Gazebo di belakang rumah Faisal jadi sedikit ramai karena kehadiran Hanum dan Satria. Seperti yang diinginkan dua orang tersebut, Faisal akhirnya mengundang mereka berdua untuk bermain di rumahnya. Mereka kini tengah memakan sosis bakar yang dibuat Hanum sembari bermain permainan ludo.
"Eh, minumannya lupa gue bawa. Sat, lo mau minum apa?"
"Air dingin aja, Sal."
"Kalau kamu, Hanum, mau minum apa?"
"Pengen susu full cream dong, Sal, hehehe. Ada nggak? Kalau nggak ada air putih aja."
"Ada, kok. Tunggu bentar ya." Faisal beranjak dari gazebo meninggalkan Hanum dan Satria untuk mengambil minuman di dapur.
"Satria, katanya kamu bisa main gitar, ya?" Setelah diam beberapa saat, akhirnya Hanum memecah hening.
"Eh? Iya, bisa. Kok lo tahu, sih?" Satria mengernyit heran. Seingatnya, ia tak pernah bercerita hal tersebut pada gadis yang baru dua kali ditemuinya itu.
"Faisal yang cerita. Dia bilang katanya kamu bisa nyanyi juga."
Ini kali kedua Satria mendengar Hanum bercerita cukup panjang. Ia senang karena sahabat dari sepupunya itu mulai terbuka dengannya.
"Faisal kayaknya cerita banyak ya sama lo."
"Nggak juga. Cuma dua itu aja." Setelah berkata begitu, Hanum kembali melahap sosis bakarnya.
Satria melongo, ini cewek datar banget.
"Lo mau lihat gue main gitar sambil nyanyi?" tawar Satria.
Mata Hanum berbinar. "Mau," jawabnya.
"Bentar, ya, gue ambil gitarnya dulu."
Satria beranjak dari duduknya, masuk ke dalam untuk mengambil gitar milik Faisal.
"Satria kemana?" tanya Faisal yang datang beberapa saat setelah Satria pergi.
"Ngambil gitar."
"Dia mau nyanyi?"
"Iya."
"Kamu yang minta?"
"Nggak. Dia yang nawarin. Jelas aku nggak nolak."
Faisal ber-oh ria. Tak heran jika Hanum meneriwa tawaran menggiurkan itu. Karena Hanum sangat suka melihat seseorang memainkan gitar sambil bernyanyi. Sayangnya, hingga saat ini Faisal bahkan tidak kunjung bisa memainkan gitar yang sudah dibelinya sejak lama. Ditambah lagi ia juga tak bisa bernyanyi dan tak mempunyai suara sebagus yang dimiliki Satria.
Faisal menyerahkan sekotak susu pada Hanum. Gadis itu menerimanya setelah mengucapkan terima kasih, dan segera meneguknya. Sementara Faisal, pemuda itu meminum jus buah naga yang tadi dibuatnya sendiri.
Tak lama kemudian Satria kembali hadir diantara mereka sambil menenteng gitar berwarna cokelat.
"Nyanyi apa, nih?"
"Terserah lo." Faisal yang menjawab pertanyaan Satria, padahal Satria menujukannya untuk Hanum.
"Gue nggak nanya sama lo, Bahlul! Gue nanya sama Hanum."
Hanum terkikik melihat kelakukan mereka. "A Thousand Year aja, Sat."
Satria sedikit kaget mendengar namanya disingkat menjadi 'Sat' oleh Hanum. Untung nggak 'Bang Sat', pikirnya.
"As you wish, Hanum."
Satria memetik senar, menyesuaikan nada, dan menarik napas sebelum ia mulai bernyanyi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum
Teen FictionHanum tak pernah pacaran, teman laki-lakinya pun hanya Faisal. Entah karena ia terlalu cuek, atau memang tak menarik di mata laki-laki. Tapi, Hanum memang tak pernah benar-benar jatuh cinta. Pada siapa pun. Bahkan ketika Faisal menyatakan perasaann...