Chapter 04

18.2K 1.6K 72
                                    

Jungkook mulai menunjukkan kesadarannya setelah hampir seharian tidak sadarkan diri akibat dihajar habis-habisan oleh Kim Taehyung.

"Syukurlah kau sudah sadar."

"Hyeong..." lirih Jungkook.

"Istirahatlah dulu, kau baru sadar."

Jungkook berusaha mengingat,  Taehyung yang menghajarnya habis-habisan setelah ia menjelaskan semuanya. Lalu semuanya menjadi gelap, ia pingsan.

Jungkook merasa ngilu di beberapa bagian, memar di wajahnya juga begitu terasa. Ia merasa wajahnya membengkak. Untung saja tulang rahangnya tidak geser akibat tamparan dan tinjuan kemarin.

"Ayah dan Ibu dimana Hyeong? Akh sshhh..." pria itu meringis saat membuka mulutnya lebih lebar untuk bicara.

"Sudah kubilang istirahat, bibir dan rongga mulutmu itu luka. Dasar keras kepala! Jangan banyak bicara dulu beberapa hari kedepan!" ucap Jaehyung kesal pada Jungkook.

"Ayah masih marah padamu, walau sempat terlihat panik dan khawatir saat tahu kau dibawa kerumah sakit ia tetap kukuh dirumah tak ingin menemuimu. Ibu menemani Ayah, kau tahu mereka semua masih syok dan kecewa."

Jaehyung benar-benar kasihan pada adik satu-satunya ini. Pernikahan batal, banyak yang membencinya, keadaan yang kacau, belum lagi adiknya ini harus mencari gadis yang di tidurinya. Mencari gadis tanpa tahu identitas dan tanpa mengingat wajah, itu pasti akan sangat sulit bagi adiknya ini. Petunjuk satu-satunya hanya kalung, itu takkan terlalu membantu.

Jungkook hanya bisa menghela nafas mendengar penjelasan kakaknya itu.

***

Rasanya Jungkook ingin tenggelam saja kedasar laut. Sudah satu bulan lebih tapi tak ada tanda bahwa gadis yang ia tiduri akan meminta pertanggung jawaban darinya. Hubungannya dan keluarga Kim pun masih sangat merenggang. Setelah kejadian Jungkook yang masuk rumah sakit itu semuanya jadi terasa menjauhinya. Orang tuanya, sahabat-sahabatnya.

Terutama Taehyung. Pria itu selalu menatap benci kearahnya. Sejak itu juga ia tidak pernah berani lagi bertemu Yoora, takut jika keberadaannya malah akan membuat mood gadis itu semakin buruk.

Selama satu bulan ini ia selalu sendiri, hanya ada Jaehyung yang mengingatkannya makan siang melalui telfon. Jika tidak, ia bisa tidak makan seharian penuh. Mungkin hingga esoknya lagi. Kakaknya itu jadi semakin cerewet seperti ibu-ibu, ralat seperti nenek-nenek.

Sejak itu juga Jungkook selalu menghabiskan waktu di kantor berkutat dengan berkas-berkas yang membuat otaknya bertambah seperti ingin pecah rasanya. Tak terasa pekerjaan beberapa waktu kedepan sudah selesai dalam waktu sebulan lebih.

Senyumnya meredup, satu kantor menyadari itu. Presdir mereka tak lagi seceria dulu, buruknya rumor Jungkook meniduri gadis lain sebelum pernikahan sudah menyebar luas dan Jungkook sama sekali tidak perduli. Yang ada di otaknya adalah menemukan pemilik kalung itu.

Ngomong-ngomong tentang kalung, Jungkook mengganti kalungnya. Menyimpan kalung yang sudah putus dengan baik dan memakai liontinnya untuk di pakai olehnya dengan kalung yang baru. Selama ini liontin itu selalu menggantung di kalung yang Jungkook kenakan.

Teman-temannya tak pernah mengunjunginya lagi dan ia tak berniat mengunjungi yang lain juga. Jungkook paham, mungkin sekarang mereka membenci Jungkook dan takkan menganggap dirinya sahabat lagi. Sekarang ia selalu sendiri.

Jungkook melamun sambil menggenggam liotin dikalungnya, ia tak menyadari ada yang masuk kedalam ruang kantornya.

Kim Yoora, gadis itu yang masuk. Ia minta pada Sekertaris Jungkook agar tidak bilang jika dirinya datang, ia ingin tahu Jungkook sedang apa. Ia juga sudah mendengar bagaimana kacaunya Jungkook dari Jaehyung.

Accident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang