"Lily." Panggil Virey. Tidak ada jawaban. Virey melirik Lily yang sedang memejamkan matanya. "Lily!" Panggil Virey lebih keras. Virey menjadi agak panik. Virey mengecek denyut nadi Lily. "Masih ada denyut nadinya. Dia masih bisa selamat!" Seru Virey dalam hati dan langsung mendorong kursi roda.
Virey berlari sambil mendorong kursi roda. "Dokter!" Panggil Virey ketika sampai didalam rumah sakit. Perawat yang ada didekat Virey langsung menghampiri Virey. "Ada apa?" Tanya perawat. "Sahabatku..." Kata Virey lemas. Perawat mengecek denyut nadi Lily. "Aku akan mengantarnya ke UGD. Kamu tunggu disini." Kata perawat sambil mendorong kursi roda Lily.
Virey menangis. Virey pergi ke kamar Lily. Berdo'a supaya Lily baik-baik saja. Setelah setengah jam, Virey kembali ke ruang tunggu. Perawat yang tadi memanggil Virey. "Tadi kemana? Aku kan menyuruhmu untuk menunggu." Kata perawat itu. "Maafkan aku." Kata Virey. "Mana sahabatku?" Tanya Virey.
"Lily Xavier sedang koma sekarang. Xavier-San kembali kritis. Tapi kamu bisa melihatnya di UGD." Kata perawat. "Aku ingin lihat Lily-Chan. Antar aku ke UGD." Kata Virey. Perawat itu mengangguk lalu mengantar Virey.
Sampai di UGD, Virey berlari kearah tempat tidur Lily. "Pakai masker dulu,supaya tidak tertular." Kata perawat yang lain sambil memberikan masker. "Memangnya, leukimia menular?" Kata Virey polos sambil memakai masker. Perawat terkekeh. "Ya gak juga. Kan disini banyak pasien lain juga." Kata perawat. Virey ber-oh panjang.
"Kapan Lily-Chan bisa kembali ke kamarnya?" Tanya Virey. "Ketika keadaannya mulai normal." Jawab perawat. Virey mengangguk.
Setelah dua jam menunggu Lily di UGD, akhirnya Lily boleh kembali ke kamarnya. Virey tidak menelepon orang tua Lily karena Virey tidak punya nomor handphone-nya.
Setelah jam setengah tujuh malam, Virey masih menunggu kedatangan Ken dan orang tua Lily. Dan akhirnya, ada yang mengetuk pintu kamar Lily.
Sreett... Pintu terbuka. Itu Ken! Virey langsung berlari kearah Ken lalu memeluknya. Entah apa yang Virey pikirkan sampai berani memeluk Ken. "Ken..." Kata Virey hampir menangis. "Lily mana?" Tanya Ken. "Koma." Jawab Virey. Ken dan Virey berjalan menuju tempat tidur Lily. Yap, Lily masih koma. Ken menaruh bingkisan yang dia bawa.
Perlahan Lily membuka matanya. "Lily!" Seru Virey. Virey tersenyum lebar. "V... Virey." Kata Lily dengan suara yang sangat kecil. "Halo, Lily." Sapa Ken. "Ken." Kata Lily lagi. Suaranya sangat kecil. "Apa kau lapar? Mau minum?" Tawar Virey. Lily hanya menggeleng. "Mana dad? Mana mom?" Tanya Lily. "Mereka belum pulang, Ly." Kata Virey.
Pintu kembali terbuka. Ternyata Valeria-San dan ayahnya Lily. "Xavier-San." Kata Virey sambil membungkuk. Ken ikut membungkuk. "Hanami-Chan. Tolong jangan panggil aku Xavier-San. Panggil aku Valeria-San saja. Oh iya, itu siapa?" Kata Valeria-San diiringi pertanyaan.
"Aku Ken, bu." Kata Ken. "Senang bertemu dengan kalian. Aku Manuel Xavier. Dan jangan panggil aku Xavier. Panggil saja Manuel." Kali ini ayah Lily yang bicara. "Mom, dad." Kata Lily. "Oh dear." Kata Valeria-San lalu mengusap kepala Lily. Rambutnya semakin rontok.
Lalu, Virey, Ken, Valeria-San dan Manuel-San berbincang-bincang. "Hm.. Semuanya." Kata Lily. Semua yang ada diruangan itu langsung menoleh kepada Lily. "Apakah besok aku bisa jalan-jalan ke taman lagi?" Tanya Lily. "Tidak, Lily. Aku besok harus sekolah." Kata Virey dengan nada sedih.
Virey menoleh kearah orang tuanya. "Mungkin, mom bisa." Kata mom sambil melihat hapenya. "Ya. Mom bisa. Besok tidak ada jadwal apapun." Kata Valeria-San. Semua menghela nafas lega.
Virey melihat jam. "Sudah jam tujuh. Aku mau pulang." Kata Virey sambil bangkit dari duduknya. "Tidak bisa lebih lama lagi?" Tanya Lily. "Maaf, Lily. Aku harus sekolah." Kata Virey menyesal. "Ya... Aku juga harus pulang." Kata Ken sambil berdiri. Lily menghela nafas. "Baiklah. Hati-hati dijalan." Kata Lily.
Virey dan Ken tersenyum. "Kami pulang dulu." Kata Virey. "Oke." Kata Valeria-San. Aku dan Ken berjalan pulang. "Virey, kamu sangat sedih ya?" Tanya Ken saat Virey dan Ken berada di lift. "I... Iya." Kata Virey. "Aku harap, Lily baik-baik saja." Kata Ken. Virey hanya mengangguk.
Virey dan Ken sedang menunggu taksi. "Ken, boleh gak aku se-taksi sama kamu?" Tanya Virey. "Boleh aja sih. Tapi kenapa?" Tanya Ken balik. "Aku gak bawa uang." Kata Virey sambil tertawa. Ken tertawa juga. "Oke." Kata Ken sambil tersenyum.
Di dalam taksi. "Kalian pasangan yang serasi ya." Kata supir taksi sambil terkekeh. "Heeee... Apa?!" Kata Virey sedikit berteriak. "Terima kasih." Kata Ken. Virey menyikut Ken. "Apa maksudmu?" Kata Virey dengan tatapan sinisnya. "Bukannya pak supir memuji kita?" Tanya Ken.
Virey menepuk jidatnya. "Terserah." Kata Virey pasrah. Walau dalam hati dia sangat senang. Entah kenapa. Supir taksi tertawa. Virey senyum-senyum sendiri. "Kenapa?" Tanya Ken. Wajah Virey memerah. "A.. Aku gak apa-apa." Kata Virey sambil menutupi mukanya. "Kamu sakit?" Tanya Ken lagi. Virey menggeleng. Ken mengangkat bahunya bingung. Sungguh aneh sekali kejadian tadi.
Akhirnya sampai dirumah. "Terima kasih, Ken." Kata Virey sambil membungkuk. "Tidak masalah." Kata Ken. "Oh iya. Aku pulang ya, dadah." Kata Ken sambil pergi.
Virey masuk kedalam rumahnya. "Lah udah pulang, baru aja mamah mau jemput." Kata mamah. "Hee... Aku tidak tahu." Kata Virey. "Tidak apa-apa. Ya sudah cepat bersih-bersih, makan lalu tidur." Perintah mamah. Virey mengangguk lalu pergi ke lantai atas. Virey lebih suka kamar mandi yang di lantai atas.
S
.
K
.
I
.
PEsok harinya di sekolah. Virey datang pagi-pagi seperti biasa. Dan ternyata Ken juga sudah datang. "Virey!" Panggil Ken. "Ken? Kamu sudah datang?" Tanya Virey. "Ya. Terkadang aku datang pagi-pagi." Kata Ken. Virey hanya mengangguk. "Nanti pulang sekolah mau ke rumah sakit lagi?" Tanya Ken.
Virey berpikir sejenak. "Entahlah. Aku sangat capek." Jawab Virey. "Mungkin besok aku akan ke rumah sakit lagi." Lanjutnya. "Kalau begitu aku akan ikut." Kata Ken. Virey mengangguk.
"Em Ken. Maaf nih, kenapa kamu kemarin bilang kita adalah pasangan? Bukannya kita hanya teman?" Tanya Virey sambil menyipitkan matanya. "Mungkin sekarang masih teman, lihat nanti." Kata Ken. "Hah?" Tanya Virey. "A... Apa yang dia katakan tadi? Apa aku salah dengar? Dia bilang 'nanti'. Apa maksudnya?" Banyak sekali pertanyaan yang ada dalam kepalanya.
"Eh... Etto." Kata Ken sambil terkekeh. Virey memiringkan kepalanya bingung. "Lupakan." Kata Ken. Tiba-tiba ada seorang Sensei yang lewat. Virey dan Ken langsung membungkuk. "Kalian sangat rajin. Datangnya pagi sekali." Kata guru itu lalu pergi. Virey dan Ken hanya terkekeh. "Oh iya, kita ke kantin yuk. Aku tadi tidak sarapan, temenin aku sarapan." Ajak Ken. Virey mengangguk, lalu mereka berdua pergi ke kantin.
Bersambung...
Maaf ya lama update, mungkin nanti pas liburan sekolah bakal tamat, soalnya nanti pas kelas 6 bakal jarang pegang hape hehe. Oh iya jangan lupa Vote dan comment yaa^^ Bubay :3

KAMU SEDANG MEMBACA
NOLEP✓
AcakHaloo! Cuman mau bilang, ini adalah cerita pertama kali yang aku bikin. Masih banyak typo dan tanda baca yang nggak pas jadi mohon maklum aja. Sebenernya pengen banget aku unpub atau hapus tapi sayang aja gitu buat kenang-kenangan hehe. Jadi maaf aj...