2

2.5K 165 12
                                    

"Novarian Nicholas Pratama," jawab cowok didepan, "panggil Ian."

Anak kelas 12 Ipa-1 langsung bersorak riuh rendah, apalagi suara melengking dari hampir semua cewek–terkecuali Kay– yang begitu bahagia menyambut cowok berparas tampan itu. Bahkan Aluna ikut berteriak di samping telinganya, bisa-bisa Kay tuli dalam usia yang masih muda.

Melihat Aluna yang menjerit tak karuan, membuat sepasang mata mendelik kesal. Iris karamelnya mengubah pusat perhatian kearah cowok yang kini sedang dipuja kaum hawa di kelasnya itu.

"Apasih," gumam Key mendengus, "masih gantengan gue kan?"

Surya mundur dengan wajah ngeri, ia menjauhkan wajah Key dengan telapak tangannya yang besar itu, "maneh mulai gak waras semenjak jadi ketos ya?"

"Tangan lo bau njir."

Surya mencium tangannya sendiri, dalam sedetik ia mengernyit, "urang abis boker, tadi cuci tangan gak ya?"

"Menjauh lo dari gue!"

"Kejam banget sih Key." Cowok dengan wajah nenyebalkan itu malah semakin maju sampai Key terpaksa menahan kursi Surya dengan kedua kakinya dan mendorongnya jauh-jauh.

"Gue gak kenal lo, ya. Cuci tangan sana, jorok!"

"Ian, sok duduk atuh. Baik-baik ya, Bapak mau balik ke ruang guru dulu ya Anak-anakku tersayang." Ujar Pak Ucup seraya meninggalkan kelas dengan gaya berjalannya yang khas, tinggi tegap dan dengan dada yang membusung tapi sayang tak terlihat gagah sama sekali.

Cowok bernama Ian itu berjalan kearah kursi yang paling belakang, wajahnya belum berubah, segaris senyum pun tidak ada. Tapi anehnya semua cewek semakin menggila, mata mereka seperti sudah di setting untuk mengikuti kemanapun Ian melangkah.

Sedangkan seorang gadis berponi masih anteng dalam pikirannya sendiri, menerka apa itu benar cowok yang dia lihat di tko roti tadi pagi atau bukan.

Set.

Kay menahan napas, ia langsung memalingkan wajah, menghadap kearah Aluna lalu bersikap sebiasa mungkin tapi pasti terlihat lebih aneh. Karena Aluna yang ada didepannya sudah langsung mengernyitkan dahi.

"Kenapa Kay?"

"Nggak papa," Kay berusaha tersenyum selebar mungkin untuk menghilangkan rasa nervous nya karena tatapan tajam tadi yang berlangsung sangat cepat. Ini Kay gak ke-gap ngeliatin cowok itu, kan? Kay cuma penasaran.

"KAYLA!" Surya berteriak, "LKS nya."

Matanya menunduk, empat LKS yang tersisa. Kay merutuk karena tidak memberikan LKS itu pada Surya tadi.

Pasrah, Kay berjalan kearah Ian. Lalu meletakkan LKS itu tepat diatas meja dihadapan Ian.

Dalam gerakan pelan, Ian menoleh. Ekspresi datarnya benar-benar terkontrol dengan sangat baik, buktinya saja sejak tadi masih sama. Kay sampai ragu kalau Ian bukan manusia.

Kay memajukan setumpum LKS itu sedikit, "punya kamu. Buat bimbel."

"Hm."

Gak enak lama-lama deket dia, batin Kay dalam hati. Kay langsung membuat U-turn kembali ke tempatnya sebelum mati kutu didepan cowok robot itu.

BROTHERS : The Twin [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang