Our Story : Chapter II

Plan (2)

guys, setelah berpikir selama ribuan tahun sambil mendaki gunung lewati lembah.

kayanya ini ff mau aing ganti jadi gender bender aja, gimana?

soalnya banyak banget yang message gue kalo mereka bingung sama gender mereka 😂

lagian kayanya gue lebih gampang buat nulis kalo gitu.

udah sih, gitu doang.

selamat menikmati..

"GA!"

"tapi, chaeyeon butuh bantuan banget. Dia kayanya udah putus asa gatau mau ngapain"

"ya terus? emang gaada cara lain apa? "

"gini ya joyulku sayang, ini cuma jadi plan b doang kok. Kalo misalnya hitomi atau kak chaewon mau ngasih alamatnya kak sakura, aku gabakal minta bantuan dia deh, janji"

"......."

"okey?"

"........"

"hm?"

"tau ah"

Yena ketawa, liat bibir yuri yang manyun.

"janji deh, percaya sama aku"

"dulu juga kamu bilang gitu"

"tapi, dulu emang aku ga ngapa ngapain kan? kamunya aja yang gasabaran" kata si bebek sambil noel idung yuri

"......."

"okey? deal?"

"hm"

Yena senyum

"nah gitu dong! Kan niat aku mau bantuin chaeyeon, bukan yang lain"

"iya iya"

"yaudah, yuk berangkat" si bebek ngulurin tangannya ke yuri yang masih betah goleran di sofa rumah

"hah? jadi?"

"jadi dong, ayo kita ngedate"

.
.
.
.
.
.
.

Di suatu rumah yang megah, mewah, aman, damai, dan tentram.

"pih!" yujin nyapa papihnya yang lagi baca koran di ruang tamu

"hm? apa?"

"hehe" si ujin langsung nyengir setelah duduk di sebelah bapaknya

"kenapa? mau beli mobil baru?"

Yujin geleng geleng

"terus?"

"mmm— yujin mau ke jepang pih"

Papih yujin yang denger itu langsung lipet korannya, sebelum dia simpen buat ngobrol sama anak tunggalnya

"kok dadakan? mau apa emangnya?"

"mau alesan jujur atau mau alesan bohong?"

Pletak!

"aw pih! sakit" kata si ujin cemberut sambil megang kepalanya yang di gaplok pake koran 😂

"abisnya kamu tuh macem macem aja! YA JELAS DONG PAPIH MAU ALESAN BOHONG"