Happy readings and don't forget to Votes and comments. Awas kalau gak votes. Gue sumpahin lo BAK warnanya pelangi. Biar indah. Awokawokawok.
°°°°°
Ada saatnya kita menyerah jika kita sudah benar-benar lelah untuk memperjuangkan sesuatu yang tak pasti.
°ALEX°
°°°°°
Alex merebahkan dirinya di rerumputan yang berada di taman belakang sembari menatap bintang. Helaan nafas terkadang keluar. Ini yang selalu ia lakukan saat sendiri seperti saat ini.
Tidak. Ia tidak sendiri. Ia menyendiri dari keramaian. Menurutnya, ramai itu bising. Dan Alex benci kebisingan. Apalagi semua sahabatnya Lintang dan Fakih terlalu banyak bicara. Alex jadi benar-benar merasa malas.
Mau kembali ke kamar, Lintang dan Fakih pasti akan memarahinya. Pikirannya masih tertuju pada saat di mana Lintang mengatakan bahwa dirinya hamil. Bahagia? Ahh iya, Alex bahagia tentunya. Namun satu yang di takutkan, Lintang sedang mengalami hamil di umur yang terbilang sudah sangat matang. Dan Alex khawatir akan itu.
Sedangkan Ana yang tadi sibuk berbincang dengan sahabat Papanya pun menoleh ke arah di mana Alex berada. Ana pamit terlebih dahulu dengan yang lain lalu beralih ke arah Alex.
Ana pun ikut berbaring di samping Alex membuat Alex terkesiap dan menoleh ke arah Ana yang menatap langit malam di atas. Alex mengalihkan pandangannya dan mengikuti tatapan Ana.
"Selamat ya. Lo bakal punya adek. Pasti lucu kaya lo." Alex dengan segera menoleh dan menatap tajam ke arah Ana. Satu hal yang paling ia benci yaitu jika dirinya di katai 'lucu'. Oh ayolah! Alex itu cool, tampan, dan... menawan. Oke abaikan.
Ana melirik ke arah Alex yang kini masih menatapnya tajam. Ana berdehem pelan dan menarik tangannya ke atas sebagai tumpuan di kepalanya. "Oke-oke. Maksud gue, adek lo bakalan lucu kaya Andra."
Ana menghembuskan nafas lega saat Alex sudah tak menatap ke arahnya lagi. Percayalah, tatapan Alex benar-benar seperti akan membunuhnya.
"Ngapain?" Ana menoleh pada Alex saat lelaki itu mengeluarkan suaranya.
"Gak ada. Pengen aja nyamperin lo.""Hubungan lo sama agar-agar gimana?" Ana menaikkan sebelah alisnya saat Alex menanyakan hal itu. Agar-agar? Maksud Alex itu.... Arga?
"Maksud lo Arga?" Alex mengedikkan bahunya tak acuh lalu menegapkan badannya. Ana menggelengkan kepalanya heran lalu ikut duduk di samping Alex.
"Gak gimana-gimana sih. Cuma ya udah kesebar sampe satu kampus kalau gue deket sama Kak Arga." Alex mengangguk sekali lalu hening kembali melanda mereka berdua. Ana menoleh ke arah Alex. Ada satu pertanyaan yang ingin sekali ia tanyakan pada Alex.
"Gimana sama cewek yang lo suka?" Alex menoleh ke arah Ana dan menatap mata gadis itu dalam. Sedangkan Ana juga sudah tenggelam dalam tatapan mata elang Alex.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALAN
Teen FictionAna menatap Alex intens seakan tak percaya akan sebuah pengakuan yang telah di ucapkan lelaki itu. "Tapi... gue gak cinta sama lo, Lex. Gue... gak bisa.." Alex tersenyum tipis lalu mengangguk mengerti akan penolakan gadis di hadapannya. "Gue ngerti...