SENIOR#16

34 8 0
                                    

Perkemahan itu akhirnya selesai, Dita pulang dengan rasa lelah yang melekat sempurna di tubuhnya,

"Ma, Papa mana?" Tanya gadis itu lemas.

"Papa masih keluar sayang, katanya beli sesuatu. Kamu kenapa kok lemes gitu" Tanya mamanya dengan raut wajah khawatir.

"Iya, Dita capeeeek banget. Tapi, ga tau kenapa Dita malah seneng banget bisa ikut kemah sama anak anak pramuka, mungkin karna pertama kali ya mah?" Tanya gadis itu yang tanpa ia sadari wajahnya sudah memaparkan senyuman tanpa ada objek yang ia lihat.

"Mm... kayaknya Mama bakalan punya calon mantu nih"  Ucap mama nya meledek.

"Iss, Mama apaan sii...Dita masih kecil" Ucapnya merengek.

Mamanya sontak saja tidak bisa menahan tawanya tentang rengekkan putrinya.

"Yaudah kalo capek jangan banyak ngelamun sampe senyum senyum sendiri, besok kamu masih harus sekolah!" Ucap Mamanya mengingatkan.

*

Pagi ini, sejujurnya Dita sangat malas untuk datang ke sekolah. Kelelahan itu sangat berarti bagi tubuh mungil gadis ini, tapi alarm Dita tidak akan membiarkannya tidur sampai siang hari.

"Ditaaa! Bangun! Mama ga suka ya kalo kamu bolos sekolah!"

Dengan rambut acak acakan Dita terpaksa harus berjalan seperti zombie menuju toilet.

*

"Cepet kamu sarapan, Papa udah nungguin di depan"

"Dihh Mama, yang telat siapa yang panik siapa" kesal Dita.

Mamanya kali ini sepertinya malas untuk berdebat dengan putrinya itu, kali ini dia memilih untuk diam saja

*

6.30. Terlambat 15 menit dari biasanya tidak membuat panik gadis dengan rambut panjang yang ia biarkan terurai sehingga menambah pesonanya cantiknya. Dia berpamitan dengan Papanya yang akan segera meninggalkannya, setelah Papanya pergi Dita langsung membalikkan tubuhnya dan menuju ke gerbang sekolah. Dia sempat terpatung disana, melihat pria tinggi dengan wajah putihnya memasukkan tangannya ke saku celana. Tidak bisa dipungkiri pria itu terlihat cukup keren di mata Dita, dia lah itu--Andi.

Tidak bermaksud mendekati pria gila itu, dia hanya ingin segera duduk tenang di dalam kelasnya, jadi mau tidak mau, dia harus berpapasan dengan Andi. Dita berjalan melewati Andi tanpa ada basa basi di antara mereka, tentu saja Dita tidak ingin berurusan dengan Andi--pria gila yang tidak bisa meminta maaf. Dia berjalan mantap menuju ruang kelasnya, tanpa ia sadari Andi mengekor di belakangnya dan kini pria itu menyamai kedudukan gadis manis ini.

            Masih dengan posisi cool--memasukkan tangan ke saku, Andi mencoba untuk memulai pembicaraan dengan Dita.

"Lo kenapa?" Tanya Andi

Diam. Tidak sepatah kata pun keluar dari bibir manis Dita.

"Gimana campingnya? Seru?" Tanya pria itu lagi

"Biasa aja. Betewe lo ngapain diem di depan pagar sekolah tadi? Gantiin kerjaannya pak Simin--security sekolah) ?" Tanya Dita meremehkan

"Oh itu, gw ga hobi jadi security, tapi kalo jadi bodyguard lo gw siap siap aja sih ehehe" Gombal Andi.

Masih dengan muka datarnya, Dita sepertinya sangat tidak tertarik berbicara dengan Andi, padahal nama Andi kini sudah menjadi topik para wanita di sekolah ini, karna wajahnya yang tampan pastinya

"Gw ga suka becanda Ndi!"

"Jadi lo mau kita serius?"

"Bangke aja lu. Anjeng!"

Merasa moodnya sudah dirusak oleh Andi, Dita memilih untuk berjalan ke kelas sendirian. Tapi, bukan Andi namanya kalo ngebiarin Dita pergi gitu aja

"Maaf Dit, gw cuma becanda, lo ambekan banget sih, pantes banyak yang suka, ehehe. Tadi di depan gw cuma lagi nunggu orang. Udah puas?"

"Owh, trus kenapa lo malah pergi? Ga jadi nungguin orang itu?" Tanya Dita dengan sedikit kesal

"Kan orangnya udah dateng, kenapa gw harus nungguin lagi?" Ucap Andi sambil cengar cengir.

"Maksud lo, gw?"

"Iya kali"

Diam. Dita tidak memprotes karena untuk saat ini pandangannya teralihkan oleh sesuatu yang lebih menarik baginya. Lorong kelas 8, tentu saja, dia juga sedang melewati kelasnya Dito.
       Karna terlalu fokus mencari cari sosok yang ia cari--Dito, dia akhirnya harus mengalihakan pandangan pada orang yang meng'aduh' di depannya

"Aduh!" Kesal Gino

"Maaf Gin, gw ga sengaja" Ucap Dita

"Lo lagi nyari siapa? Sampe salfok gitu? Dito?"

"Ehh engga! Gw cuma pengen liat liat aja." Dusta Dita

"Owh, kalo lo nyari Dito sekarang, dia ga bakalan muncul" Ucap Gino

"Lah kenapa?" Tanya Dita semakin penasaran

" Cihh ngapain sih, bahas Dito mulu! Bosen." Berontak Andi

"Kalo lo bosen pergi aja, ga ada yang nyuruh lo diem disini! Emang bangke" Geram Dita

Diam. Tidak ada kata yang berani Andi keluarkan, dia hanya bisa menghembuskan nafasnya kasar.

"Tadi pagi Dito chat gw, katanya dia males sekolah, males juga di gangguin sama Siska, lo inget kan? Gimana marahnya Dito waktu di ganggu sama Siska, makanya dia menghindar" jelas Gino

"Yah ini gara gara gw juga, Dito sama gw malah deket waktu itu, lagian gw ga tau kalo Siska itu pacarnya Dito. Gimana caranya gw minta maaf  ya?" Lirih Dita

"Mungkin dengan cara, lo jauhin Dito. Karna dengan cara itu--

Apa?! Dita harus jauhin Dito?!
Ga mungkin kan, Dita ngefans setengah mati sama Dito.
Masa pas lagi deket deketnya disuruh menjauh, yang bener aja Gin😑
Masih penasaran??
Jangan lupa vote and comment😚

SENIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang