Soo Mina tengah sibuk mengemasi pakaian dan barang-barang lainnya di kamar. Hari ini ayah mina akan pulang setelah hampir seminggu dirawat. Karena bantuan dari jungkook, kondisi ayah mina sekarang jauh lebih baik. Dia dapat berbicara walau tidak lancar tapi setidaknya itu lebih baik daripada membisu terus selamanya.
Mina menggendong tas besar di dekapannya, dia terlihat kerepotan. Saat beranjak keluar, pandangannya teralihkan pada sebuah buku bersampul kain putih tergeletak di samping pintu. Diatas buku itu terdapat sebuah gasoline berantai. Dia tahu betul milik siapa barang-barang tersebut. Mina menurunkan bawaanya lalu jongkok dan mengambil buku itu.
Mina membuka buku itu, didalamnya terselip sebuah pensil kayu yang sangat tidak asing baginya. Hingga sekarang pensil itu tidak pernah memendek. Mungkin pemilik pensil ini tidak pernah memakainya untuk menulis.
Saat memori masa lalunya merangsek naik pada otak yang memutar dan mengingatkan kembali beberapa kenangan dengan benda-benda ini. Terdengar pintu kamar sebelah terbuka perlahan. Mina yang sedang jongkok menundukan kepalanya dan mengambil sedikit senyum sebelum dia berdiri.
"Kau berhasil melupakan ku, yoon? "
"Aku tak pernah melupakanmu."
"Oh, maksudku, kau berhasil melepaskan perasaanmu kan?"
"Tidak juga."
"Kalau begitu kau ingin melepasnya?"
"Tidak pernah."
Mendengar mantan kekasihnya yang begitu memprihatinkan dan juga egois karena telah menyakiti hatinya sendiri karena selalu menanam perasaanya untuk seseorang yang bahkan dia tau bahwa perasaanya itu tidaklah akan pernah terbalas.
Mina tertawa konyol dengan tatapan cemas dan benci pada yoongi, lalu berjalan ke arah jendela sambil menenteng benda-benda yang baru ditemukannya. Dia mengangkatnya keudara dan menatap semua benda itu untuk sesaat lalu melemparnya dengan kencang keluar.
"Bagaimana? Kamu bisa melepasnya sekarang?" Tanya gadis itu dengan seringai licik.
"Tak pernah bisa."
"Pria bodoh!" Mina berjalan cepat mengambil tasnya dan berjalan mendekati yoongi lalu melanjutkan perkataannya. "Kamu pria bodoh! Kamu hanya akan terus menjadi seperti pria bodoh yang mementingkan perasaan sendiri. Kamu menyiksa dirimu sendiri dengan terus menggantungkan perasaanmu padaku!"
Mina berbicara pada yoongi dengan emosi yang tak tertahan tapi dia sukses menahan air matanya. Setelah selesai dengan kalimatnya, dia meninggalkan pria yang masih mematung menatap kosong pada arah jendela itu. Pria itu sekarang benar-benar nampak seperti batu, dia terlihat seperti pria bisu yang buta karena tak memiliki perasaan lain selain cinta yang tak terbalas.
Disisi lain yoongi masih sayang pada mina tapi dia juga memiliki cinta pada ara. Ntah kenapa perasaannya terbagi begitu saja, dia sadar dirinya sekrang sedang serakah karena ingin memiliki dua wanita dalam satu hati.
*
Di lobi saat mina hendak keluar tepat didepannya dia berpapasan dengan seorang wanita yang dikenalnya. Dia Kim Yuji.
"Soo Mina?" Ujarnya sambil meneliti.
"Ahh iya, yuji. Kamu sedang apa di sini?"
"Aku akan menjenguk kekasih dari saudaraku. Lalu kamu sendiri? Ah iyaa aku ingat, kamu sekarang orang kaya baru kan?"
"Ahh tidak juga, tapi kenapa kamu tiba-tiba berbicara seperti itu?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Luv
Fiksi PenggemarBoy with luv yang satu ini adalah cerita yang sangat berbeda! Puitis? Komedi? Romance? Sad? Semuanya ada, tenang karena kita pasti punya moment itu semua tentu? Tidak terpaku pada satu suasana, hanya membuat cerita ini lebih berwarna💃 Ini gak laya...