Happy reading and don't forget give votes and comments for my story. Awas kalau gak vote sama komen. Gue sumpahin idup lo semua makmur. Waks:v
°°°°°
Gue gak pernah minta untuk di cintai, dan konsekuensi dari lo yang naruh perasaan ke gue adalah tersakiti.
°Alex°
°°°°°
Alex turun dari motor sportnya setelah melepaskan helm yang bertengger manis di kepalanya. Saat ini, ia menjadi pusat perhatian di sekolah SMA Harapan Bangsa. Tiga tahun bersekolah di sini membuatnya sudah terbiasa akan tatapan seperti memuja yang di layangkan oleh seluruh siswi di sekolahnya.
Ia berjalan dengan wajah datar menyebarkan aura kedinginan yang di bawa olehnya dari kutub es. Jika di perhatikan secara intens, kehidupan Alex dan Fakih sangatlah sama persis. Alex terlalu menduplikasi sifat Fakih.
Sedangkan Andra, adik kembarnya itu sangat berbeda sifat dengannya. Pecicilan, blangsak, suka ceplos. Alex sangat menghindari dunia luar, karena saat ia akan bepergian kemana pun, fans Andra selalu saja mengajaknya berfoto mengira bahwa Alex adalah Andra.
Jangan lupakan satu hal, Andra adalah selebgram yang membuatnya semakin terkenal. Dan Alex benci itu. Bukan karena iri, tapi Alex benci jika harus di kerubungi dengan tawon yang haus akan sarang. Benar-benar menyebalkan.
Seluruh siswa di sekolah sudah bisa membedakan mana Alex dan mana Andra. Itu sudah terlihat dari wajah yang mereka tampilkan. Alex dengan tampang datar dan menyebalkan. Andra dengan tampang humoris dan recehnya.
Langkah Alex terhenti saat ada siswi yang secara tiba-tiba berhenti tepat di hadapannya dengan kepala yang tertunduk. Alex tak bisa melihat dengan jelas siapa gadis yang ada di hadapannya. Tapi, mau melihat wajahnya atau tidak, tetap saja Alex tak mengenalnya. Alex hanya kenal dengan Andra, Richo, dan Nadha. Yah bisa di bilang Alex adalah seorang yang introvert.
"Minggir." suara dingin Alex membuat siswi itu tersentak. Semua pandangan tertuju pada kedua insan berbeda genre itu. Bahkan menghembuskan nafas saja rasanya sesak bagi mereka.
Siswi itu dengan ragu mengangkat kepalanya mencoba untuk bertatapan dengan mata elang milik Alex. Kakinya sudah bergemetaran sejak tadi. Alex masih menampilkan wajah datarnya yang semakin membuat semua orang tak mengerti apakah Alex marah atau tidak.
"K-k-kaakkk....." Alex masih terdiam menunggu kelanjutan dari siswi itu untuk berbicara. Ia menyodorkan sebucket bunga di hadapan Alex dengan takut-takut. Kepalanya pun sekarang masih tertunduk.
"Ka-kakk.. Al-lexx.. ma-uu gakk.. ja-jadii... pa-pacar... aaaa--kuuu.." semua siswa yang mendengar ucapan dari siswi ternekat itu menahan nafas menunggu reaksi Alex selanjutnya. Hanya ada dua opsi. Menolak atau memaki.
Alex menaikkan satu alisnya. Tangan kanannya yang bergantung bebas ia arahkan pada dagu siswi itu untuk membawa wajahnya menatap Alex. Siswi itu bahkan tak bernafas. Alex bisa merasakannya. Siswi ini cantik, hanya saja Alex tak menyukainya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN
Novela JuvenilAna menatap Alex intens seakan tak percaya akan sebuah pengakuan yang telah di ucapkan lelaki itu. "Tapi... gue gak cinta sama lo, Lex. Gue... gak bisa.." Alex tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti akan penolakan gadis di hadapannya. "Gue ngerti...