PART 8

249 44 2
                                    

Denting jarum jam terdengar sedikit menggema. Sunyi. Hening. Dingin. Penggambaran yang bagus.

Jungkook senantiasa duduk di kursi kebesarannya. Tubuh pria itu bersandar. Matanya fokus pada daun pintu. Sudah terhitung satu jam ia menunggu. Namun, yang ditunggu belum juga menampakkan batang hidungnya.

"Ji, kau sangat keras kepala," gumam Jungkook.

Jungkook meraih ponselnya. Lantas, ia menekan satu nomor pada kontak yang ada di dalam layar persegi itu. Sambungan telepon terhubung. Namun, tak ada tanda-tanda seseorang akan mengangkatnya di seberang sana. Benar-benar membuang waktu.

"Baiklah, Ji. Aku yang menjemputmu." Jungkook beranjak  dan langsung pergi menuju gedung B perusahaannya.

Seringaian terukir pada bibir Jungkook. Matanya menatap tajam. Sesekali ia merapikan jas yang ia kenakan, lalu menyugar rambutnya ke belakang.

🍁🍁🍁

"Ji, ponselmu berbunyi terus. Kenapa tidak kau angkat?" tanya Jessie.

"Biar saja. Tidak penting," jawab Jieun.

"Angkat, Ji. Sepertinya penting," kata Jeissie.

"Tidak, Jessie. Sudah ya, aku mau ke toilet dulu," sahut Jieun, kemudian beranjak dari duduknya.

"Keras kepala sekali, eoh? Angkat saja, apa susahnya? Kau benar-benar minta ku cubit, ya?" omel Jessie.

Jieun mengendikkan bahunya. "Kau saja yang angkat."

"Yak! Jung Jieun! Kau sangat menyebalkan. Kembali dan angkat panggilan teleponnya!" seru Jessie, namun tak digubris oleh Jieun.

Jieun masuk ke dalam toilet wanita. Setelahnya, ia pergi menuju pantry yang kebetulan terletak satu lorong dengan toilet. Namun, saat baru melewati toilet pria, Jieun mendengar dentingan suara elevator yang ada di samping pantry. Pintu elevator itu terbuka.

Mata Jieun terbelalak saat melihat siapa yang baru saja keluar dari dalam elevator. Dengan sigap, gadis itu memutar balik dan kembali masuk ke dalam toilet.

"Sebenarnya apa sih yang dia mau?" gerutu Jieun.

Jieun mengintip dari celah pintu toilet dan—

"Jieun?"

Jieun menegakkan tubuhnya. Lantas, dia segera menoleh ke arah belakang. "Yak! Apa yang kau lakukan di sini?!"

Jieun mendapati Kyungsoo yang terheran-heran menatapnya. Tapi, tunggu! Kenapa Kyungsoo ada di dalam toilet ini? Oh, ayolah Ji. Jangan bilang kau salah masuk toilet?

"Harusnya itu menjadi pertanyaan ku, Ji. Apa yang kau lakukan, eoh?" tanya Kyungsoo.

Jieun menunjukan ekspresi bingung. Sedangkan Kyungsoo—pria itu memicingkan matanya. Dia menatap curiga ke arah Jieun.

"Kau mau mengintip, ya? Haha ... kau tertangkap basah, Ji!" tuduh Kyungsoo.

"Shhtt ... diamlah, Kyung. Kau pergi sana! Modus sekali kau berada di toilet wanita," usir Jieun. "Tapi, karena aku teman yang baik, aku tidak akan memberitahu hal ini pada siapa pun. Tenang saja," lanjutanya seraya menepuk bahu Kyungsoo.

Kini Kyungsoo yang menatap bingung ke arah Jieun. "Hei, kau ini bicara apa? Jangan bilang kau salah masuk toilet, Ji?"

"Mana ada begitu? Kau yang salah masuk toilet!" seru Jieun.

UNDERSTANDING OF LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang