Chapter 03

19.6K 1.6K 30
                                    

"Terima kasih Namjoon-ssi. Senang menginap di motelmu, di sini nyaman."

Namjoon tersenyum mendengar pujian Jungkook. "Sama-sama, terima kasih juga pujiannya. Kau akan pulang ke rumahmu?"

"Hm, ya. Bagaimanapun aku harus mempertanggung jawabkan semuanya. Doakan saja aku masih bisa hidup, ku yakin aku akan jadi samsak tinju hari ini." Jungkook terkekeh miris.

"Tentu, semangatlah. Kau pasti menemukan gadis itu, cepat atau lambat. Semoga."

***

"Tuan muda, Tuan sangat marah. Tuan muda yakin ingin pulang?" Jungkook menghela napas mendengar itu dari supirnya.

"Aku tahu Paman, tidak apa. Aku harus bertanggung jawab bukan?"

"Maaf jika saya lancang, kenapa Tuan muda sampai tidak datang kemarin? Nona Yoora sangat syok."

"Terjadi sesuatu, Paman dan semuanya akan tahu setelah aku sampai di rumah dan menjelaskannya..." Setelahnya hening, Myungsoo tak ingin bertanya lagi pada majikannya itu. Pria yang sudah seperti anak baginya itu terlihat sangat kacau. Seperti semua semangat dan gairah pemuda itu di cabut secara paksa.

Mobil memasuki bangunan rumah keluarga Jeon, membuat Jungkook semakin gugup. Takut? Tentu saja, bodoh jika tidak. Ia melakukan kesalahan yang benar-benar fatal dan sulit dimaafkan.

Semua mata tertuju padanya saat ia memasuki rumah. Apalagi sang Ayah, pria paruh baya itu menatapnya penuh emosi. Jungkook berdiri beberapa langkah dari sang Ayah, pria paruh baya itu memang sedang menunggu putra bungsu mereka. Kepala Jungkook tidak bisa menegak, karena merasa malu dan tidak pantas.

PLAK!

Satu tamparan keras melayang ke pipi kiri Jungkook hingga ia sedikit terhuyung. Mereka meringis melihat Jeon Junghwan menampar putranya sendiri sekeras itu hingga luka.

"Masih berani pulang?" Diam, Jungkook hanya diam dengan itu.

PLAK!

Satu tamparan lainnya mengenai pipi kanan Jungkook. Tapi, Jungkook memilih diam dan membiarkan. Bukankah ia sudah bilang jika ia siap jadi samsak tinju hari ini? Ia sudah siap dengan semua konsekuensinya.

Nyonya Jeon sudah menangis melihat suaminya yang memukul Jungkook dan memarahinya. Jaehyung berusaha menangkan Ibu dan istrinya.

Dengan dua kali tamparan saja darah terlihat mengalir dari mulut Jungkook di sudut bibirnya, karena tamparan ayahnya itu memang sangat kencang.

"Kau masih berani pulang setelah mempermalukan Ayah dan keluarga ini seperti kemarin Jeon Jungkook?!" Junghwan mencengkeram kuat rahang putra bungsunya itu agar mendongak menatapnya.

"Tatap aku jika aku sedang bicara!" Kedua tangan Jungkook mengepal, matanya berkaca-kaca.

"APA AKU PERNAH MENGAJARKANMU MENJADI PRIA SEPERTI INI?!!" Jungkook menggeleng pelan.

"Tidak, tidak pernah!"

PLAK!

"Lalu kenapa kau melakukan hal itu?!" Tuan Jeon mendorong Jungkook hingga sedikit mundur.

PLAK!

"Kenapa kau melakukan itu meski tahu aku tak pernah mengajarkan hal seperti itu?!"

PLAK!

"KENAPA?!"

PLAK!

"AYAH SANGAT KECEWA PADAMU JUNGKOOK-A!!"

PLAK!

bruk!

Tamparan terakhir sangat kencang membuat Jungkook terhuyung dan jatuh. Jungkook merasa pipinya mati rasa karena tamparan Ayahnya sendiri. Darah dari mulutnya keluar semakin banyak, ditambah lagi dengan darah yang keluar dari hidungnya. Tubuhnya gemetar menahan tangis.

Accident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang