Chapter 14

19.7K 1.5K 54
                                    

Jungkook mengerang pelan sambil memegang kepalanya yang terasa berdenyut. Pagi ini Jungkook bangun dengan keadaan kondisi kesehatannya yang sedikit menurun. Ia membuka kelopak matanya dan menatap langit-langit kamarnya. Helaan nafas lega kembali terdengar, ia merasa sedikit lega karena sudah bertemu dan bicara pada Minjun.

Namun, tak bisa ia pungkiri juga jika ia semakin gugup. Bicara pada Hyeran, mungkin tidak akan semudah ia berbicara pada Minjun. Di kepalanya masih memikirkan rencana yang ntah nantinya akan membuahkan hasil atau tidak.

Rencananya ia akan datang ke kantor dimana Hyeran bekerja. Ia cukup mengenal baik Presdir perusahan dimana Hyeran bekerja. Lima tahun mencari, ternyata Hyeran bekerja di perusahaan adik ipar Yoora. Dengan kata lain, Hyeran bekerja di perusahaan adik dari suaminya Yoora.

Kim Yumi, adik dari Kim Mingyu. Mingyu adalah pria yang menikahi Yoora, mereka sudah menika sekitar hampir satu tahun dan sekarang Yoora sedang mengandung. Usia kandungan gadis itu sudah masuk delapan bulan.

Jungkook meraih ponselnya dan melihat jam yang tertera di ponselnya. Pukul 9.12 pagi. Sangat lama ia tertidur, hingga bangun di pukul segitu. Ia sedikit terkesiap saat ponselnya tiba-tiba berdering, menunjukan nomor asing diponselnya. Ibu jarinya menggeser pada ikon hijau untuk menjawab.

"Yeoboseyo?" Jungkook langsung terduduk setelah mendengar suara orang yang menelfon, mengabaikan rasa pening dikepalanya.

"Minjun-a?" Dari seberang sana, Minjun tengah tersenyum saat sang ayah menyahuti. Namun keningnya berkerut saat mendengar suara sang ayah yang serak.

"Iya ini Minjun, ayah. Eumm, ayah sakit? Suara ayah serak sekali." Jungkook tersenyum saat mendengar kalimat khawatir putranya.

"Tidak, sayang. Ayah baik-baik saja. Kau menelfon menggunakan ponsel siapa?"

"Menggunakan ponsel Hoseok Saem. Seonsaengnim yang menyuruhku menelfon ayah." Jungkook menganggukkan kepalanya mengerti, ia harus berterima kasih lagi pada Jung Hoseok nanti.

"Minjun..."

"Iya, ayah?"

"Hari ini ayah akan menemui ibu..." Jungkook mendapat keheningan selama beberapa detik, hingga suara Minjun kembali terdengar.

"Ayah..."

"Ya, sayang?"

"Semoga berhasil, Minjun akan berdoa untuk ayah." Mata Jungkook kembali berkaca-kaca setelah mendengar kalimat Minjun yang terdengar begitu tulus. Bibirnya mengulas senyum.

"Tentu, ayah harus berhasil! Terus doakan ayah, dan fokus saja pada sekolahmu. Ayah akan membawa kalian, bagaimanapun caranya. Ayah janji Minjun, ayah janji!" Air mata mengalir begitu saja melewati pipinya.

Terdengar suara Hoseok, meminta Minjun memutus panggilannya karena sudah waktunya masuk. Hoseok meminta izin sebentar agar Minjun bisa menelfon Jungkook, lalu kembali ke kelas.

"Ayah, aku harus kembali kekelas. Aku tutup."

"Baiklah, sampai jumpa. Belajarlah dengan baik sayang."

"Dah, Minjun sayang ayah..."

"Dah, ayah juga sangat sayang pada Minjun..."

Setelah itu sambungan terputus. Kening Jungkook kembali berkerut saat pening kembali melanda kepalanya. Ia menggelengkan kepalanya, agar pening di kepalanya berkurang.

Tidak! Jungkook tidak boleh sakit sekarang! Ia harus menuntaskan semuanya terlebih dahulu. Meski merasa tubuhnya demam, Jungkook tetap memaksakan diri untuk pergi ke kantor Kim Yumi. Ia beranjak dari ranjang dan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan diri.

Accident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang