Ketetapan takdir, hanya Tuhan yang tahu. Kita hanya bisa berencana. Namun, Tuhan yang menentukan semua.
-Understanding of Love-
🍁🍁🍁
Jung Jieun—wanita muda berusia 23 tahun, dengan paras wajah yang terlihat manis dan terkesan agak tegas. Dia bekerja di sebuah perusahaan besar di kota ini. Ayahnya adalah pemilik kedai makanan di pinggiran kota. Sedangkan ibunya? Entahlah sudah berapa lama ia tak tinggal dengan wanita yang telah melahirkanya itu. Ya, Jieun memang hanya tinggal dengan ayah dan kedua adik lelakinya. Ibunya tinggal sendiri di luar kota. Mungkin kalian mengerti status keluarga wanita ini sekarang.
Jieun sedang duduk termenung sambil memijat pelipisnya. Pandangan wanita itu tetap fokus pada layar komputer yang ada di hadapannya.
"Ji!" pekik seseorang.
Kepala Jieun langsung berdenyut. Ingin rasanya dia menyumpah serapahi seseorang yang bersuara tadi. Matanya menoleh dan mendapatkan Ren yang baru saja terduduk di kursi kerjanya.
Ren menoleh. "Ji, kau baik-baik saja?"
Jieun mengangguk sebagai jawaban. Lantas, wanita itu beranjak dari duduknya. "Aku mau ke toilet."
Ren menatap khawatir, karena wajah Jieun terlihat sangat pucat. "Mau ku antar?" tawar Ren.
"Tidak, Ren. Aku baik-baik saja. Kau lanjutkan saja pekerjaanmu," tolak Jieun.
"Hati-hati, Ji. Sepertinya kau sakit," ujar Ren. "Sebaiknya kau temui dr. Shin."
"Akan kutemui dia, Ren." Jieun menyahut.
"Kapan?" tanya Ren.
"Kapan-kapan," jawab Jieun dengan kekehanya.
"Ckk! Serius, Ji!" seru Ren terlihat jengkel.
"Kapan, ya?" Jieun tampak berpikir. "Yang jelas, aku akan menemuinya," lanjutnya. "Sudah, ya? rasanya aku ingin mengompol jika terus mengobrol."
Ren hanya bisa memutar bola matanya. Dia sudah terbiasa dengan sikap Jieun yang menjengkelkan seperti itu. Bahkan, sudah menjadi makanan sehari-hari di kantor. Kalau kata Ren, Jieun itu manis, tapi menyebalkan. Ingin sesekali aku mencubitnya sampai dia menangis.
🍁🍁🍁
Jieun menatap pantulan wajahnya di cermin besar yang menempel pada dinding toilet. Tak lama, terdengar suara decitan pintu terbuka. Suara itu berasal dari salah satu bilik toilet.
"Ji?" panggil seorang wanita yang baru saja keluar dari salah satu bilik toilet.
Jieun menoleh, lalu seutas senyum terukir di bibirnya.
"Kau baik-baik saja?" tanya wanita itu.
"Eoh? Ya, aku baik-baik saja." Jieun menjawab dengan suara yang agak rendah.
"Sungguh?"
Jieun mengangguk lagi, untuk meyakinkan.
"Jangan bohong, Ji. Wajahmu pucat," kata wanita itu.
"Aku baik-baik saja sungguh," elak Jieun.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTANDING OF LOVE
RomansaTakdir itu terkadang terasa menyakitkan, seperti sebilah pisau yang menyayat tubuh. Namun, takdir juga membahagiankan, ibarat pemandangan di musim semi. "Kau jahat, karena meninggalkanku tanpa alasan yang jelas." Lee Jungkook. "Aku tak bermaksud p...