[15] FORGIVE

76 2 0
                                    

"Yoon a-ada a-apa dengan mu? K-kenapa kamu j-jadi begini? Apa aku melakukan k-kesalahan?" Tanya mina sambil terisak-isak.

"Tidak. Kamu tidak melakukan kesalahan apapun. Aku tak tau, aku bingung karena aku harus membagi perasaan ku pada kalian. Aku terlanjur mencintai kim ara" Jawab yoongi dengan percaya diri.

"Arghh,, oke. Baiklah kalau itu perasaan mu, maka simpanlah. Simpan saja untuk wanita itu. Aku akan menghilangkan perasaan mu padaku ataupun perasaanku padamu, ya! Tentu sesegera mungkin aku akan membuat kita saling melupakan." Ucap mina dengan dada yang sesak juga senyuman berat yang dipaksa harus menggantung terus disana sedangkan air mata terus saja bercucuran.

Min yoongi benar-benar berat melepas kekasihnya, sebenarnya pada saat ini dia sama sekali tidak membagi perasaanya antara mina dengan ara, dia tak pernah membaginya pada siapapun, perasaan ini hanya untuk mina. Ada jeda beberapa sekon saat mereka saling meratapi kesedihan perpisahan ini sebelum akhirnya yoongi berlari dan memeluk wanitanya begitu erat.

"Mian, jeongmal mianhe. Sungguh maafkan aku mina. Kalau begitu biarkan aku memberi moment indah di perpisahan ini sebelum kita saling melupakan." Ucap pemuda itu sambil memeluk mina kencang dan terisak-isak menahan air mata nya yang tidak tahan untuk mengalir.

Beberapa sekon kemudian yoongi melepas pelukannya, memegang bahu wanitanya lalu mendaratkan bibirnya tepat pada bibir wanita itu. Ini first kiss bagi mereka.

Mereka begitu emosional.

"Maaf dan terimakasih. Aku tidak akan pernah melepas perasaanku ataupun melupakan mu. Kamu hal indah untuk ku Soo Mina." Kalimat manis perpisahan yoongi untuk wanitanya. Dia pergi meninggalkan mantan kekasihnya yang masih bergejolak dengan semua perasaanya.

Begitulah setidaknya kisah cinta mereka yang sampai kini mungkin keduanya masih menyimpan perasaan atau tidak untuk mina yang harus menerimanya tanpa tau pasti apa sebab mantan kekasihnya itu mengkhianatinya dengan alasan yang begitu tak masuk akal tapi begitu menyakitkan juga.

Saat kini , mungkin saja yoongi masih berhubungan dengan kim ara, dia baik pada kekasihnya yang sekarang, tadinya dia ingin segera melepasnya juga karena mungkin ara hanya sebagai alat untuk yoongi. Tapi, sekarang perasaannya mulai tumbuh juga, bukan perasaan cinta tapi melainkan perasaan kasihan dan rasa bersalahnya karena telah membuat ara terjebak dalam perasaan untuknya. Hukum alam itu nyata, jadi yoongi hanya menunggu moment untuk melepas ara atau justru perasaan cinta akan tumbuh segera, dia hanya ingin menebus perbuatannya.

*

~kunjungan kedua para sahabat yoongi setelah mau seminggu tidak menjenguknya(capt 12)

"Tak apa yoongi, kami yang minta maaf karena memang benar, terkadang kami mengacuhkanmu. Tapi, kumohon padamu, tidak seharusnya kamu menjalani rasa sakitmu sendirian. Kita ini keluarga, kita harus saling bersama. Benar?" Ucap jin pada yoongi sambil menepuk bahunya.

"Iya,yoongi ayok berjanji kamu akan selalu terbuka pada kami!" ucap Taehyung sambil mengangkat kelingkingnya.

"Tae, kamu tak lihat yoongi sedang menangis?"
"Yaa, dia terlihat buruk"
"Uhh, taehyung ayolah. Turunkan kelingkingmu"

Hoseok dan taehyung berbisik-bisik.

"Tidak, aku yang minta maaf. Aku juga ingin minta maaf karena ara--" yoongi menjawab ucapan jin.

"Sudah. Kami sudah memaafkan ara. Sebaiknya kamu juga tidak menyalahkan kim ara karena hal ini sudah berakhir. Kita harus saling mengerti satu sama lain kan?" Ucap jungkook.

"Ju-jungkook,, arghh, terimakasih kalian mau memaafkan ku, aku menyesal atas perbuatanku pada kalian." Pintu terbuka dan ara mengejutkan semuanya karena kehadirannya. Ara daritadi menguping dibalik pintu.

"Aku juga ingin minta maaf secara langsung pada kalian." Ucap ara.

"Ahh,benarkah? Kalau begitu kita semua sudah bisa saling bercanda lagi kan? Aku juga membawa makanan, bagaimana kalau sekarang kita makan bersama" ucap taehyung

"Ahh, lagi-lagi tae. Yaa okay sepertinya cacing perutmu sudah meronta-ronta ingin diberi makan." Ucap namjoon.

"Nahh, yoongi hapus air matamu." Ucap jin

Sebelum yoongi menghapus air matanya, tangan ara mendahului mengelap pipi yoongi yang sudah basah. Dengan segera yoongi memeluk tubuh ara. Sahabat-sahabat yoongi yang melihat itu begitu indah dan ikut senang melihat sahabatnya sudah kembali pada keaadaan baik-baik saja.

*

Jimin berada di taman dekat lapang basket sekolah, dia duduk di bangku yang menghadap ke lapang, dibawah pohon yang belum sepenuhnya tertutup salju.

"Mina kamu datang" ucap jimin menopangkan kedua tangannya lalu menggeserkan badannya dari bangku yang dia duduki. "Silahkan duduk mina" jimin melanjutkan.

"Ada apa jimin?"

Lelaki itu tak lekas menjawab, ia hanya memperhatikan wajah mina dengan rambut yang dibiar terurai dan sengaja tak ditata terlalu rapih juga pony yang membelah dahinya, tidak lupa dengan dagu tirus dan mata yang agak besar dengan bulu mata sedikit tapi lentik.  'Apa yang aku rasakan?  Apa diam-diam aku menyimpan rasa padanya? Kenapa ada rasa seperti ingin memiliki seolah tak mau ditinggal jauh, hanya ingin menetap bersamanya dengan mataku yang terus tertuju padanya.' Jimin berkata dalam batinnya

"Jim?" Tanya mina membangunkan lamunan jimin.

"Ah, mina. Apakah ayahmu sudah mendingan?"

"Tentu, dia akan pulang lusa."

"Benarkah? Ohh aku turut senang." Mereka mengangguk dengan kompak saling memalingkan wajah setelah jimin menyelesaikan kalimatnya. Jeda beberapa sekon, jimin melanjutkan ucapannya, "mina sebenarnya siapa yang memindahkan kamar ayah mu?"

"Ahh itu--tentu saja aku"

"Benarkah? Tapi resepsioner itu bilang orang yang memindahkannya tidak mau memberi identitas pada orang lain. Jika kamu, kenapa kamu tak mau memberikan identitasmu pada yang menjenguk?"

"Ehmm, jimin sebenarnya,, sebenarnya jungkook yang memindahkan kamar ayahku." Melihat wajah jimin yang tiba-tiba mengerutkan keningnya sambil seperti meneliti membuat mina langsung melanjutkan kalimatnya "ah, jungkook bilang dia hanya mau menebus rasa bersalahnya padaku."

"Benarkah? Lalu kenapa dia berkata kamu memenangkan lotre!"

"Itu juga termasuk, dia ingin menaikkan citra ku setelah dia menjatuhkannya. Ya, itulah alasannya padaku."

"Kenapa dia jadi jauh lebih dewasa, selama aku mengenalnya, dia tak pernah peduli pada siapapun."

"Hmm, ntahlah, aku tak tau pasti kenapa dia begitu."

Selama kurang lebih 10 menit mereka saling berbincang, jimin mengakhiri pertemuan mereka dengan mengantar mina pulang, mina bilang dia tidak akan ke rumah sakit dulu hari ini karena ibu dan adiknya ada untuk menjaga ayahnya, jadi mina akan tinggal sendiri di rumahnya.

Jimin tidak masuk ke rumah, dia hanya mengantar sampai depan pintunya dan diam sampai mina masuk rumahnya. Mobilnya diparkir dibawah karena untuk sampai ke area rumah mina, orang harus berjalan kaki menaiki puluhan anak tangga atau bisa naik motor tidak dengan sepeda karena bayangkan saja jalan menanjak itu dapat membuatmu kewalahan bila harus menggoesnya sampai atas.







<>
Stay to read pleasee:) i love you all😚

Boy With LuvTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang