Memori dan ingatan bisa memudar.
Suka dan duka bisa memudar.
Tapi juga bisa dikembalikan ke dalam ingatan.
100%
.
.
.
"Ini...?"
"Yang kau lihat itu bukan ilusi,"
"Bukan ilusi...?"
"Aku masih hidup sebagai pemilik Quirk Phantom, tapi hanya kau yang bisa lihat sosokku,"
Quirk Phantom...
Banyak misteri di balik sebuah cerita.
Apa-apaan ini? Kenapa aku tidak bisa mendapatkan ingatan tentang tempat ini kembali ke pikiranku.
Seperti ada yang menahan semuanya agar tidak bisa kembali.
Pembunuh berantai, tertangkap.
Nama asli pembunuh berantai tidak diketahui.
Ah, berita seperti ini sudah sering kulihat.
Eh?
Yang ini berbeda—
All Might akhirnya menang melawan wanita yang Quirknya bisa mengendalikan hantu, namun sayangnya tidak sengaja salah satu hero yang ikut melawannya membunuh wanita itu dengan hantaman batu tajam yang dikendalikan dengan Quirknya yang berupa angin. Villain wanita itu tewas mengenaskan, membuat sisi Villain menjadi semakin waspada.
Ternyata All Might...!
Dan satu Hero lagi yang ada di berita... tidak diketahui.
Pasti ada yang tahu hal ini.
"Hirei, kau pasti menemukannya, kalau ingatanmu sudah benar,"
Saat ini, aku benar-benar heran, terkejut, dan ada rasa dendam yang mulai tumbuh.
Ada sisi diriku yang rasanya akan melepaskan Quirk yang kemarin terjadi.
Tapi kalau aku melepaskannya, pastilah akan langsung terdeteksi.
Lagipula, Quirk itu memiliki kekuatan yang sangat besar. Aku belum tahu caranya mengendalikannya.
"Hirei, Quirk Phantom itu hanya bisa teraktivasi kalau kau sedang berada di dalam kekesalan, kecuali kau sudah bisa mengendalikannya, maka kau bisa menggunakannya saat kau tidak kesal sekalipun,"
Phantom, sumber kekacauan.
Sumber kekuatan dampak besar.
Tergantung pemiliknya, Quirk ini bisa beradaptasi sesuai emosi pemiliknya.
***
"Kau darimana saja?!" Shigaraki yang tentunya kesal itu mencegatku di depan pintu.
Aku hanya melirik sekilas ke arahnya. Masa bodo, aku tidak ingin berbicara dengannya.
"Hei!"
"Tomura Shigaraki, tinggalkan dia sendiri dulu," Saran Kurogiri menghentikannya.
Himiko yang biasanya langsung ikut memanggilku, kali ini hanya terdiam.
***
Haaah...
Berantakan di mana-mana.
Rasanya banyak sekali yang masih berupa bayang-bayang. Aku tidak bisa mengingat apa yang ingin kuingat.
Sebenarnya apa yang terjadi?
Semuanya tidak bisa jelas di pikiranku.
Benar-benar menyebalkan.
"Hirei,"
"Sudah kubilang jangan sebut-sebut nama itu!" Aku langsung melempar pisau dengan refleks ke arah orang yang menyebut itu, dan dia adalah Izuku.
"Ups, meleset," Katanya tertawa, "Pisaumu itu selalu meleset,"
"Itu sengaja," Ucapku beranjak mengambil pisau yang menancap di pintu.
"Iya, terserah kau saja,"
"Dan kau mau apa di sini?"
"Bukan apa-apa, kau ini sama sekali tidak ada yang disukai ya?" Tanya Izuku.
"Maksudmu? Kalau suka dalam artian 'cinta', tentu saja tidak,"
"Bukan itu, hal yang kau sukai maksudnya," Katanya memperjelas.
"Gak, aku tidak suka apa-apa,"
"Gak mungkin," Katanya.
"Oh jadi kau ke sini untuk mencarikanku apa yang kusuka? Baik sekali, tapi tak usah, aku tak butuh,"
"Kurang lebih begitu," Ujarnya, "Kalau membunuh bukan kegiatan favoritmu, pasti ada yang lain,"
"Kau akan memaksaku menyukai sesuatu? Sudah kubilang, aku tak akan punya 'favorite things'," Kataku menekannya.
"Gak, gak, pasti ada. Kau ini benar-benar perlu itu karena kau pernah hampir mencabut nyawa semua orang di sini tau?" Katanya.
Mencabut nyawa? Maksudnya saat Quirk Awakening itu?
"Try all you want, tapi pasti hanya ada peluang 1% untuk menemukan jawabannya," Kataku kembali tiduran di tempat tidurku.
"Makanan kesukaan?"
"Aku makan apa saja," Potongku cepat.
"Hoi Deku, berhenti bucinin anak orang yang ada di bawahmu," Kata Bakugou yang ada di belakangnya, berkomentar.
Aku melempar kembali pisauku yang mengenai ujung surai ash-blonde milik Bakugou, "Gausah ikutan, kau hanya membuat rusuh,"
Aku sama sekali tidak punya perasaan khusus atau apalah itu. Yang kupikirkan sekarang juga agak abu-abu, yaitu tentang Quirk dan tempat yang entah kenapa aku tidak bisa ingat.
"Hirei," Katanya lagi, yang akhirnya tidak ingin kudengar lagi.
"Bisa berhenti menyebut nama itu?!"
***
Ingatan apa lagi ini?!
Kenapa aku terus-terusan mengalami hal ini?
Deja vu, kejadian yang kita ingat di masa lalu, tapi selama ini tak teringat sama sekali.
"Hirei... kau tidak bisa mengingat hal ini jika kau tidak tahu rahasia di antara tiap ingatan yang kau miliki,"
***
"A—Aku mau sendiri sebentar," Ucapku basa-basi.
"Bukan... bukan itu..." Batinku lagi.
"Kau ini kenapa?" Tanya Izuku sambil membuka pintu, "Terserah kau sajalah,"
Setelah semua kupastikan tidak ada orang di dalam kamar, aku langsung mencari benda yang Mitsuyu berikan tempo hari.
Choker hitam dengan hiasan biru turqouise di tengahnya. Pasti ada sesuatu yang tersimpan di dalamnya.
Phantom Quirk, activated.
Preparing for inheritation, level 2.
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Truth and Lies
FanfictionSebenarnya semua ini hanya khayalan seseorang, kan? Hidup di antara baik dan jahat, hero dan villain, benar dan salah, sangat membuat semuanya menjadi runyam. Lagipula, kalau sudah terlahir sebagai Villain, justru bagiku adalah hal yang sangat memua...