga terhitung cukup lama bersama sejak kenaikan kelas. Hizamaru tidak pernah sekalipun melakukan sesuatu di luar pengetahuan Higekiri.

“Ookurikara-san, aku akan membaca ini sendiri… ja-jadi maaf, aku pergi dulu…”

Hizamaru segera beranjak pergi, Ookurikara tidak memiliki kesempatan untuk mencoba bicara padanya. Memandang Hizamaru yang berlari menuju kerumunan, sekarang tinggal dirinya yang duduk sendirian. 

Kembali pada formulir yang dibagikan Ishikirimaru. Ookurikara juga memutuskan untuk pergi menemui Ishikirimaru. Selama dirinya berjalan, Ookurikara tidak menemukan Hizamaru di beberapa sudut tempat yang dilewati.

“kau tidak bersamanya?” Ookurikara terkejut mendengar suara itu. Tanpa disadari, Higekiri sudah menepuk pundaknya, mereka berjalan bersama.

“…Iya, Hizamaru sekarang memanggil temannya” Ookurikara mencoba bersikap setenang mungkin, ini sangat membuatnya kebingungan. Dia harus mengalihkan Higekiri. Jawaban yang dia berikan juga biasa, tidak ada yang perlu dicurigai.

Higekiri mengangguk, pada akhirnya, mereka kembali berpisah. Teman kelas Higekiri memanggilnya. Ookurikara merasa kawatir, tetap dia tidak mengetahui apa Higekiri mencari Hizamaru.

‘aku harus mencarinya setelah ini…’

_._._._._._._._._._._._._._.

Di suatu ruangan, Ishikirimaru membaca formulir yang diberikan Ookurikara. Tetap, Ookurikara belum mengisi pertanyaan yang ada. Mereka duduk berhadapan, Ishikirimaru membuka pembicaraan.

“Nilai dan prestasi yang kau miliki cukup baik. Kau memiliki banyak luang, apa tidak ada yang membuatmu termotivasi dalam satu jurusan?” Ishikirimaru mengeluarkan beberapa iklan dari universitas. Ookurikara melihatnya tanpa minat.

“Aku ingin langsung mengambil pekerjaan” Ishikirimaru yang mendengar hal itu mencoba untuk tetap membujuk.

“sangat sulit mencari pekerjaan dengan lulusan menengah atas…” Ishikirimaru mengembalikan kembali formulir Ookurikara, bersamaan dengan beberapa brosur universitas.

"Aku ingin kau mendiskusikannya dengan Shokudaikiri"

Hal itu yang paling besar untuk dikatakan. Ookurikara dengan mudah menebaknya. Ishikirimaru tentu akan memantau dirinya, dia mengetahui pemikirannya.

"Ya... aku cukup mengenalnya, dia tidak akan memberimu izin untuk itu. Alasanmu memilih pekerjaan karena permasalahan keuangan bukan..."

Benar, tidak pernah sekalipun Ookurikara memiliki motivasi untuk mencari impiannya. Dia hanya tertuju pada adiknya Taikogane, dia perlu  memenuhi kebutuhannya. Hanya sekedar itu, tidak lebih.

"Mungkin perubahan ini cukup mempengaruhi mu... tapi saat ini kau harus menerima jika Shokudaikiri mengambil tanggung jawab untuk kebutuhanmu"

Tanggung jawab, Ookurikara memandang suram formulir dan brosur yang diserahkan padanya. Tidak mungkin, dia tidak ingin membicarakannya. Lagi pula ini hanya formulir dengan bentuk seperti kuesioner, dia hanya perlu mengisinya dan masalah selesai.

"Ah... aku juga sudah memberi pesan pada Shokudaikiri. Jadi tidak perlu lagi kebingungan untuk memulai pembicaraan kalian."

"..." Ookurikara mulai menyesali pemikiran liciknya. Ishikirimaru berhasil membacanya. Sejak kapan dirinya angkat bicara? Ishikirimaru selalu membuka suara dan menjawab semua yang ada dipikirannya! 

"Baik.. permisi.."

"Haaa..." Ookurikara berjalan keluar. Dia tidak memiliki pilihan lain, juga tidak dapat merahasiakan formulir tersebut pada Shokudaikiri.

'Hizamaru... aku harus mencarinya...' Mencoba untuk mengalihkan pikirannya, Ookurikara mulai mencari keberadaan Hizamaru. Seharusnya dia tidak jauh dari taman itu, atau mungkin dia ada di kelasnya.

._._._._._._._._._._._._._._._

Tepat, di antara kedua tempat yang diperkirakan Ookurikara. Hizamaru saat ini berada di kelasnya. Duduk berdiam diri, dia sudah selesai membacanya. Ookurikara juga melihat Yamanbagiri dan Mikazuki duduk bersamanya.

"Hi-hizamaru, mungkin orang sepertiku tidak pantas mengatakannya.. ta-tapi Higekiri pasti mempunyai alasannya sendiri.. ya kan... Mikazuki"

Ookurikara mencoba untuk masuk dalam pembicaraan, mengambil satu kursi yang berada di depan Hizamaru. Mereka duduk melingkar.

"..."

Tidak ada lanjutan ataupun jawaban setelah Yamanbagiri berbicara. Kehadiran Ookurikara tidak mendapatkan respon pada Hizamaru, pikirannya terlihat berantakan. Ookurikara dapat menebak dengan hasil yang ada, Higekiri adalah alpha dominan.

"Alasan apa?! aku tidak pernah menyembunyikan sesuatu pada anija!!" Seluruh murid yang ada di ruangan terdiam, suara Hizamaru membuat mereka tertuju padanya.

Hizamaru menunduk malu, isakan pelan terdengar setelahnya. Ketiganya saling bertatapan, Yamanbagiri tidak memiliki keberanian untuk berbicara lagi. Ookurikara juga tidak memiliki kepandaian untuk memberi pencerahan. Mikazuki juga ikut terdiam.

"Alpha dominan... apa itu!!!" Hizamaru mulai berasumsi, Higekiri sudah lama menyembunyikan jenisnya. Dia sudah mendapatkan beberapa bacaan tentang hal itu. Sejak mengetahui keadaannya dan Ookurikara. Itu cukup membuatnya janggal. Air matanya tidak berhenti keluar, dia pernah membaca jika sang dominan sudah dapat mengetahui jenis mereka dengan baik, tanpa melakukan tes, di pendekatan masa remaja.

Hizamaru segera mengusap wajahnya, merasa sangat kesal mengetahuinya. Dia tidak memiliki niat untuk berbicara, dia perlu waktunya sendiri. Meninggalkan kelasnya, berlari keluar kelas. Yamanbagiri sudah mencoba memanggil Hizamaru, dia cukup cepat.

"Ookurikara-senpai, Mikazuki juga.. kita perlu mengejarnya!!"

Alpha Omega [HigekiriXHizamaru] Touken RanbuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang