"8"

56 4 0
                                    

Ditempat Han Cheul <pada malam hari>

Aku sampai dirumah ibuku, sedaritadi handphoneku tak hentinya berdering menampilkan notif dari Namjoon namun aku tak memperdulikannya, saat ini aku butuh waktu untuk menenangkan fikiranku dan aku butuh sendiri.

Aku menekan bel "eomma..." kataku, akhirnya pintu dibuka, aku langsung memeluknya, eomma pun mengusap kepalaku appa datang dan merangkul ibuku, ia kaget karena aku tak memberitahu tentang kedatanganku.

"ada apa sayang?" kata eomma menghapus air mataku "chagiya kita masuk saja" kata appa sungguh kata chagiya itu kembali mengingatkanku pada Namjoon yang selalu memanggilku dengan sebutan itu.

Aku merindukanmu joon, aku merindukan saat suara serakmu itu menyapaku dipagi hari, aku rindu saat kau berperilaku manja terhadapku jika aku sedang memasak, aku merindukan pelukan hangatmu, tapi kau membuatku sakit, aku tak tau apakah aku masih bisa menerimamu atau tidak joon...
Aku duduk di sofa, meminun air agar membuatku sedikit tenang. "ada masalah apa antaramu dan Namjoon?" aku memejamkan mata menghembuskan nafas berat.

"aku ingin pisah dengan Namjoon" kataku mencoba mengatakan kata pisah dengan sangat susah. "pisah?" kata eomma ku yang sontak terkejut dengan kata itu "ada apa sebenarnya?" kata appa yang sepertinya bingung dengan ini semua.

Aku menangis secara perlahan saat mengatakan "Namjoon menghamili wanita lain" kataku menutupi muka dengan tangan karena air mata yang mendesak keluar dan mencoba terus terang dengan apa yang terjadi.

"apa? Dasar lelaki brengsek" kata appa dengan gampang, sontak eomma menatap appa dengan tajam. "apa kau sudah bertanya kepada Namjoon?" kata eomma yang seakan tak percaya dengan kelakuan menantunya.

"untuk apa? Wanita itu yang mengatakannya padaku, dan ia memberikan testpack nya juga" setelah mendengar perkataanku eomma mengusap pundakku dan  mukanya terlihat sangat kecewa terhadap Namjoon.

"bagaimana dengan twins?" memang aku tak memikirkan sampai situ aku baru berpikir aku akan pisah dengan Namjoon. Aku juga bingung twins tak salah apapun ia masih berhak menerima kasih sayang dari kedua orang tuanya.

Twins pantas mendapatkan haknya sebagai anak, aku juga tak mau merusak masa kecilnya, aku tak mau membiarkan mereka tumbuh tanpa daddy nya, ataupun aku tak akan bisa hidup jika mereka tak ada disampingku.

Urusan harta gono gini itu semua bisa diselesaikan tinggal bagi dua, selesai. Tapi kalau twins tidak bisa dibagi sebagai contoh Daesong ikut denganku, sedangkan Youra ikut dengan Namjoon ataupun sebaliknya, tidak bisa begitu mereka harus tubuh bersama.

Aku belum juga menjawab pertanyaan dari eomma, sedari tadi aku melamun memikirkan twins. Appa yang sepertinya menyadariku yang kembali memikirkan hal yang besar, lalu meyuruhku untuk tidur dikasur lamaku.

Aku pergi kelantai atas, aku merindukan suasana kamar ini, disini juga banyak kenanganku bersama Namjoon apalagi saat saat dimana kita berusaha melewati masa sulit dimasa lalu.

Aku menidurkan badanku saat aku melihat keatas, aku melihat jam yang mengingatkanku pada perkataan Namjoon "aku tak suka menatap jam, karena aku sadar pelahan demi perlahan, detik demi detik waktuku bersamamu akan berkurang" katanya.

Dan kali ini aku sadar memang saat dimana kita bersama mungkin sudah berakhir. Perlahan mataku tertutup.

