3

2.3K 141 11
                                    

Bel pulang sudah berbunyi lima menit lalu, tapi belum ada anak osis yang beranjak dari tempatnya. Mereka hanya berkedip sesekali agar mata mereka tidak terlalu kering karena melihat layar monitor yang menyala sejak tadi. Makanan dan minuman berserak di meja panjang besar yang ada di ruangan tersebut dan mereka duduk berjajar saling berhadapan satu sama lain, mengerjakan laporan sertijab yang harus di serahkan seminggu lagi. Agar mereka bisa cepat-cepat fokus pada kegiatan mereka di kelas dua belas.

Target mereka, selesai di minggu pertama sekolah. Itu kenapa tidak hanya sekretaris yang mengerjakan, semua petinggi osis membantu. Agar semuanya akurat dan selesai dengan cepat. Agar kejadian pengurus osis sebelum mereka tidak terulang. Dan melimpahkan semuanya pada sekretaris.

"Wah... Yang paling pusing tuh kalo udah ada dokumen yang ilang." Komentar Aluna dengan mata yang sibuk berputar kekanan dan kekiri dan tangannya yang sibuk menggerakan mouse.

"Gak disimpen dalam satu file, Al?" Tanya Fera, si sekretaris, "biasanya lo rapih banget."

"Semuanya ada, cuma dua yang ilang. Heran gue." Sahut Aluna, hanya ada dua file yang hilang. Proposal kegiatan pensi dan pameran sekolah waktu kelas sebelas, sepertinya Aluna lupa menempatkan file itu dimana. Ia lalu mengeluarkan satu lagi USB dari sakunya, mencarinya disana.

"Fe, lo gak punya copy-an nya lagi? Beneran?"

"Iya. Waktu itu udah gue bilang, kan. Waktu laptop gue rusak, gak bisa di restore file-nya. Udah gitu, USB gue ilang. File yang lo cari copy-an nya di USB, dan file aslinya di laptop."

Aluna garuk-garuk kepala, "gimana dong kalo gak ketemu. Apa waktu itu gue belum copy semua dari lo, ya?"

Fera mengedikkan bahu, dia juga bingung sendiri. Masih beruntung, seminggu sebelum kejadian Aluna sudah meminta file-file osis untuk di copy ke USB nya, jaga-jaga jika terjadi suatu hal seperti ini.

"Tolong cari hard file nya." Key bersuara, "biar cepet beres. Terus bisa pulang. Udah sore juga."

"Oke!" Yang lain menyahut dan mulai mencari. Sedang Aluna dan Fera kini mengambil fokus lain dan menyusun yang sudah mereka garap sejak kemarin.

"Key, Kayla pulang sama siapa sekarang?" Tanya Aluna seraya meregangkan tubuhnya.

Seolah teringatkan, Key langsung berlari meninggalkan ruangan osis dan langsung pergi ke kelasnya yang berada tepat di sebrang ruangan osis tersebut.

Kosong, sudah tidak ada seorang pun di kelas. Key langsung menelpon kembarannya itu, menanyakan apa Kay sudah pulang atau masih di sekolah.

"Dimana?"

"Aku? Di perpus, sama Surya."

"Ngapain sama si buluk?"

"Eh urang gak buluk ya! Seenak jidat kalo ngomong! Bilang aja kalo maneh sebenernya takut kesaing sama ketampanan urang!" Suara Surya terdengar berteriak, lalu sedetik berikutnya terdengar orang yang memprotes Surya. Mungkin karena berisik.

"Tadi pas mau pulang, disuruh Bu Jess simpen buku paket yang baru dateng. Ya jadinya disini. Yang jaga perpus masih absen." Jelas Kay agar kembarannya itu tudak salah paham, "udah ya. Aku tutup."

"Dimatiin?" Key sewot lalu menelpon balik kembarannya itu.

"Duh, apalagi sih?" Suara Kay kini terdengar berbisik.

"Kamu pulang kapan? Aku anterin."

"Nanti aku kabarin deh. Udah ya."

Key berdecak kesal karena lagi-lagi panggilannya diputuskan sepihak. Key menoleh kearah barat, dimana koridor menuju perpustakaan yang berada tepat di sisi sekolah paling belakang itu, Key hendak melangkah kesana, untuk menyusul kembarannya, tentu.

BROTHERS : The Twin [ON HOLD]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang