Two Choices, One Answer

125 23 5
                                    

"Bergabung... dengan kalian?"

"Ya, mudah kok, kau tinggal bilang 'Ya', kau sudah menjadi salah satu dari kita!" Kata laki-laki itu merentangkan tangannya mewakili teman-temannya.

"Toshio, kau harus mengenalkan kita semua padanya dulu, agar setidaknya dia kenal kita semua," Kata Techi memukul kepala laki-laki bernama 'Toshio' itu.

Toshio langsung refleks mengangkat dan menebas Techi dengan pisau lipatnya, dan dengan cepat Techi mengelak.

"Yah, kurang lebih begitu. Kau sudah tahu aku Toshio, dia Techi, dua di sana adalah Hanashi dan Kizetsu," Ujar Toshio menjelaskan.

"Oh, ya, sebelum itu, apakah kau tahu Quirkmu itu adalah sesuatu yang sangat bernilai?" Lanjutnya, "Dengar, orang-orang di aliansimu itu sama sekali tidak paham seberapa kuatnya Quirkmu itu. Itulah yang kami butuhkan! Kaulah orang yang selama ini kita butuhkan!"

"Bodoh, apa yang bahkan kalian inginkan? Membunuh All Might saja?!" Potongku tajam.

"Bukan, bukan, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Hey, kita di sini justru ingin mengeluarkanmu dari orang-orang yang kau benci. Rekan aliansimu tidak akan ada yang mengerti situasi ini!" Katanya tanpa lelah berusaha menjelaskan.

Perkataannya memang benar...

Rekan aliansiku takkan ada yang paham situasi Quirkku.

"Hey, kau juga tak sendirian," Techi mulai buka suara, "Kita disini adalah orang-orang yang kehilangan kepercayaannya juga! Kau ini sama seperti kita!"

*** Nobody's POV

- In the flip side... -

"Di mana dia biasanya ada sih?" Gumam Shigaraki terus menyusuri jalan samping gang kecil, tetap mencari Hikori, putri satu-satunya yang malah memiliki Quirk Phantom yang sangat berbahaya jika tidak dikontrol.

"Eng?" Tatapan Shigaraki memicing ke suatu titik di jalan depannya, "Rambut biru...?"

Warna biru terang dengan warna biru semakin gelap ke bawahnya, benar-benar mengarahkan pikiran Shigaraki ke satu pemikiran yang pasti, "Hirei... tadi ada disini, pasti..."

*** Hikori's POV

"Kalian apakah bahkan akan terus mencoba meyakinkanku untuk masuk?! Hentikan semua omong kosong ini!" Aku terus memberontak.

"Hirei-san~ apakah kau bahkan mengerti yang kita katakan?" Tanya Toshio seraya mendekat dan menengadahkan kepala Hirei menatap lurus ke arahnya.

"Yang kumengerti saat kau berbicara itu adalah semuanya hanya ocehan orang bodoh...!" Ujarku memalingkan pandanganku dengan tajam.

"Tunggu, lihatlah, aliansi mana yang akan melukai rekannya sendiri? Apakah kau sadar akan hal itu?" Toshio tanpa rasa takut sedikitpun menggeser poniku yang menutupi sisi kiri wajahku, yaitu sisi di mana luka sayat di masa kecilku berada, dan aku sangat membencinya.

"Le—Lepas!" Aku menggelengkan kepala dengan cepat.

"Sebaiknya daripada membuang waktu seperti ini, lebih baik kau langsung bergabung saja? Bagaimana?" Katanya terus menawarkan, "Lukamu itu tidak wajar didapati, apalagi oleh rekan aliansi sendiri,"

Between Truth and LiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang