"Dih, apaan!! Lu bawa gw kesini?! Ke timezone? "
"Lah, emang kenapa? "
"Canda nih si sayang"
"Lah bukannya lu mau tempat yang istimewa? "
"Iya, tapi gak tempat maen game juga Bambang! Mana gw pake baju office look gini"
"Hahaha, suruh siapa? "
Aku hanya diam, tak bersuara. Sungguh aku merasa kecewa. Dalam bayanganku Pawas akan membawaku ke restoran atau tempat yang romantis tapi nyatanya tidak. Yah, aku sempat lupa bahwa aku dan Pawas hanya sebatas teman dekat, tidak lebih.
Ketika aku melamun, tetiba tanganku ditarik olehnya.
"Mau kemana?!"
Pawas menghentikan langkahnya, menarik nafas dalam dan menghembuskannnya.
"Lah, katanya bajunya gak sesuai sama tempatnya"
"Ya terus? "
"Beli baju buat di ganti dong! Jangan kek orang susah"
"Anjir, belagu banget lo"
"Eits... Jangan berkata kasar beibih"
Aku terkejut, tangan Pawas menyentuh bibirku. Mengisyaratkan untuk tidak berbicara banya. Tapi kurasa Pawas pun terkejut dengan tindakannya. Pawas terkenal dengan dingin dan tak pernah menyentuh wanita tanpa penghalang. Kurasa ini refleks, tapi wajahnya yang terkejut itu membuatku semakin ambyar. Menambah rasa didalam dada.
"Ah, sorry Lai! Gw gak sengaja"
"Hooh, gapapa. Yaudah ayo cari baju. Udah gerah nih pake baju beginian"
***
Benar-benar canggung.
***
"Oke, aku pilih baju yang ini saja"
Kulihat Pawas melamun saat melihatku.
"Pawas, are u ok?!"
"Fine!"
***
Dibawanya aku ketempat bermain. Timezone? Yang benar saja!
***
Memang Pawas tidak pernah bisa ditebak pikirannya. Meski diawal aku merasa kecewa tapi nyatanya sekarang aku bahagia dan mungkin terlampau bahagia sehingga aku takut ini semua hanya mimpi, atau aku dijadikannya sebagai pelampiasan atas Kinanti. Tapi meskipun itu benar pada kenyataannya, tak apa Pawas. Aku ikhlas, karena setidaknya aku bisa dekat dengamu, merasa aku adalah wanita bagimu meski sedetik dalam hidupku, setidaknya itu menjadi obat atas penantianku selama empat tahun ini.
***
"Pawas, sudah lama kita tidak bernyanyi bersama. do you want to sing a song with me?"
"Absolutely, let's go!"
***
Hari itu kami larut dalam tawa, terimakasih Pawas kau sudah memberikan hari terindah setelah empat tahun lamanya aku menanti. Bagaikan rembuan dengan bintang, ingatlah Pawas aku selalu menunggumu, selalu berada disampingmu, menemanimu kapanpun dan dimana pun, hingga suatu hari semoga saja kau membuka hati untuk kedua kalinya, dan saat itu wanita yang kau pilih adalah aku. Aku!. Laikha, gadis yang menantimu empat tahun lamanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Terlalu Kias
RomanceAku menikah dengan yang lain, pria yang di jodohkan denganku, tepat di ulang tahun mantan pacarku. Januari lalu. Kini aku hidup bersama pria 17 tahun lebih tua dariku. Akankah aku bisa melupakan dia dan memulai hidupku yang baru?