3. °ALAN: HARUSNYA AKU°

135 7 0
                                        

Happy readings and don't forget to give Votes and comments for story. Awas kalau gak votes. Gue botakin pala lo. Awokwowkowk:v

Ps: sambil dengerin mulmed di atas ya:). Semoga ngefeel.

°°°°°

Gue bukannya gak bahagia liat lo bahagia, tapi bahagia lo bukan karena gue, apa gue harus ikut bahagia?

°Alex°

°°°°°

Ana menekan bel rumah Alex berkali-kali. Entah apa yang di pikirkannya, yang terpenting saat ini adalah menyulik Alex untuk membawanya ke mall. Pintu rumah terbuka menampilkan Lintang yang menatap Ana dengan raut wajah bingung.

"Assalamualaikum, Aunty!"

"Waalaikumsalam. Ana, ada apa?" Ana menggaruk dahinya yang tak gatal sambil sesekali meringis. "Alex ada, Ty?" Lintang tersenyum tipis lalu mengangguk sekali. Ia membuka pintu lebar bermaksud untuk meminta Ana masuk ke dalam. Dengan senang hati, Ana masuk ke dalam rumah Lintang.

"Kamu naik aja. Alex ada di kamar"

"Iya, Ty." dengan perasaan yang berbunga-bunga, Ana naik ke lantai atas menuju kamarnya Alex. Jangan tanya mengapa Lintang membiarkan Ana masuk ke dalam kamar Alex. Hey, hampir setiap hari Ana ke rumah Alex.

Ana masuk ke dalam kamar Alex tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu. Ia tersenyum dan menyedekapkan tangannya sembari menyenderkan tubuhnya di ambang pintu kamar Alex. Terlihat di sana bahwa Alex sedang melaksanakan sholat Asar. Rasanya, hati Ana tenang sekali melihat Alex yang sedang menengadahkan tangannya ke atas untuk berdoa.

Seusai melaksanakan ibadahnya, Alex yang merasa sejak tadi ada yang memperhatikan pun menoleh. Ia tersenyum tipis lalu bangkit sembari melipat sajadahnya.

"Kenapa, Na?" Ana yang tadi melamun pun tersadar lalu meringis dan berjalan masuk ke dalam kamar Alex. "Temenin gue ke mall yuk, Lex." Alex menatap horor ke arah Ana. Mendengar kata 'mall' sudah membuat bulu kuduknya merinding.

"Gak." Ana berdecak kesal karena Alex selalu menolaknya untuk di ajak ke mall setelah hari di mana Alex di kerubungi oleh fans fanatik Andra.

"Ayolah, Lex!! Gue harus beli baju buat kencan nanti malam!" mendengar kata 'kencan' yang keluar dari mulut Ana entah mengapa membuat dadanya terasa sesak. Ia meneguk salivanya susah payah. Untungnya, posisi Alex kini membelakangi Ana. Jadi Ana tak mengetahui bahwa Alex kini sedang mati-matian untuk menahan rasa sesaknya.

"Lex! Lo tidur sambil berdiri ya? Gue tanya dari tadi gak di jawab." Alex berbalik sambil menyedekapkan tangannya menatap Ana yang kini sudah terduduk di kasurnya. "Sekali gue bilang enggak ya enggak, Na." jangan bingung kenapa Alex berani memanggil Ana tanpa embel-embel 'Kak'. Itu juga permintaan dari Ana yang tak mau di anggap 'tua' oleh Alex. Ya walaupun kenyataannya begitu.

Ana mendengus kasar karena Alex menolak permintaannya. "Yah elo, Lex! Sekali-kali kek bahagiain gue."

"Kapan gue gak bahagiain lo?" oke Ana. Pertanyaan Alex sudah seperti ultimatum bagi dirinya. Bahkan Ana sudah tak berkutik karena pertanyaan Alex. "Tapi, Lex... lo tahu sendirikan kalau gue suka sama Arga dua tahun lamanya. Dan gue harus tampil beda untuk kali ini.. Gue excited banget, Lex."

ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang