Chapter 15

20K 1.6K 58
                                    

Hyeran benar-benar tidak ingin pergi kekantor hari ini. Ia sangat takut jika nanti akan bertemu Jungkook lagi nantinya. Ini membuatnya merasa sangat frustasi. Hyeran takkan pernah menduga jika Jungkook akan ada di sini. Di Busan, muncul dikantornya sambil tersenyum manis tanpa beban.

"Bu..." Minjun bisa melihat Hyeran yang terperanjat karena panggilannya.

"Kau sudah bangun?" Minjun hanya mengangguk pelan sambil mengusap matanya.

"Apa yang ibu pikirkan? Kenapa ibu melamun? Inikan masih sangat pagi..." suara serak Minjun mengisi pendengaran Hyeran. Membuat Hyeran tersenyum, lalu menggelengkan kepalanya. "Tidak apa-apa. Ibu hanya memikirkan pekerjaan. Yah... Pekerjaan." Minjun mengangguk mengerti. Dalam hatinya berucap, pasti ibunya seperti ini karena ayahnya menemuinya.

"Sayang..." Minjun menatap mata Hyeran, kala ibunya itu memanggil.

"Minjun apapun yang terjadi tetaplah bersama ibu, mengerti?" Minjun terdiam sejenak mendengar itu, ia sedikit mencerna kalimat ibunya yang mengandung rasa takut dan cemas. Ia hanya mengangguk menuruti permintaan sang ibu.

"Minjun akan selalu bersama ibu, apapun yang terjadi. Karena Minjun sayang ibu..."

Sayang ayah juga...

***

Jungkook menghela nafas frustasi. Sudah dua hari ini ia terus berkunjung kekantor Yumi dan berusaha dekat dengan Hyeran untuk menjelaskan semuanya, namun nihil. Gadis itu selalu bisa pergi menghindari dirinya. Hyeran tak membiarkan dirinya bersuara satu katapun. Saat ia baru datang, Hyeran akan bergegas pergi dari sana. Ini membuatnya benar-benar frustasi, sangat sulit. Ditambah lagi ia harus menahan tubuhnya yang demam dan sakit kepalanya. Kondisinya semakin menurun akhir-akhir ini. Namun dengan nekatnya ia tetap pergi. Tak apa ia sakit, asal semua ini selesai dengan semestinya.

Hyeran bernafas lega saat tidak melihat Jungkook ada di kantornya hari ini. Mungkin pria itu ada urusan, atau paling bagusnya Jungkook sudah menyerah?

Hyeran benar-benar tidak bisa bernafas dengan baik jika ada Jungkook di kantornya. Pria itu selalu membuatnya tekejut kapanpun karena muncul tiba-tiba.

Dan... Sepertinya Hyeran harus menarik ucapannya tentang ia bisa bernafas lega hari ini. Nyatanya, hari ini pun ia tidak bisa bernafas lega. Karena Hyeran melihat Jungkook berdiri tidak jauh di hadapannya, saat ini, di depan rumahnya!

Jungkook berdiri dengan tegap disana, menggunakan celana jeans hitam dengan sobekan di lutut, kaos putih, coat hitam, sepatu tumberland hitam.

Sebelah alis Jisung naik saat melihat pria yang berdiri tidak jauh dari ia dan Hyeran. Bertanya-tanya siapa pria itu. Matanya memincing saat mengenali mobil yang terpakir.

Mobil yang waktu itu!

Setelah itu ia menatap tajam saat sudah menyimpulkan sesuatu. Pria yang berdiri di depan mereka saat ini, adalah pria yang waktu itu mengawasi rumah Hyeran. Brengsek!

"Song Hyeran." Suara Jungkook terdengar membuat Hyeran dan Jisung menatap kearah dirinya.

"Bisa kita bicara... Sebentar?" tanya Jungkook sambil menatap sendu Hyeran. Namun, ia terkesiap saat tubuh Hyeran ditarik dan di sembunyikan di belakang tubuh Jisung yang menatap tajam kearahnya.

"Apa yang mau kau bicarakan, bicarakan saja di sini!" ucap Jisung penuh penekanan.

"Tidak bisakan kau biarkan kami bicara berdua? Tolonglah, kumohon..." Jungkook tak ingin mencari keributan, tujuannya kesini untuk bicara pada Hyeran. Bukan mencari keributan.

Accident ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang