Saat itu juga tubuh mina mengeluarkan keringat dingin sebesar biji jagung. Dirinya sebenarnya tidak terlalu mempersalahkan jika ada teman sekolahnya mengetahui dirinya bekerja, tapi lain sekarang, lain hal nya bila seorang murid berpengaruh mengetahui hal itu. Mina sebenarnya orang yang kuat dan tabah, dia sama sekali tak takut harus dicaci sebagai orang tak mampu, tapi mina hanya takut bila rumor itu benar adanya.
Rumor tentang sekolah elite itu yang kadang suka mengesampingkan anak-anak yang mendapat beasiswa. Jika anak-anak yang tetap harus berlagak menjaga image nya gagal, rumor itu bukan lagi hanya menjadi buah bibir saja tapi juga sebuah kenyataan buruk yang benar akan menghiasi kenangan hidup mereka.
"Soo mina kamu bekerja? Kamu bekerja di tempat ini?" Tanya yuji dengan mata membelot dan memberikan ekspresi terkejut yang amat terlihat.
"Ndee." Jawab mina sedikit menundukkan kepalanya.
"Haishh, ternyata kamu ini sangat memprihatinkan." Ucapan yuji itu nyaris tidak terdengar sama sekali oleh lawan bicaranya, tapi mina tetap mendengar. Ingin rasanya membalas perkataan wanita yang ada dihadapannya tapi apa boleh buat? Mina cukup sadar diri untuk melakukan hal itu. karena tidak mau memperpanjang masalah dia langsung menanyakan pesanan yuji.
"Ahh, kamu tadi mau memesan sesuatu?"
"Hmm, ya tentu aku pesan 2 latte dan 2 softcake. Tolong antarkan ke meja itu, aku cukup lelah berdiri seharian ini. Hm?" Pinta yuji pada mina sambil menunjuk ke arah meja yang sedang di duduki dirinya dan kekasihnya.
"Ah iya, tentu." Ucap mina lirih saat melihat telunjuk kecil itu mengarah pada meja yang ditempati sosok lelaki yang dibencinya. Dia benar-benar merasa muak dan ingin sekali menjauhkan lelaki itu dari hadapannya untuk selamanya.
-
Yuji pergi meninggalkan meja pesanan dan menarik kursi yang di tempatinya beberapa menit yang lalu.
Jungkook menelan ludah ketika yuji duduk dihadapannya dan langsung membuka layar ponselnya. Jungkook benar-benar heran kenapa yuji tidak membahas soal mina, padahal dia melihat kekasihnya itu berbicara dengan mina.Sekitar 3 menit mereka menunggu pesanannya tanpa percakapan apapun sebelum akhirnya 2 latte dan 2 softcake yang yuji pesan ditaruh diatas meja. Sebelum tangan yang menghidangkan pesanan itu melepaskan genggamannya dari piring kecil yang berisi softcake yang dihiasi cream dan potongan buah strawberry diatasnya, Yuji menaruh handpone nya dan menarik bibirnya membentuk lengkungan lalu melirik mina sambil berkata "Terimakasih Mina!"
Betapa terkejut setengah mati dua orang yang mendengar ucapan wanita itu. Jungkook dan mina merasa sedang diselimuti rasa khawatir dan heran secara bersamaan.
"Aa-ahh ya," ucap mina membalas senyum yuji sebelum membelakangi dan pergi kembali ke meja tempat ia bekerja.
"Yy-yuji, kau tau mina bekerja disini?" Tanya jungkook sambil menelan ludahnya.
"Kau bodoh huh? Tentu saja, bagaimana mungkin aku bisa memesan makanan ini bila tak berbicara dengannya?" Jawab yuji sambil tertawa kecil menatap jungkook dengan suasana menghibur.
Jungkook yang mendengar jawaban yuji hanya dapat menggigit bibir bawahnya sambil menunduk dan mengangguk.
"Jungkook apakah kamu takut bila yang mina lakukan sekarang diketahui banyak orang?" Pertanyaan itu sama sekali tak dapat jungkook jawab, dia benar-benar hanya membisu dan kehilangan seribu kata.
"Oppa, aku tau bahwa sebenarnya kamu takut bila mina ketahuan, karena mungkin mina dapat menyalahkan dirimu bila hal yang mengancam dirinya terjadi. Dan lagi, kau sedang ada masalah dengan dirinya bukan?" Yuji bertanya untuk kesekian kalinya.
"Aa-ahh i-iya y-yuji, tapi i-ini t-tak seperti yang kau pikirkan. S-semuanya a-ahh..." Pria itu benar-benar kehabisan kata-kata pembelaannya.
"Jungkook, aku mengerti. Kenapa kamu tiba-tiba mengajakku ke tempat ini. Tapi sebenarnya kamu tidak berniat untuk kesini kan? Ini keinginan hatimu." Ucap yuji benar-benar seperti menusuk seluruh tubuh jungkook yang mengeluarkan banyak keringat. "Hey ini sudah larut cepatlah habiskan makanan ini, aku sedikit lelah dan ingin beristirahat." Wanita itu melanjutkan perkataannya sambil menepuk tangan jungkook yang ada di atas meja. Dia benar-benar kekasih yang terlihat tabah dan sangat baik di depan jungkook.
Sekitar 30 menit mereka disana, tidak ada perbincangan yang serius. Jungkook mengantar yuji pulang sampai ke rumahnya menggunakan taxi karena tadi pada saat jungkook mau membawa motor sport kesayangannya, yuji melarang dengan alasan dia ingin menggenggam tangan jungkook dan terus berjalan disampingnya.
Setelah mengantar yuji pulang, jungkook pulang ke rumahnya. Saat dirinya menghempaskan tubuhnya ke kasur, ada perasaan aneh yang se-daritadi mengganjal hatinya. Jungkook yang terlihat gusar beranjak dari atas kasur, menarik dan langsung memakai sweeter hangatnya sambil berjalan mengambil kunci motor. Dia pergi ke garasi dan langsung pergi lagi setelah baru beberapa menit sampai di rumahnya.
Pemuda itu kembali lagi ke tempat yang baru saja ia kunjungi 'coffe place' dia menatap seorang gadis yang memakai name tag bertulis nama 'Soo Mina' dari jendela besar diluar yang memperlihatkan isi seluruh ruangan itu. Dia hanya duduk di bangku seberang jalan tempat itu sambil melihat mina.
Ntah apa yang dia tunggu, tapi yang pasti dia telah menunggu mina hampir 2 jam lamanya. Jam elegan dan bermerk yang ia pakai menunjukkan angka 11.00 malam.
Dari sana terlihat para pegawai menaikan kursi dan membenahi semua tempat itu lalu setelah selesai lampu dimatikan satu-persatu. Lelaki itu langsung beranjak dari tempat duduknya dan menaiki motor yang diparkirnya menuju wilayah belakang kafe itu.
Terlihat seorang gadis yang membungkukkan badan lalu mengucapkan ucapan perpisahan pada temannya dan berpisah jalan setelahnya. Jungkook berlari kecil dan menghampiri wanita itu.
"Mina" wanita yang mengetahui siapa yang memanggilnya itu tak cepat merespon dan menyerngit lalu tertawa kecil dengan menatap seolah sama sekali tak ingin bertemu dengan lelaki yang ada dihadapannya saat kini.
"Puas Jungkook?" Mina bertanya dengan penuh kebencian pada lelaki itu saat kini.
"Mm-mina tt-tolongg, ii-ini tak s-seperti yang kau pikirkan. K-kumohon dengarkan penjelasanku." Ucap jungkook terbata-bata dengan hati yang menciut.
"Penjelasan? Penjelasan apa lagi? Kamu puas jungkook?!! Kamu puas?! Kamu tak jauh hanya berprilaku terus sebagai pecundang sialan!" Mina meninggikan nada bicaranya dan mengeluarkan air mata sejadi-jadinya karena sudah tak kuat menahan airnya yang terus menumpuk dibawah matanya.
Lelaki itu! Jeon jungkook! Yang mendengar kalimat itu mina ucapkan dengan gambaran hati yang terlihat sangat hancur. Jeda sepersekon, jungkook memegang kedua pipi wanita yang menangis itu lalu menempelkan sesuatu yang kenyal miliknya pada gadis itu. Yang keduanya rasakan saat itu hanyalah sebuah hati gusar dan mulut yang ingin terus mengunci, tak berani melakukan lebih jauh karena takut jatuh pada dasar jurang dan hanya membuat perasaan keduanya terperangkap dan tersesat.
'Itu adalah ciuman pertama jungkook tapi kedua kalinya bagi Mina.'
"Mina maaf, maaf! Aku hanya ingin minta maaf pada mu hanya itu, aku benar-benar sulit dan tak tau harus bagaimana meminta maaf padamu, aku hanya terus memperburuk keadaan tapi aku benar-benar hanya ingin meminta maaf padamu. Mianhe Soo Mina."
Lelaki itu meminta maaf dengan penuh kesungguh-sungguhan saat mengatakannya setelah menarik bibirnya dari milik mina. Jungkook menaiki motornya dan pergi meninggalkan wanita yang masih berada dalam lamunan dengan air mata yang menetes sedikit demi sedikit dari matanya.
Mina seolah sedang dibangunkan dari mimpi buruk, tapi langsung dimasukkan kembali kedalam kandang harimau pada kenyataannya. Terkejut setengah mati atas apa yang baru saja terjadi.
Jungkook yang sudah sampai di rumahnya dan sedang membaringkan badannya diatas kasur empuk. Merasakan hatinya yang sedikit membaik dan melega, tapi datang lagi rasa malu dan takut pada hatinya. Apa yang baru dilakukannya pada mina? Kenapa dia melakukannya? Dan kenapa dia ingin melakukannya?
Pria itu takut dirinya jatuh pada perasaan yang seharusnya tak ia miliki pada mina, jungkook takut hal itu terjadi, tapi ntah apa alasannya dia menakutkan hal itu tapi yang jelas ia Takut.<>
Vote nya ya zeyengg😚
KAMU SEDANG MEMBACA
Boy With Luv
Fiksi PenggemarBoy with luv yang satu ini adalah cerita yang sangat berbeda! Puitis? Komedi? Romance? Sad? Semuanya ada, tenang karena kita pasti punya moment itu semua tentu? Tidak terpaku pada satu suasana, hanya membuat cerita ini lebih berwarna💃 Ini gak laya...