3

474 35 4
                                    


  ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ ♡ █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂

  Kini Hinata dan Sasuke berjalan menuju kelas mereka.

  "Nanti jam istirahat pertama kita adakan persiapan. Aku aoan minta surat dispan untuk para anggota osis. " ucap Sasuke. Hinata hanya mengangguk saja.

  Sampai di kelas, mereka pun duduk di bangku masing-masing.  Tenten yang melihat teman sebangkunya yaitu Hinata tersenyum-senyum sendiri akhirnya bertanya.

  "Hinata. Kau kenapa? " tanya tenten.

  "Gapapa kok. " balas Hinata.

  "Aku ga percaya. Ga biasanya kamu se sumringah ini. " jelas tenten.

  "Cerita dong. " lanjutnya.

  "Eum, lain kali saja ya tenten. " ucap Hinata. Tenten menghembuskan nafasnya kecewa. Padahal ia ingin tahunya sekarang.

   ▂ ▄ ▅ ▆ ▇ █ ♡ █ ▇ ▆ ▅ ▄ ▂

  "Seperti yang telah aku tugaskan tadi. Sekarang seksi peralatan persiapkan apa-apa saja yang harus digunakan. Bendahara, siapkan pendanaan. Seksi dekorasi bisa langsung mencari desain panggung dan sebagainya. Dan yang lainnya, kalian bisa fleksibel membantu siapapun. " jelas Sasuke panjang lebar.

  Anak-anak osis mengangguk paham dan mulai melaksanakan tugas yang di berikan dari sang ketos. Hinata pun ikut keluar dari ruang osis. Ia bingung mau membantu siapa. Ia pun berjalan menuju lapangan utama dan berniat membantu seksi peralatan.

  Sampai di lapang, Hinata melihat Kiba di sana. Hinata pun menghampiri.

  "Kiba-kun, ada yang bisa aku bantu? " tanya Hinata. Kiba yang membereskan kursi pun berhenti dan menengok ke arah Hinata.

  "Ah kebetulan sekali, tolong bantu aku membawakan taplak meja di kantor. " ucap Kiba. Hinata langsung menganggul setuju.

  Setelah berpamitan,Hinata pun berjalan menuju kantor dan hendak membawa taplak meja. Namun, saat di tengah perjalanan. Hinata teringat sesuatu.

  "Berapa banyak taplak meja yang dibutuhkan ya? Kenapa aku sampai lupa untuk bertanya kepada Kiba. " ucap Hinata pada dirinya sendiri. Ia pun hendak berbalik dan akan bertanya kepada Kiba.

  Namun, saat membalikkan badannya...

Dug

  Kepala Hinata terbentur dada bidang milik seseorang.

  "Aw.. " ucap Hinata memegang jidatnya.

  "Dasar ceroboh. " ucap seseorang yang barusan ditabrak oleh Hinata. Hinata sangat familiar dengan suara itu. Ia pun mendongak dan mendapati Sasuke tengah menatapnya.

  "Suke-kun. " ucap Hinata.

  "Kau mau kemana? Buru-buru sekali. " tanya Sasuke.

  "Euh itu anu eum, aku harus ke Kiba. " ucap Hinata.

  "Untuk apa? " tanya Sasuke lagi.

  "A-aku harus bertanya berapa banyak taplak meja yang dibutuhkan. " ucap Hinata.

  "Ouh. Ya sudah, ayo ke kantor. Akan aku antar kau mengambil taplak mejanya. " ucap Sasuke.

  "T-tapi aku tidak tahu berapa banyak taplak yang dibutuhkan. " ucap Hinata.

  "Aku tahu Hinata. Ayo cepat. " ucap Sasuke lalu berjalan mendahului Hinata. Hinata masih mematung di tempat. Sasuke pun berbalik.

  "Hinata apa yang kau tunggu? " tanya Sasuke.

RapuhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang