Deep Conversation

2.3K 379 67
                                    

Mon maap, part ini pendek.













"boleh saya temenin om sambil ngobrol sedikit?"
















Seulgi ngerutin keningnya sedikit, sebelum geserin badannya ngasih space buat orang itu duduk.

"hai om, apa kabar?"

"menurut kamu? apa saya keliatan baik baik aja?"

"om, gaakan masuk?"

"dia gabutuh saya" Seulgi mandang lurus kedepan, dengan tatapan kosong

"jangan berpikir kaya gitu. Mau gimana pun juga, om itu orangtua kak sakura. Dia pasti butuh om"

Seulgi natap orang disebelahnya sebentar, sebelum nundukin kepalanya

"tapi saya bukan orangtua yang baik"

Orang itu senyum kecil

"semua orangtua punya caranya masing masing buat nunjukin kasih sayangnya. Semua orangtua pasti pengen yang terbaik buat anak anaknya, om. Saya ngerti"

"om inget saya? saya orang yang beberapa kali main ke rumah om waktu di jakarta"

Seulgi diem, sebelum geleng geleng kecil





























"nama saya Yena, om—"























"—orang sering bilang saya yang paling deket sama kak sakura. Tapi anggapan mereka itu salah besar"

"kita semua yang ada disini, deket banget sama kak sakura. Terlalu banyak memory yang kita habisin bersama sampe sampe kita gabisa jauh satu sama lain—"

"—ya, kita semua sedeket itu om. Walaupun kita sama kak sakura belum berteman dalam waktu yang lama, tapi kak sakura udah kaya keluarga buat kita"

"jadi saya harap om bisa nerima keberadaan kita disini"

Seulgi diem, dia ngusap wajahnya kasar.






"saya harus gimana? saya udah gagal jadi orangtua"








"belum, om. Om belum gagal, cuma hampir"

Seulgi noleh, natap yena seakan bertanya

"hati kak sakura sekarang emang lagi gak karuan, makanya dia bilang kalau dia benci sama om. Tapi, sebenernya enggak om. Saya yakin itu—"

"—dan saya yakin, kesempatan selalu ada buat orang yang mau berubah"

Yena senyum kecil

"—mungkin saya terlalu muda buat nasehatin om, tapi cuma hal ini yang mau saya sampein sebagai seorang anak. Bukan sebagai temen dari kak sakura"

"saya tau, om itu satu satunya orangtua yang gak terlalu deket sama kita. Dan kita ngerti itu, om pasti sibuk sama kerjaan om. Tapi, kita yakin kalau om itu orang yang baik. Kenapa? Karena pepatah bilang kalau buah gak pernah jatuh jauh dari pohonnya—"

"—kak sakura itu sosok perempuan kuat yang baik hati, om. Itu bukti kalau om udah bisa ngedidik kak sakura dengan baik. Om sama sekali ga gagal"

"—cuma kali ini, om lagi memilih keputusan yang kurang tepat"

"—dan masalah chaeyeon. Om tenang aja, sakura sekarang lagi berada di tangan orang yang tepat. Om bisa jamin itu"

Seulgi ngusap wajahnya kasar buat yang kesekian kalinya

"terus, saya harus apa? semua udah terlanjur terjadi"

Yena ngelus pundak seulgi pelan, seakan nenangin dia.

"cukup dengerin pendapat kak sakura om, saya yakin semua bakal kembali normal"

Seulgi diem, kepalanya seakan lagi berpikir keras.

"kayanya gitu aja om, saya izin pamit" yena sedikit bungkukin badannya me arah seulgi sebelum jalan kearah yuri yang udah senyum bangga.







"ayo makan, aku belum sarapan" yena rangkul yuri buat jalan ke arah kafetaria.







T. B. C






gimana guys? si bebek kece kan?

problem chaekura keknya mau beres.

next hyewony yahh!

ada ide buat badai hyewony?

Our Story : Chapter IITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang