10. °ALAN: NGIDAM°

115 10 0
                                        

Happy readings and don't forget to Votes and Comments. Awas kalau gak votes, gue gak ada sumpah dulu. Awokawokawok.

°°°°°

Gak ada yang lebih buruk kecuali saat Mama ngidam.

°ALEX°

°°°°°

Alex terbangun karena mendengar teriakan dari luar kamarnya. Hey! Ini hari sabtu, dan Alex ingin untuk sehari ini saja bebas dari apapun. Tapi suara seperti empreng jatuh membuatnya mau tak mau terbangun sembari mengacak rambutnya kesal.

Wajah bangun tidurnya sangatlah menawan. Jika kalian melihatnya, mungkin kalian akan mencabut semua bulu hidungnya saat Alex menguap. Tau orang menguap? Bukan hanya mulut yang terbuka, tapi hidung pun akan ikut terbuka.

Tapi jangan samakan Alex dengan yang lain. Hidungnya yanh mancung membuat dirinya ketika menguap maka lubangnya tak akan membuka dengan lebar. Oke, jangan di bayangkan.

Alex berdecak kesal karena lagi-lagi suara teriakan seseorang menggema sekali sampai penjuru rumah. Siapa lagi kalau bukan Lintang? Alex bangkit dari kasurnya dan berjalan keluar kamarnya.

Saat membuka pintu dan akan melihat apa yang terjadi, hidungnya yang mancung dan menawan sudah tertempel dengan spatula. Alex speechles, ia menatap ke arah spatula yang masih menempel di hidungnya lalu menatap ke arah seseorang yang kini juga terdiam seperti mencerna apa yang telah terjadi.

Fakih dan Andra yang melihat itu pun juga terdiam. Rumah yang tadi ramai seperti pasar siang kini mendadak senyap. Hanya suara jangkrik yang membahana di rumah semegah itu.

Alex berdehem sekali membuat Lintang tersadar dari lamunannya lalu melepaskan spatula yang tak sengaja tertempel di hidung putranya. Ia meringis dan menggaruk dahinya. Fakih dan Andra pun ikut berdehem untuk mencairkan suasana yang tiba-tiba awkward.

"Ada apa?" suara Alex yang pertama kali memecahkan keheningan itu membuat Fakih dan Andra menatap ke arah Lintang yang juga menatap mereka berdua. Namun tatapan Lintang sangatlah sengit.

Lintang beralih menatap Alex lalu mendekat ke arah putra sulungnya sembari bergelayut manja. Alex menaikkan sebelah alisnya. Lintang tak pernah bersikap manja seperti ini.

"Abang... Mama pengen banget ke Jerman ketemu sama Om Eenan sambil lihat cafe Mama yang ada di sana. Tapi Papa kamu malah mau pergi ke Malaysia. Mama minta anterin Andra katanya gak mungkin dia mau ke sana karena sebentar lagi ujian." Alex semakin tak mengerti dengan ucapan Lintang.

"Terus?" Lintang berdecak kesal dan melepaskan tangannya dari lengan Alex sembari bersedekap. "Ya Mama minta anterin Abang lah! Kan Abang udah pinter. Jadi gak usah belajar. Temenin Mama ke Jerman aja." ucap Lintang sembari melirik-lirik ke arah Andra. Andra yang merasa tersindir pun memutar bola matanya malas.

"Jadi Mama ngatain Adek bego, gitu?" Lintang mengedikkan bahu tak acuh. "Gak tau. Kalau kamu ngerasa ya udah." Andra menghembuskan nafas kasar. Sedangkan Fakih hanya diam melihat kelakuan istrinya yang agak berbeda.

Fakih sudah tak terkejut dengan sifat Lintang yang seperti ini di saat hamil. Tapi untuk kedua putranya mungkin masih agak canggung karena baru kali ini melihat Lintang ngidam.

ALANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang