Karena ada yang minta bikin awal mereka nikah, gue buatin ini deh. Nggak tau juga gue nulis apaan bisa panjang banget gini.
Oh iya, ada 'something' di part ini, skip aja kalo nggak mau bacaa.
Sorry nih, agak panjang part yang iniHappy reading!
***
Malam ini Boby mengajak Shania pergi makan malam berdua, alasannya untuk merayakan Shania yang sudah menyelesaikan pendidikan kuliahnya. Seminggu yang lalu Shania berhasil mendapatkan gelar sarjananya. Setelah susah payah menyelesaikan skripsinya perempuan itu akhirnya berhasil, dengan nilai yang cukup bagus bagi Shania, tapi tidak bagi Boby yang dulu mendapatkan gelar cumlaude.
Dasar Boby sombong.
Terlepas dari itu, Boby tetap bangga pada perempuan yang kini sedang memainkan ponsel di hadapannya itu. Boby tahu semua usaha Shania untuk lulus dengan tepat waktu, ditambah dengan adanya Kei, Shania sering kali sulit untuk membagi waktunya untuk menjadi ibu bagi Kei dan menyelesaikan skripsinya.
Hubungan Boby dan Shania sudah membaik semenjak keduanya jujur mengenai perasaan mereka masing-masing. Sudah tidak ada lagi yang mereka sembunyikan, walau terkadang Boby yang pusing menghadapi Shania karena gengsi perempuan itu terlalu tinggi.
"Kenapa sih liatin aku mulu." Boby tersadar dari lamunannya, menggeleng kecil sambil tersenyum, "Aku tau kok kalau aku itu cantik, jangan terpesona gitu dong." Imbuh Shania sambil mengibaskan rambutnya.
Boby terkekeh mendengarnya, tangannya bergerak mengusap pipi Shania dengan lembut. "Iya, kamu mah cantik mulu, pusing aku liatnya."
"Apaan sih." Shania menundukkan wajahnya menyembunyikan pipinya yang memerah.
"Sok malu gitu, biasannya juga malu-maluin."
"Bob!"
Boby meringis. "Bercanda, Nju. Ini kamu nggak mau kepo kenapa di restoran ini Cuma kita berdua aja?" Boby mengedarkan pandangannya kepenjuru restoran ini sebelum kembali menatap Shania.
"Sorry gue nggak kepo orangnya."
Boby memutar bola matanya malas, tak mau menjawab ucapan Shania yang nantinya malah membuat mood Boby hilang malam ini.
"Aku ke toilet dulu, ya?" Boby membersihkan mulutnya kemudian pergi meninggalkan Shania sendiri.
Shania memilih untuk memainkan ponselnya setelah Boby pergi. Ia menautkan alisnya ketika lampu ruangan itu mulai meredup, dan terdengar alunan musik di telingannya. Perempuan itu mengunci ponselnya, menumpukan kepalanya di tangan kanannya saat melihat sebuah layar proyektor di hadapannya menampilkan sebuah video.
Layar tadi menampilkan foto Shania sejak ia masih bayi sampai foto terbarunya yang ia unggah di sosial media beberapa waktu yang lalu, di setiap foto ada sebuah narasi yang Shania tebak itu adalah suara milik Boby.
Shania mendengus ketika layar tadi menampilkan foto dirinya beberapa tahun yang lalu. Foto yang pada masanya terlihat keren dan sekarang terlihat sangat alay untuk Shania. Ia bersumpah setelah ini akan mencekik Nabilah, Gaby dan Jeje, karena hanya merekalah yang memiliki semua foto alay Shania. Ia juga akan menggigit lengan Kris yang sudah memberikan semua foto masa kecil Shania pada Boby.
Layar kini menampilkan foto pernikahannya dengan Boby, foto saat mereka sedang berbulan madu, foto selfie Shania, dan foto yang Boby ambil diam-diam dan Shania baru melihatnya sekarang. Pria itu selama ini ternyata banyak mengambil foto candidnya.
Mata Shania memanas ketika muncul foto dirinya bersama Kei, mulai dari mereka yang masih di rumah sakit hingga Shania yang menggendong Kei saat bayi itu berulang tahun, ada juga foto-foto lainnya yang semakin membuat mata Shania memanas dan tanpa ia sadari air matanya sudah menetes dengan bebasnya.