SENIOR#19

35 10 0
                                    

"Dito bentar" Ucap Dita yamg kemudian memberhentikan langkahnya

"Hmm? Kenapa" Tanya Dito heran

Tidak ada jawaban. Dita sama sekali tidak merespon pertanyaannya. Dia malah melepaskan pegangan tangan dari Dito yg sedari tadi tidak lepas lepas.

"Ga usah pegangan tangan. Gue bisa sendiri ke UKS, terserah lo mau ikut atau ga" Jawab Dita dingin.

Tentu saja dia berkata seperti itu, bagaimana tidak? Jika semua siswi yang mereka lalui menatapnya dengan tatapan syirik tingkat dewa.

Dita pergi meninggalkan Dito yang masih setia berdiri di tempatnya, dia sepertinya juga heran melihat sikap Dita yang dingin

*

Tanpa berpikir panjang ia langsung mengalihkan pandangannya pada sudut ruangan yang terdapat kotak PPPK, dan mencari obat untuk lukanya.

"Dita!"

Merasa namanya dipanggil ia langsung mendonggakkan kepalanya untuk mencari ke arah sumber suara.

"Dito?" Gumamnya pelan sembari melihat lelaki itu yang kini tengah ngos ngosan datang menghampirinya

"Gue yang ngobatin lo!" Ucap pria itu dingin, sembari merebut obat obatan yang kini di pegang oleh Dita.

Diam. Hening. Canggung.

Itu suasana yang terlihat jelas pada mereka saat ini. Tidak ada yang berani membuka mulut untuk memulai obrolan. Sampai mereka memutuskan untuk berbicara

"Dita.."

"Dito.."

Ucap mereka secara bersamaan. Kurang jelas? 'Bersamaan'

"Hmm.."

"Hmm.."

Bahkan untuk berdeham saja, mereka melakukannya bersamaan.

"Lo duluan"

"Lo duluan"

Apa ini?! Mereka merdua sangat canggung bahkan untuk menatap sesama, setelah menyadari mereka mengucapkan segala hal bersamaan, mereka terkekeh kecil.

"Lo duluan aja" Ucap Dito lembut

"Ga, lo aja dulu"

"Duluan aja"

"Lo aja"

Hening.

"Oke gue duluan"

"Oke gue duluan"

Lagi. Mereka mengucapkan kalimat yang sama secara bersamaan. Hadechh.

"Lo duluan aja Dit" Ucap Dita mulai kesal

"Oke. Gue mau nanya sama lo. Lo... ga suka sama gue?"

Baiklah. Bagus Dito. Lo berhasil buat suasana awkward itu lagi.

"Maksud lo?"

"Mm, ga jadi lupain aja" Ucap Dito mengelak

Suasana hening sesaat, ketika itu Dito sedang mengompres tangan lebam milik Dita.

"Aww. Pelanin dikit Dit" Pintanya sedikit merengek

"Idih, udah bagus gue mau obatin ya, malah nyuruh nyuruh lagi!" Bentaknya sarkas

Cih, ni anak kesambet apa sih?! Tadi aja lembut, sekarang baru di suruh dikit aja, meledak emosinya. Sabar Dit..sabar.. Batinnya sembari menyabarkan dirinya menghadapi pria labil ini.

SENIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang