Ini hari minggu, hari libur dan untuk beristirahat juga. 7 sekawan ada rencana untuk nongkrong bersama. Jimin tidak bisa ikut mereka, dia bilang dia mau nikmati liburnya sendiri dulu. Jimin tidak mengatakan bahwa dia mau bertemu Mina.
Jimin terlihat mondar-mandir di taman, setelah beberapa saat dia duduk sambil menatap awan. Kehadiran mina mengejutkan jimin karena dia datang langsung duduk dan tanpa menyapa dia langsung bertanya "ada apa?".
"aigoo, kamu membuatku kaget! Kenapa kamu berkeringat di pagi hari?" Jawab jimin.
"Aku mau bekerja, seharusnya aku bekerja sekarang. Arghh sepertinya aku akan telat. Apakah ada yang penting yang ingin kau sampaikan padaku?" Tanya mina.
"Ohh, aku hanya ingin menanyakan. Apakah kau menerima amal tahunan sekolah sehingga dapat sekolah di GABY, dan ayahmu sakit apa?" Jawab jimin. Jimin tidak sadar kalau dia menyinggung hati mina. Tapi mina harus menjawabnya agar tak ada kesalah pahaman.
"Iya aku berasal dari keluarga kurang mampu, apakah harusnya aku mengatakan itu pada saat awal masuk sekolah? Ayahku terkena cacat." Jawab mina dengan nada agak murung.
"Ahh, mina maaf bukan maksudku be..." Ucapan jimin terputus. "Aku harus pergi, kalau tidak aku akan dimarahi atasanku."
Mina pergi dan berlari meninggalkan Jimin. Dia menuju tempatnya bekerja. Hariini dia akan bekerja lebih banyak karena hari libur.
6 bocah tampan pergi berjalan-jalan. Mereka membuang-buang uangnya untuk berbelanja karena mereka semua ayah dan ibunya adalah orang tua karir. "Haa aku kepo sama si jimin, apakah dia akan baik-baik saja? Secara dia kan jomblo masa bisa nikmatin weekend sendiri?" Tanya seorang taehyung yang gak sadar dirinya sendiri jomblo juga.
"Dasar kutu! Gak sadar sendirinya jomblo! Hahaha" balas jin dan membuat orang-orang tertawa kecuali taehyung yang terlihat jengkel.
"Lahh bego atau apasih? Kita semua gak punya pacar! Paling jungkook bocah! Mana dia sama murid tercantik lagi." Ujar hoseok.
"Omoo, jungkook kamu memang beruntung! Tapi kamu keterlaluan berani sekali pacaran mendahului yang lebih tua darimu" kata namjoon sambil menunjuk-nunjuk jungkook.
"Aishh... Tidak begitu, lagi pula aku pacaran sama yuji karena gengsi aja" ujar jungkook.
Obrolan dan langkah mereka terhenti ketika yoongi tiba-tiba berhenti dan menatap ke satu arah. Yoongi melihat sosok mina di dalam Coffe Place sedang menurunkan bangku dan dimarahi seseorang.
"Apakah itu Soo Mina?" Ucap jin
"Hahh tapi bagaimana mungkin? Dia bekerja?" Ucap namjoon yang terkejut.
Jungkook tiba-tiba masuk ke tempat itu membuat teman-temannya mengikutinya.
"Jungkook, kenapa kamu masuk? Kamu mau kopi?" Tanya yoongi.
"Soo Mina" jungkook tidak menghiraukan pertanyaan yoongi. Panggilan jungkook yang tiba-tiba itu mengagetkan mina.
"Hahh, mereka ada disini?" Mina bertanya pada dirinya sendiri. Mina sedikit cemas karena takut apakah mereka akan memojokkan mina atau mereka akan menjauhi mina karena malu?
"Ohh, apakah kalian mau memesan sesuatu?" Tanya mina.
"Kamu bekerja disini?" jungkook balik bertanya,
"iya,m-memangnya k-kenapa?" Jawab mina.
"Hooo,, jadi kamu ini penerima amal tahunan sekolah ya?" Jungkook bertanya seolah tak menyinggung hati mina.
"Kumohon, bila kalian hanya ingin mencaciku jangan disini" ujar mina sambil meninggalkan 6 sekawan itu.
"Heyy pelayan! Apakah kamu selalu begini pada pelanggan?" Ujar jungkook membuat mina terhenti dan berbalik badan.
"Jungkook apa yang kamu bilang? Kamu tidak seharusnya begitu pada mina" ujar tae pada jungkook.
"Kami pesan 3 latte dan 3 mocca, tambahkan cream kedalamnya" ucap yoongi pada mina dan membuat suasana tidak terlalu buruk lagi. "Jungkook tidakah kamu berpikir kamu keterlaluan?" Kata yoongi sambil menatap serius jungkook.
"Hahh? Aku suka berlaku begitu memangnya salah? Lagi pula aku tidak suka padanya karena membuat orang-orang berpaling dari yuji dan lebih memilih membicarakannya." Perkataan jungkook itu membuat orang berfikir kalau dirinya tidak mau ada orang yang lebih bersinar dari pacarnya.
Mina membawakan pesanan ke meja 6 sekawan tanpa berbicara apapun mina kembali dan menuju mesin kasir.
Yoongi menatap mina dari kejauhan dan merasa bersalah karena tidak menahan jungkook."Kurasa aku ingin melakukan sesuatu padanya" jungkook mengatakan itu sambil berekspreski seperti sedang membayangkan sesuatu.
"Heyy Jungkook kamu ini kenapa? Memangnya apa yang akan kamu lakukan?" Taehyung yang menjawab perkataan jungkook.
"Ntahlahh, mungkin membuat telur mata sapi dikepalanya akan membuat dia lebih cantik lagi, hahaha" ucap jungkook tanpa dosa.
"Dasar brengsek. Sejak kapan kamu menjadi psycopath handal seperti itu?" Ucap jin.
Jungkook terlihat berfikir "kurasa sejak aku masih kecil, aku selalu suka membuat anak orang menangis"
"Apakah benar kamu akan melakukan itu pada mina?" Tanya hoseok.
Yoongi berdiri dan membayar minuman mereka, "aku akan pulang duluan, aku ada urusan" ucap yoongi sambil menuju keluar.
"Haa,, kenapa suasananya jadi mengganjal begini shh..." Ujar namjoon.
"Sudahlahh, aku juga ingin main game saja lahh, hoseok ayok ke rumah ku sekarang kita ngepush rank bareng" jungkook yang menjawab perkataan namjoon.
Mereka ber-6 pergi meninggalkan Coffe Place.
-
Jam yang mina pakai menunjukkan pukul 7 malam, selepas mina bekerja di coffe place, dia akan bekerja di restoran dekat rumahnya untuk menjadi pelayan dan tukang cuci piring.
Diperjalanan, mina memikirkan perkataan jungkook yang tepat menusuk hatinya ketika jungkook memanggil mina "hey pelayan!" Perkataan itu seolah memojokkan dirinya, si beruntung yang mendapat amal.
"Apakah aku memang tak seharusnya sekolah disana?! Kenapa jimin dan jungkook seolah malu mengenalku? Kenapa aku harus begini? Apa yang salah dengan orang-orang yang berjuang untuk hidup?! Tuhan, tolongg,,, hh-too--longg aa-ku t-tidak mm-mau hh begini aku lelah untuk perjuangan ini" air mata mina yang mengalir begitu saja, seolah penderitaan menyelimutinya, mina berjalan sambil putus asa, berharap pada tuhan tuk segera menagakhiri penderitaannya.
Mina berjalan menuju tempat kerjanya, dia melepaskan sedikit keluh kesah diperjalanannya, dia hanya membuat dirinya sendiri nampak tegar. Jika bukan rasa optimis untuk membuat ayahnya sehat kembali, mina bukanlah anak yang setegar ini. Dia tidak pernah mau menunjukkan kesedihannya pada siapapun. Tapi hariini, dia seolah ditikam seribu pisau kata yang berdarah.
***********************
Jangan lupa vote nya:) dukung terus supaya aku semangat nulisnya, enjoying read see yaa paaii;)!

KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Luv
Fiksi PenggemarBoy with luv yang satu ini adalah cerita yang sangat berbeda! Puitis? Komedi? Romance? Sad? Semuanya ada, tenang karena kita pasti punya moment itu semua tentu? Tidak terpaku pada satu suasana, hanya membuat cerita ini lebih berwarna💃 Ini gak laya...