"Hoi!" Teguran itu membuat Hanum melonjak kaget.
"Ish! Kaget, kirain siapa." Kening Hanum berkerut, kesal. Sementara Satria tertawa lepas di sampingnya.
"Lagi ngapain di sini?"
"Nunggu Faisal."
"Oh, kalian suka pulang bareng?"
Hanum mengangguk sebagai jawaban.
"Baru tahu," komentar Satria. Hanum mengedikkan bahu, tak peduli.
"Kok nggak pulang?"
Satria menoleh, "Ini mau, kok. Nungguin lo ketemu Faisal dulu."
"Ngapain ditungguin?"
"Kasian, masa cewek disuruh nungguin cowok sendirian." Satria menyunggingkan senyum menyebalkan.
Hanum memutar bola mata. Namun tak urung senyumnya tercipta. Sepertinya, kini ia mudah sekali tersenyum hanya karena melihat tingkah Satria.
"Tuh, si Bujang Lapuk dateng juga akhirnya." Telunjuk Satria mengarah pada Faisal yang tengah berjalan ke arah mereka. Hanum melihat ke arah yang ditunjuk Satria. Benar saja, Faisal mendatangi mereka berdua dengan beberapa buku di genggamannya.
"Ngapain lo di sini Bang ... Sat?" tanya Faisal pada Satria seraya memasukkan buku ke dalam tasnya.
"Kampret! Ya nungguin Hanum lah."
"Ngapain nunggu dia, dia pulang bareng gue. Pergi sana! Hush!"
"Lo yang ngapain. Masa cewek ditinggal sendirian. Makanya Hanum gue tungguin." Satria mengalihkan pandangan pada Hanum. "Hanum, gue duluan ya. Hati-hati lo sama si Bujang Lapuk, nanti dibawa kabur."
Hanum tertawa kecil. "Iya. Kamu hati-hati juga," balasnya.
Satria mengedipkan sebelah matanya pada Hanum, membuat Faisal yang melihatnya mengernyit jijik.
"Dih, najis lo. Dah pergi sana." Faisal mendorong Satria untuk menjauh darinya dan juga Hanum.
"Elah ... Rese amat. Dah Hanum."
Satria melambaikan tangan pada Hanum, yang dibalas lambaian serupa. Pemuda itu kemudian lenyap diantara kerumunan murid yang juga akan pulang.
"Nih." Faisal menyodorkan helm pada Hanum.
"Tadi dipanggil sama Bu Dede lagi?"
"Iya." Faisal mulai mengidupkan motornya.
"Perasaan dipanggil terus sama beliau. Ada apa emangnya?"
Hanum naik ke atas motor. "Udah," ucapnya. Kemudian Faisal melajukan motornya.
"Sebenernya, aku disuruh buat ikut olimpiade sama Bu Dede. Makanya beliau akhir-akhir ini sering panggil aku. Buku yang aku bawa tadi juga dari Bu Dede," jelas Faisal dengan suara sedikit nyaring. Untuk menghalau suara bising dari kendaraan lainnya.
"Bagus, dong! Emangnya ikut olimpiade apa?" Suara Hanum terdengar sumringah di telinga Faisal. Pemuda itu menatap gadis di belakangnya lewat kaca spion.
"Olimpiade Fisika." Ia menjeda. "Tapi aku males banget."
"Lho, kok gitu?" Kening Hanum mengernyit. "Eh, ini kita mau ke mana? Kok belok sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanum
Teen FictionHanum tak pernah pacaran, teman laki-lakinya pun hanya Faisal. Entah karena ia terlalu cuek, atau memang tak menarik di mata laki-laki. Tapi, Hanum memang tak pernah benar-benar jatuh cinta. Pada siapa pun. Bahkan ketika Faisal menyatakan perasaann...