******

Aku terbangun karena mengingat bahwa twins akan sekolah. "joon..." kataku mencoba membuka mata. Namun tak ada dirinya, aku melihat sekitar dan tersadar bahwa aku sedang ada dirumah eomma, karena masalah yang Namjoon sebabkan.

Apa itu tanda jika aku masih mencintainya?

Aku masuk ke kamar mandi mencoba berfikir bagaimana ini semua dapat selesai? Apa aku cerai saja? Nanti aku jadi janda dua anak? Bagaimana dengan twins? Apa aku kembali saja menjadi pemilik toko kopi?

Joon katakan padaku bahwa ini mimpi buruk yang tak ingin aku ulangi lagi

Aku keluar dan turun, aku memfokuskan mataku saat melihat sosok pria yang begitu aku rindukan Han Shyhin, kakakku yang saat ini menjadi pemilik prusahaan yang diwarisi dari appa.

Aku berlari dan memeluknya, ia juga sudah menikah dan mempunya 3 anak bersama istrinya Hyo Jinwang.

"tumben kau kemari?" katanya memang aku jarang kemari karena jarak yang cukup jauh, sedangkan ia setiap minggunya menyempatkan diri untuk menemui eomma dan appa karena jarak yang tak terlalu jauh.

"ada apa dengan Namjoon kali ini?" katanya dan mendorong bangku kebelakang tanda mempersilahkan duduk "ia menghamili wanita lain" kataku yang mencoba tegar bahkan terbilang santai, sudah pantas Namjoon menghamili wanila lain karena otaknya dipenuhi dengan nafsunya.

"enteng banget sih lu ngomong" katanya mengambil sarapan "yeh emang bener kaya gitu" kataku mencoba lebih tegar lagi, aku melihat jam tangan uang menunjukkan pukul 8 pagi, aku harap Namjoon bisa menjaga twins dengan baik, saat aku mencoba menenangkan pikiranku.

Instagram

❤9.568
Youra.kim one last year😊

View all comment
Sexy.joy so cute😚
June.gans ini gue waktu dulu
Anakayam nanti aku ajakin jalan jalan jalan ya...

"gak kerja?" kataku menatap sekilas abangku. "bos mah kalem, jadi bagaimana selanjutnya kau dengan Namjoon?" katanya dengan santainya, dan mulai memasuki topik itu lagi.

Aku tak menjawab, dan memilih menghabiskan makananku. "jika kau ingin berpisah dengannya, tidak abng tak mau itu terjadi, dan twins yang akan menjadi korban, dan aku tak percaya Namjoon melakukan iti" katanya meminum air putih, lalu pergi.

Jadi dalam masalah ini aku berhak menjadi korban tanyaku kepada diri sendiri. Aku berusaha menelpon twins berharap belum berangkat ke sekolahnya, namun tak ada yang menjawab.

Aku ingin menelpon Namjoon tapi, aku tak sanggup, aku akan menangis ketika aku sudah akan mulai berbicara dengannya.

Joon kau yang menyebabkan semua ini tapi apakah aku juga harus ikut campur dengan maslah ini dan aku wajib membantumu menyelesaikannga, kau yang membuatnya, dan kau juga akan tau bagaimana cara luruskannya, harusnya bukan?

Aku merindukan twins aku merindukan ketika mereka memanggilku mommy aku juga mengingat ketika mereka memanggilku mommy untuk pertama kalinya pada saat itu mataku berkaca kaca tak percaya aku sudah menjadi seorang ibu, bukan untuk satu orang tapi melainkan dua, dan menanyakanku tentang bahasa korea ketika mereka akan membeli atau mengatakan sesuatu.

Mereka bukan hanya sekedar keluarga bagiku tapi mereka adalah sesuatu yang tak bisa terlukiskan oleh kata kata, sebuah keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu, dan anak bagaimana jika salah satunya memutuskan untuk pergi bukankah itu sakit, sangat sakit.

Joon aku menyalahkanmu atas hal ini.






Makasih buat yang udah keep stay baca kalian luar~ biasa😚

Maaf part nya GJ😅

Salam hangat dariku😘😘😘

Joons Family [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang