SENIOR#17

35 8 0
                                    

"Sebaiknya lo jauhin Dito, karna dengan cara itu, lo ga bakal punya urusan sama Siska and the gengs"

Diam. Bagi seorang Dita, gadis yang sudah lama menggemari laki laki itu, akan susah untuk menjauhi pria itu. "Hmm... gw ga janji Gin, tapi gw bakalan coba kalo itu bisa bantu Dito"

*

"Dita! Tunggu. Gw mau ngomong!" Suara itu tidak asing bagi telinganya, sesegera mungkin ia membalikkan tubuh munggilnya itu.

"He? Dito?" Ucapan kecilnya itu akhirnya keluar dari mulutnya, padahal ia sudah menahan nafsunya untuk menjauhi Dito

"Lo harus jadi pacar gw! Sekarang!" Ucap Dito terengah engah sembari memegang erat bahu Dita

"Ehh? Tapi.."

Sial!

"Temuin gue di perpustakaan pas istirahat nanti!"

Dita tidak bisa berkata kata. Pikirannya kacau! Antara harus senang akhirnya di tembak oleh Dito atau harus sedih karna dia harus segera menjauhi Dito

*

              Teett...Teeet...Teeet..Teett

Akhirnya bel yang Dita tunggu berbunyi, ia sudah tidak sabar untuk meminta penjelasan Dito

"Dito?"

"Oh lo Dit. Inget sekarang lo udah resmi jadi pacar gue!"

"Ga bisa gitu dong! Gue ga sepakat sama lo! Dan... gw harus menjauh dari lo!" Bentak Dita

"Lahh, kenapa? Gue salah apa sama lo?"

Diam. Dita tidak mungkin memberitahu Dito apa yang sudah Gino perintahkan padanya

"Siapa yang ngasi tau lo tentang ini?! Gino?" Entah itu hanya tebakan dari mulut Dito yang jelas pernyataan itu berhasil membuat Dita melotot--tidak percaya

"Lo tunggu disini!"

Dito berlari secepat angin, berlalu meninggalkan Dita. Karna merasa sedikit aneh Dita tidak berdiam diri sambil menunggu Dito yang belum tentu akan kembali padanya

*

Bughh!

Pukulan dari tangan halus Dito berhasil mendarat tepat di pelipis putih milik Gino. Pukulan berkali kali mengenai wajah Gino, semua siswa hanya memperhatikan dan mengelilingi dua pemuda yang sedang beradu tangan itu.
Namun tidak dengan Dita, gadis itu tidak akan tinggal diam melihat kedua temannya saling menyakiti

"Dito stop!" Teriakan Dita mampu memalingkan wajah Dito, tapi tidak bertahan lama, tanpa menghiraukannya Dito tetap memukul perut Gino, hingga semburan darah keluar dari bibir tipis milik Gino. Gino terkapar lemah tidak mampu melawan dan mengaburkan pandangannya dalam sekejap. Dita langsung menjongkokkan tubuhnya dan menatapi pria dengan darah di sekujur tubuhnya

"Ginoo!" Teriak Dita histeris

"Lo ikut gue!" Perintah Dito sembari menarik paksa tangannya dan meninggalkan Gino.

"Miya! Tolong bawa Gino ke UKS!" Pinta Dita pada Miya yang juga melihat 'pertunjukan' mengerikan itu

*

"Lo semua keluar dari sini!"
Mendengar raungan singa dari Dito membuat semua teman di kelasnya bubar dalam sekejap dan hanya menyisakkan mereka berdua.

Dito mengambil kotak P3k yang ada di sudut ruangan kelasnya dan memberikannya pada Dita

"Nih, ambil! Lo obatin gue"

Memang wajah tampan Dito sedikit terkena lecet, karna Gino sempat melakukan perlawan tadi dan mengenai bagian bawah bibirnya

"Luka lo ga separah lukanya Gino!" Ucap Dita kesal

"Jadi lo lebih milih ngobatin Gino daripada gue?"

Mata melotot Dito cukup membuat Dita merasa takut, namun ketampanannya tidak pernah luntur dari wajahnya itu, hingga tak henti hentinya membuat Dita cukup terpesona padanya

Dita sesegera mungkin mengobati luka lebam milik Dito dengan mengompresnya dan menyentuhnya sepelan mungkin

"Ssshh"

"Sakit?"

"Lumayan, pelanin dikit"

"Hmm" Ucap Dita sembari menganggukan kepalanya pelan

"Nanti lo pulang sama gue, nanti juga ga ada eskul" Ucap Dito

"Heh tapi, Papa nanti--"

"Gue udah ijin sama Papa lo"

"Tapi--"

"Ssstt, mulut gue masih sakit ga bisa banyak ngomong. Sssshh" Ucap Dito sembari menahan sakit di bibirnya

*

"Lo pacaran sama Dito?" Tidak heran jika pertanyaan itu terlontar dari mulut gadis berponi itu--Miya

"Iya, mungkin" Jawabnya sedikit ragu ragu

*

                Teett...teett...teett...

Akhirnya bel itu berbunyi, Dita melirik ke arnolji kecil miliknya, sudah menunjukkan pukul tiga sore. Dia membereskan semua buku di atas mejanya, dan sempat melirik ke luar pintu, dia melihat pria tinggi dengan tas yang ia gendong sebelah. Tidak salah lagi, itu pasti Dito.

Dia memiringkan kepalanya, menaikkan sebelah alisnya--bingung.

Ngapain dia disini? Batin Dita bingung

Dia akhirnya keluar dari kelasnya dan menghampiri pria itu

"Lo ngapain disini?"

"Nungguin lo lah, goblok"  Ucap Dito sembari menjitak kepala Dita

"Aduhh!
Idih pinteran juga gue daripada lo" Ucapnya dengan gaya yang sok songong

Tidak tahan dengan wajah menggemaskan yang sok songong itu, Dito memilih untuk mengacak ngacak rambut Dita yang terurai sepunggung itu

*

"Naik cepet!" Perintah Dito

"Motor lu tinggi banget Dit, gue kan pake rok" rengek Dita

"Yaa mau gimana lagi, masa gue harus modif motor gue sekarang gitu, biar lo bisa naik?"

"Hemm"  Tanpa menunjukkan ekspresi apapun Dito hanya meng'ehem' pertanyaan Dito

"Cepet Dit, atau gue yang naikkin lo?!"

"Ehh jangan, jangan! Gue bisa sendiri, tapi lo jangan ngintip! Lo merem ya!"

"Males gue" Dito menutup helm fullfacenya dan menutup matanya sesuai perintah 'pacarnya'. Tapi Dito tidak pernah kehabisan akal, dia memilih untuk melihat tingkah konyol Dita yang kesusahan menaiki motornya lewat kaca spionnya

"Udaaaahh!" Teriaknya gembira ketika berhasil naik motor gede itu

"Iisshh! Lo ngintipin gue ya?! Lo bisa liat gue di kaca spion itu tadi!" Ucap cewek itu kesal

"Orang gue merem juga! Males banget gue ngintipin lo" Dusta Dito

"Iiisshh biasa aja, ga usah ngegas"

"Kalo ga ngegas motornya ga jalan dong" goda Dito pada gadisnya yang sedang cemberut itu

"Yaudah sii, cepetan jalan. Keburu malem!

"Siap bosque!"

Haaii! Chapt ini lumayan panjang yaa
Maklum author moodnya lagi bagus😆
Kalau next chap mau lebih panjang lagi, bisa coment ya dan jangan lupa vote😙

SENIOR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang