Chapter 10

18.9K 1.6K 74
                                    

"Bu..." Hyeran menoleh saat mendengar suara Minjun memanggilnya.

"Ya sayang?" bibirnya membentuk senyuman lembut, lalu mengusap surai hitam legam milik putranya.

"Ibu melamun lagi." Hyeran hanya diam, membiarkan putranya mengatakan apa yang ingin disampaikan. Ia sangat tahu jika Minjun menyimpan banyak pertanyaan, namun masih ragu untuk bertanya. Dan berakhir diam, tidak jadi bertanya.

"Sebenarnya apa yang membuat ibu terus melamun? Minjun tidak suka melihat ibu terlihat sedih, Minjun lebih suka melihat ibu tersenyum dan tertawa bahagia. Ada apa bu...?"

"Tidak... Ibu hanya sedang memikirkan Minjun."

"Aku?" tanya Minjun sambil menunjuk dirinya sendiri.

Hyeran menarik Minjun duduk di pangkuannya berhadapan dengannya.

"Ada yang mau kau tanyakan? Ibu tahu Minjun menyimpan banyak pertanyaan, disini dan disini..." Hyeran menujuk kening dan dada putranya.

"Pertanyaan?" Minjun semakin bingung dengan perkataan ibunya.

"Iya, tentang ayah." Bibir kecil itu bungkam sejenak setelah mendengar kalimat ibunya.

"Bu..."

"Tanyakanlah sayang, ibu akan beritahu segalanya. Semuanya tanpa terkecuali, tanpa rahasia. Ibu juga ingin Minjun tahu yang sebenarnya."

Minjun menatap Hyeran, terlihat jelas jika ibunya itu terlihat amat sangat sedih. Inilah sebabnya kenapa ia selalu mengurungkan niatnya untuk bertanya, selalu ada kesedihan dimata ibunya setiap ia ingin bertanya.

"Tanyakan saja apa yang ingin kau tahu, jangan ragu. Ibu akan menjawabnya, dan kuatlah setelah mendengarnya sayang..."

"Ayah... kemana bu? Kenapa Minjun tidak pernah melihat ayah? Bahkan dari fotonya, ibu juga tidak pernah membahas tentang ayah. Dan teman-teman bilang Minjun tidak punya ayah..."

Hyeran menggeleng pelan. "Ibu akan ceritakan semuanya, tapi ibu mohon Minjun jangan marah. Ibu tahu Minjun akan kecewa, tapi Minjun harus tahu kebenarannya."

Tangannya terus mengusap surai hitam legam milik putranya.

"Siapa bilang Minjun tidak memiliki ayah? Minjun punya. Jika Minjun tidak punya ayah, Minjun tidak akan lahir. Hanya saja, kami tak bisa bersama." Hyeran sedikit kesulitan menjelaskannya.

"Kenapa? Kenapa ayah dan ibu tidak bisa bersama?" tanya Minjun, menatap mata Hyeran yang sudah berkaca-kaca.

"Karena memang tidak bisa..." Air mata Hyeran menetes setelah mengatakan itu.

"Ayah Minjun sudah bahagia bersama pasangannya, tapi bukan ibu. Sesungguhnya ibu tidak ingin mengatakan ini. Tapi Minjun juga harus tahu, karena Minjun berhak tahu."

Hyeran terisak sambil menjelaskan itu. Ia benar-benar tidak tega, jika harus mengatakan semuanya. Tapi ia tidak bisa menunda, ia takut Minjun tahu sebelum ia memeberi tahu. Membuat putranya sangat kecewa padanya.

"Ibu dan ayah tidak pernah saling mengenal. Minjun hadir karena sebuah insiden antara ibu dan ayah-"

"Aku lahir karena sebuah kecelakaan. Minjun hadir tanpa ibu mau, apa Minjun benar?" Hyeran terkesiap mendengar penuturan Minjun.

"Sayang-"

"Ibunya teman Minjun bilang, jika Minjun anak yang tak diinginkan ibu. Anak yang hadir karena sebuah kecelakaan, anak yang lahir dari pasangan yang tidak menikah-"

Hyeran langsung menarik Minjun kedalam dekapannya, tidak sanggup mendengar perkataan Minjun. Ia lupa jika putranya sangat pintar, Minjun pasti langsung mengerti jika dirinya lahir karena sebuah kecelakaan setelah mendengar kalimat-kalimat seperti itu. Diusianya yang genap lima tahun tiga bulan lalu, Minjun sudah berada di kelas dua bangku sekolah dasar. Sebut saja Minjun genius.

Accident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang