Laikha (2)

31 2 0
                                    

"jadi kenapa kamu masih mengharapkan dia?"

"Aku tidak mengharapkannya"

"Kau berbohong. Kau masih menyukainya"

Kulihat pak tua menyirami tanaman diluar jendela.

"Kau melamun kembali Pawas?"

"Tidak. Aku hanya sedang berpikir. Apakah aku akan seperti kakek itu. Hidup sendiri diantara keramaian kota"

" Bisa saja. Itu adalah pilihan. Tinggal kau putuskan, lupakan dia dan buka lembaran baru atau terus berbahagia didalam kenangan yang menyiksa dada"

"Apakah tidak ada cara lain?"

"Ada. Rebut kembali Kinanti dari suaminya? Kau mau itu terjadi?"

Aku terkejut. Mataku terbuka lebar menatap wajah Laikha.

"Kau gila?!"

"Makanya, i say just forget her!"

"It's so difficult"

"There is no harm to try"

"Oke. I'll try, willy nilly"

"Nah gitu dong, baru itu Pawas yg gw kenal. Balik yuk!"

"Bayar dulu kali ah!"

"Udeh gw bayar. Lama ngelamun sih"

"Eh loh kok jadi kamu yang bayar?"

"Santai aja kali. Holang khaya!"

"Anak alay emang. Yasudah kita ke toko buku yuk! Beli komik kesukaan lo. Sebagai gantinya"

"Boljug!"

"Boljug?"

"Boleh juga"

"A3"

"Hahaha. Bentar, A3?"

"Ada-Ada Aja"

Terlalu KiasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang