Happy reading and don't forget to votes and comments. Maafkan jika ada typo yang bertebaran. Lupyu:*
°°°°°
Gue.. di tembak?
°Yohana°
°°°°°
Sudah 1 Minggu berlalu, dan selama itulah Alex dan Andra menuruti aksi ngidam gila yang di lakukan oleh Lintang. Untungnya saja, Fakih sudah pulang hari ini. Jadi, biarkan papanya itu saja yang pusing memikirkan apa keinginan aneh dari sang mama.
Alex dan Andra turun secara bersamaan dan berjalan menuju ke ruang makan dan duduk di kursi setelah mengucapkan selamat pagi pada kedua orangtuanya.
Lintang duduk setelah selesai menyiapkan sarapan untuk keluarganya. Alex memakan sandwichnya dengan tenang. Begitu juga dengan Andra.
Deheman suara dari Fakih membuat fokus mereka teralihkan. Fakih menenggak air putihnya lalu menatap datar kepada kedua putranya.
"Papa sama Mama hari ini akan ke Jerman. Kalian berdua jangan aneh-aneh. Dan jaga rumah." Alex hanya diam lalu mengangguk dan kembali memakan sandwichnya.
Sedangkan Andra sudah cengar-cengir tak jelas mendengar berita yang sangat bagus ini! Lintang yang melihat putra bungsunya itu cengengesan pun menatap tajam ke arahnya.
"Kenapa? Adek seneng kalau mama mau pergi dari rumah." Andra sesegera mungkin pun terdiam dan mengubah raut wajahnya. Sedangkan Alex hanya geleng-geleng kepala melihat kembarannya.
"Eng--engga kok! Adek sedih lah. Nanti siapa yang ngerepotin adek kalau Mama pergi." Lintang membulatkan matanya lalu berdiri dan memukul kepala Andra dengan sendok makan.
Andra meringis kesakitan sembari mengusap kepalanya yang telah menjadi korban keganasan dari Lintang. "Berarti Mama selama ini ngerepotin gitu?" Andra menghembuskan nafasnya pelan lalu menggeleng.
"Mama itu gak pernah ngerepotin Andra sama Bang Alex. Ya kan, bang?" Tanya Andra pada Alex sembari menginjak kaki Alex untuk berkata iya. Alex meringis kesakitan lalu menatap tajam ke arah Andra. Bukannya takut, Andra malah semakin memelototkan matanya dengan bibir yang terus komat-kamit tak jelas.
Alex menghela nafas lalu mengangguk terpaksa. Lintang hanya bisa diam menatap tajam ke arah putranya. Lagi-lagi, meja makan di isi dengan keheningan. Alex mengusap bibirnya dengan tisu setelah menghabiskan sandwichnya dan meminum air putih. Begitu juga Andra.
"Oh ya, kalian berdua nanti jam sepuluh izin sama guru piket ya. Bilang kalau kalian mau nganterin mama sama papa ke bandara." Tanpa membantah, Alex dan Andra hanya mengangguk dan berdiri dari bangku.
"Ma, kandungan Mama?" Mengerti dengan pertanyaan Alex, Lintang tersenyum tipis sembari mengangguk. "Gapapa kok, Mama udah cek ke dokter kandungan, katanya Mama gak papa untuk saat ini bepergian. Yang penting, Mama bisa jaga kandungan Mama dan kesehatan Mama." Jelas Lintang.
Alex hanya mengangguk lalu berjalan ke arah Fakih dan Lintang untuk berpamitan. "Alex berangkat, assalamualaikum."
"Adek juga, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN
Roman pour AdolescentsAna menatap Alex intens seakan tak percaya akan sebuah pengakuan yang telah di ucapkan lelaki itu. "Tapi... gue gak cinta sama lo, Lex. Gue... gak bisa.." Alex tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti akan penolakan gadis di hadapannya. "Gue ngerti...