Amarah takkan bisa menyelesaikan. Rasa kecewa pasti akan meninggalkan jejak, walau sang bibir berkata sudah memaafkan. Rasa sakitnya sesekali terasa. Berdenyut sampai ke relung hati. Mencoba lupa, tapi tak bisa. Dan berakhir dengan keegoisan yang berkuasa.
-Understanding of Love-
🍁🍁🍁
Karen sedang berkutat dengan setumpuk berkas yang terkapar di atas meja kerjanya. Sesekali, ia membenarkan posisi kacamata yang bertengger pada hidungnya yang mancung. Dering telepon mengalihkan atensi wanita 27 tahun itu.
"Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" sapa Karen.
"Karen, ini aku—Sungkyung. Bisa kau buatkan jadwal meeting untuk besok?"
Karen mendadak berhenti berpikir. Wanita itu terlalu terkejut dengan pertanyaan Sungkyung. "Meeting? Besok?" tanyanya ulang.
"Ya, tuan Lee ingin mengadakan meeting dengan divisi keuangan. Bahkan, dia membatalkan jadwal pertemuan dengan CEO Yoo." Sungkyung berujar.
"Ya ampun ... kenapa mendadak sekali, sih?" tanya Karen jengkel.
"Tolong buatkan jadwalnya ya? Karen yang cantik. Ku doakan, hubunganmu dengan tuan Park berlangsung membaik."
"Yak! Kau—" teriak Karen. Namun, sambungan telepon sudah terputus terlebih dahulu.
"Bicara dengan siapa?"
Lantas, Karen menolehkan wajah ke arah sumber suara. Indera penglihatannya menangkap seorang pria dengan wajah dingin yang kini berdiri di sudut kiri dekat meja kerja Karen. Ingin rasanya dia mengumpatkan kata-kata kasar saja sekarang.
"Sungkyung." Singkat, padat, dan jelas.
"Singkat sekali? Sedang irit bicara, ya?" sindir pria itu, lantas memasuki ruang kerjanya.
Karen meremat ke sepuluh jari tangannya. Wanita itu terlihat sangat jengkel. Ingin melontarkan sumpah serapah saja rasanya.
Lantas, Karen segera beranjak dan mengekori masuk ke ruangan atasanya.
"Tuan Park. Tuan Lee minta dibuatkan jadwal meeting untuk besok." Karen memberitahu.
Pria bernama Park Sehun itu menaikkan sebelah alisnya. "Jangan bercanda, Karen. Kau tahu sendiri jadwalku besok."
Karen tak terima dengan kata-kata Sehun. "Tapi, memang itu kenyataanya, Tuan Manajer." Karen menekankan kata manajer di sana.
Sehun memijat pelipisnya pelan, lalu berkata, "kau hubungi nona Kim kembali. Katakan bahwa kita tidak bisa membuat jadwal untuk besok," titahnya.
Karen memutarkan bola matanya-jengah. Dia langsung keluar tanpa permisi. Kembali ke kursinya dan menyambar gagang telepon yang ada di samping meja kerjanya. Teleponnya tersambung.
"Kim Sungkyung, Tuan Park menolak meeting untuk besok. Ada beberapa hal yang perlu kami urus. Kalau di hari lain saja, bagaimana? Coba kau beritahu tuan Lee, ya?"
"Baiklah-baiklah. Aku akan memberitahu tuan Lee, sesampainya dia nanti," jawab Sungkyung dari seberang telepon.
"Oke, segera kabari aku lagi, ya?" pinta Karen.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNDERSTANDING OF LOVE
Storie d'amoreTakdir itu terkadang terasa menyakitkan, seperti sebilah pisau yang menyayat tubuh. Namun, takdir juga membahagiankan, ibarat pemandangan di musim semi. "Kau jahat, karena meninggalkanku tanpa alasan yang jelas." Lee Jungkook. "Aku tak bermaksud p...