SENIOR#23

58 6 0
                                    

"Awas Dit" Pekik Dito hebat dan langsung menarik tubuh Dita dalam dekapannya.

Deg.

Deru jantung yang cepat, hembusan napas yang semakin menyesak, pasukan oksigen mulai menipis, ada apa ini?

Tubuh Dito terjatuh dalam keadaan tidak sadarkan diri, ada pembengkakan di kepala atasnya, karna melindungi gadis itu dari serangan bola basket yang cukup besar.

"Dito!" Pekik Dita histeris, tubuh atletis milik Dito tersungkur begitu saja di depannya, tanpa gerakan apapun, setitik air mata terjatuh di pelupuk mata gadis itu.

"Hikks, hiks, kalian jangan ngeliatin doang! Bantuin dong! Ini salah kalian! Hikss" Dita menangis sesengukan, air mata terus mengalir di pelupuk matanya, mengepalkan tangannya kesal.

Anak anak basket yang sedang bermain tadi, sesegera mungkin mengangkat tubuh Dito dan menaruhnya di UKS.

"Kamu temennya Dito?"

"Iya dok, saya temennya. Hiks"

"Dito baik baik aja, dia tadi cuma sedikit pusing karna shock dan benturan keras di kepalanya. Sebentar lagi dia akan sadar. Saya permisi dulu" Jelas dokter itu.

"Tunggu dok. Saya mau bilang, Terima kasih banyak ya. Hiks" Ucap Dita yang sedari tadi belum menghilangkan tangisnya.

Dokter itu hanya mengulun senyum sebelum akhirnya memberikan anggukan kecil di kepalanya.

Tanpa basa basi lagi, Dita langsung membuka pelan pintu UKS dan melihat seseorang terbaring lemah di atas ranjang UKS. Hatinya miris, sangat miris. Mengingat kecelakaan yang menimpa pria itu disebabkan olehnya,

"Lo ngelakuin itu buat gue? Kenapa Dit?! Gue udah coba jauhin lo.. Lo itu bahaya buat gue, dan gue sama lebih bahayanya buat lo" Batin gadis itu, meratapi keterpurukan pria itu.

"Dito.."

"Hmmm.."

"Lo ga papa?"

"Menurut lo?"

"Hmm.. Gue minta maaf, lo boleh hukum gue kok" Ucap Dita sembari menutup kedua matanya dan mengangkat sebelah tangannya.

Dito mengernyitkan dahinya heran,
"Emang lo salah apa?"

"Ehh?" Dita membuka matanya, menyadari bahwa itu memang bukan kesalahannya, tapi kenapa dia meminta maaf?

"Iya juga ya, ngapain gue minta maaf sama lo.. Dasar bangke!" Dita mendengus kesal sembari memukul kecil perut sixpack milik Dito

"Aduuhh!"

"Ehh maaf, gue ga sengaja. Mana yg sakit?!" Ucap Dita dengan raut wajah khawatir

"Tapi boong! Hahahah.." Ucap Dito sembari tertawa keras

"Gue sentil ginjal lo ya?!"

"Emang bisa?"

"Bisalah, sini sini!"

Dito menatapnya sejenak, bangun dari tempatnya dan duduk sejenak masih dengan posisi memandangi Dita. Dia mendekatkan wajahnya, semakin dekat, hingga kini mereka saling bersentuhan, maksudnya hidung mereka mulai bersentuh dan Dito melakukan cium sekilas pada bibir manis milik Dita.

Deg!

"Ngapain lo?! Kembaliin ciuman pertama gue!"

"Ambil lagi aja, ni di bibir gue"

SENIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang