Happy readings and don't forget to give votes and comments. Awas kalau gak votes. Gue sumpahin kalian yang jomblo cepet dapet doi. Aamiin:v awokawok:v
°°°°°
Bukan tentang siapa yang mencintaimu, tapi tentang siapa yang kau cintai. Karena mau memaksa pun, cinta tak akan pernah tumbuh.
°ALEX°
°°°°°
Alex menghempaskan tubuhnya di atas kasur king size miliknya sembari merentangkan tangannya. Tatapannya masih lurus mengarah pada langit-langit kamarnya yang tertutup plafon putih. Benar dugaannya, Lintang akan mengoceh panjang kali lebar saat ia pulang ke rumah.
Di tambah lagi Adik kembar laknatnya itu juga ikut-ikutan memanaskan suasana. Namun yang di lakukan Alex hanya diam menatap datar pada Lintang lalu mengangguk setelah Lintang menyelesaikan pidatonya.
Alex masih memikirkan kejadian di restoran yang selalu saja menggerayangi otaknya.
°Flashback on°
Alex melepaskan pelukannya lalu mengacak rambut Ana gemas membuat sang empu mengerucut sebal. "Alex!!! Rambut gue entar berantakan!" bukannya merasa bersalah, Alex malah terkekeh pelan.
"Ya udah. Gue anterin lo pulang. Ayo." saat menarik tangan Ana, tangan Alex di pukul keras oleh Ana membuatnya meringis kesakitan.
"Pulang ndasmu! Balik sana ke sekolah. Ngapain juga lo bolos? Ke restoran lagi, laper lo? Di sekolah juga ada kantin. Lagian gue tadi berangkat sama Arga, gak enak gue tinggalin dia. Nanti gue ke kampus bareng dia. Udah sana lo balik."
Alex menatap datar ke arah Ana lalu mengangguk singkat. Tanpa berkata apa-apa, Alex membalikkan badannya meninggalkan Ana yang hanya membiarkannya tanpa mau mengejarnya. Sial! Kenapa Alex menjadi seperti wanita alay?
°Flashback off°
Alex memang kembali ke sekolah, tapi bukannya masuk ke dalam kelas, ia malah mendekam di rooftop dan tertidur di sana hingga jam pulang sekolah.
Alex bangkit dari tidurnya saat mendengar suara pintu kamarnya terbuka. Ia menoleh menatap seseorang yang masih terlihat muda di usianya yang sudah memasuki kepala empat.
Lintang masuk ke dalam kamar putra sulungnya sembari tersenyum tipis dan menghampiri Alex yang terduduk di kasur. Lintang duduk di sisi Alex sambil menyentuh lengan putranya. Alex masih bergeming menatap Lintang.
"Mama tahu Abang ada masalah. Sampe-sampe Abang bolos dan pergi dari sekolah. Bonceng cewek lagi. Maafin Mama tadi marah-marah sama kamu." Alex mengangguk dan tersenyum tipis.
"Iya, Ma. Abang tahu."
"Coba kamu cerita sama Mama. Siapa tahu Mama bisa bantu." Alex menggeleng singkat. "Gak ada, Ma." Lintang mendengus kasar karena putranya yang tak mau terbuka dengannya.
"Kamu itu sama persis kaya Papa kamu. Cuma Adek yang slengekan, tapi dia yang selalu terbuka sama Mama." Alex tersenyum tipis lalu menyentuh kedua tangan Lintang dan menautkannya membawa ke hadapan wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN
Teen FictionAna menatap Alex intens seakan tak percaya akan sebuah pengakuan yang telah di ucapkan lelaki itu. "Tapi... gue gak cinta sama lo, Lex. Gue... gak bisa.." Alex tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti akan penolakan gadis di hadapannya. "Gue ngerti...