Ookurikara membuka pelan matanya. Menampilkan atap yang menjulang tinggi. Secepat mungkin mencoba untuk bangkit.
"Dimana?"
Sekali lagi mencerna, memandang tumpahan mawar di sekitar ranjang, aroma lilin. Ruangan bernuansa lawas.
Ookurikara mulai masuk dalam kesunyian. Menatap tajam pada setiap celah dan secepat mungkin berlari pada tujuan yang membawanya keluar dari sebuah ruangan.
"Aakh.. a--apa, dia, dia melakukan ini..." penuh dengan getaran menyentuh pergelangan kakinya. Ookurikara terkilir dengan pasti.
Sakit. Kedua mata itu tertutup dan menahan untuk tidak membuat suara. Dia menyiksa kembali kakinya, mencoba untuk mengeluarkan rantai.
Meremas kasar mawar di sekitarnya, air didalam mawar itu bercampur dengan kehancuran. Ookurikara memasukkan nya pada sela kakinya.
'Sedikit lagi, sial! Ini menyakitkan'
Berhasil. Rantai itu lepas dan Ookurikara melanjutkan jalannya dengan kaki yang pincang.
Pintu terkunci. Tentu saja. Dengan berdecak, beralih pada jendela.
Ini lantai pertama, tidak berbahaya. Namun di depannya, dia hanya melihat rumput yang tinggi dan gersang. Jendela yang rumit, dikunci lagi.
Kekuatan besar dilakukan, merusak jendela itu dan tanpa suara berhasil dilakukan.
'Ini.. Dia akan tahu, ada sinyal diatas, pertama, aku akan ke hutan, ponsel juga tidak ada, adapun sinyal tidak mendukungku. Dimana ini astaga!'
Suara sinyal terdengar di ruangan itu. Bawahan menertawakan layar. Dengan riang memainkan lolipop nya.
"Bos, dia mengesankan. Aku menyukainya" suara yang kecil dan terdengar imut, beberapa macan mengintari dirinya.
"Aku pergi dulu, Gokotai, aku memasang komunikasi denganmu. Kenapa tidak dari tadi kau bilang dia sadar?!" Shokudaikiri berlari tanpa mendengar jawaban dari Gokotai.
"Haaa, kupikir dia tahu dan dengan sengaja melakukannya."
################
Semak- semak menutupi tubuhnya, tapi tidak untuk keberadaannya. Shokudaikiri tentu mengetahui lokasinya, mereka bermain hanya pada jarak.
'Tidak bisa terus begini, dia akan sampai padaku. Kakiku sakit...'
Shokudaikiri dengan cepat dan lebih cepat sampai pada titik nya. Dia berdiri dalam diam, menarik kembali udara dengan cepat, memberi konsentrasi pada pendengarannya.
Serangan dari atas, nyaring namun dapat dihindari dengan mudah oleh lawan. Ookurikara kembali menjaga jarak setelah penyerangan.
Tepukan meriah dilakukan oleh tangan yang diselimuti sarung tangan hitam. Tergesek oleh kain dan memperkecil suara tepukan. Shokudaikiri memberikan clap pada Ookurikara.
"Menarik! Kau cukup agresif." Tanpa basi lagi, Shokudaikiri melakukan penyerangan balik. Ookurikara dengan cepat melawan dan pertempuran sengit dimulai.
"Uukh"
Shokudaikiri melipat kedua tangan Ookurikara, berhasil dalam kemenangan. Membawa kembali dalam bentuk semula.
#################
"Akhirnya, lihatlah dirimu! Menawan..."
Shokudaikiri kembali pada ruangan yang menyekap Ookurikara. Mata emas itu mengambil perhatian pada kaki Ookurikara. Seluruh badan itu telah bersih dengan air dan tanpa kain.
"Bicaralah, apa yang ditakutkan olehmu" Menggeser kembali tahapannya dan memandang dalam Ookurikara.
"Kau! Siapa lagi, feromonmu menekanku" penuh getar memeluk diri.
"Jangan berjuang"
Shokudaikiri memberi kecupan pada wajah Ookurikara, menjadi lumatan pada bibir, dan menarik kedua tangan tan ke atas. Belum cukup, namun udara di butuhkan omeganya. Dengan celah, Shokudaikiri mencoba perlahan mendekati wajahnya, mempersiapkan taring..
"aa... aaakh.. menjauh, tidak akan!" Ookurikara membenturkan kepala, mulai meremas punggung sang dominan, menendang kuat dalam meronta.
Shokudaikiri menutup matanya menahan serangan dari berbagai macam tolakan. Memeluk erat Ookurikara, memberi ketenangan.
"Taikogane Sadamune, dia ada di keputusanmu" Membuat tenang, namun riak dalam hati Ookurikara.
"Dimana-- dia--dimana dia?!" Ookurikara menarik kera kemeja Shokudaikiri dengan erat.
Taikogane Sadamune adalah adik Ookurikara, dia Omega yang lemah, tidak sepertinya. Ookurikara sangat memberi perhatian nya penuh hanya pada adiknya. Tidak ada siapapun lagi, selain adik kesayangan nya itu.
"Terima aku, biarkan aku menandaimu"
"Tidak bisa.. tidak.. sudah. Lepaskan aku, jangan ganggu... kehidupanku" Ookurikara melepas kera itu, meringkuk menutup pendengarannya.
"Gokotai, siksa dia" perintah itu tersampaikan pada suatu ruangan, dengan riang Gokotai memulai perintah.
"aahh haaa... AAKH! hiks.. ukh.. AAKHH"
Shokudaikiri menarik kasar rambut cokelat kemerahan itu dan menunjukkan aksi penyiksaan yang cukup menyedihkan. Seorang pemuda terikat kedua tangan oleh tali yang lusuh, mendapat sengatan yang menyiksa.
"Cukup. Hentikan ini, a-aku akan.. aku akan membiarkanmu, hentikan.."
"Berhenti sekarang, obati dia" ucap Shokudaikiri dan dengan cepat merangkul kepunyaannya, miliknya.
"Mari membicarakannya dengan benar. Aku akan menunggumu. Pada saat tiba, kau akan membiarkanku memilikimu, Ookurikara"
Ookurikara menatap wajah Shokudaikiri. Tidak dapat dijelaskan. Perlu diketahui, jika itu penuh dengan tekanan.
'Dia penuh dengan kegilaan, Alpha ini berbahaya'
KAMU SEDANG MEMBACA
Alpha Omega [HigekiriXHizamaru] Touken Ranbu
RandomAlpha Beta Omega, Higekiri menguasai seluruhnya, dia menginginkan Hizamaru. Seorang Omega yang dengan sigap mengatakan dirinya Alpha. Perjuangan dimulai Higekiri dalam menaklukkan omega-nya. Bagaimana dengan lainnya? Pertandingan sengit dan tajam...