Hal yang paling dibenci Fifi di dunia ini adalah bertemu kembali dengan orang-orang yang pernah menghina ataupun tak pernah menghargai dirinya. Jika cuma sebatas dipandang rendah, Fifi pasti bisa dengan mudah melupakannya. Akan tetapi, saat hinaan yang membuat harga dirinya yang tak seberapa direndahkan serendah-rendahnya, maka Fifi akan terus mengingatnya.
Itulah yang terjadi kepada Fifi hari ini. Selepas mengantar Jovan ke sekolah, Fifi yang mampir ke supermarket untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari tanpa sengaja kembali dipertemukan dengan satu sosok angkuh yang pernah menghinanya habis-habisan.
Puspa Kinasih, itulah nama orang yang setiap kata-kata yang diucapkannya hingga kini masih membekas di hatinya.
Keangkuhan serta kesombongan wanita yang berasal dari keluarga kaya raya itu tidak perlu diragukan lagi. Sehingga, seminggu setelah Fifi dicampakkan oleh pria brengsek yang beberapa waktu belakangan ini sering mengganggunya, wanita itu datang ke rumah kontrakannya.
Tidak hanya menawarinya uang sebagai imbalan untuk menghilang dari kehidupan wanita itu beserta suaminya yang super bajingan, Fifi juga direndahkan oleh wanita yang mengenakan barang branded di tubuhnya itu dengan mengatakan agar Fifi sebaiknya menjadi wanita penghibur saja, sehingga tak hanya mendapat limpahan materi tetapi juga bisa memuaskan hasrat seksualnya.
Tentu saja Fifi yang dulunya sangat pendiam tidak bisa melawan. Dan karena sikap diamnya itu pula, Fifi harus menerima beberapa kali tamparan serta didorong hingga terjerembab ke lantai. Untung saja kandungannya baik-baik saja. Hanya sudut bibir serta keningnya saja yang berdarah karena terbentur ke lantai.
"Lama tidak berjumpa, kamu semakin berjaya saja, pelacur kecil?"Pertanyaan yang diucapkan dengan suara yang cukup keras tersebut jelas sekali ingin menjatuhkan harga dirinya di muka umum. Namun Fifi bukan lagi Fifi yang dulu. Yang akan menangis jika ada yang menyakitinya. "Tante sendiri apa kabar? Lama nggak ketemu, kerutan di muka Tante semakin banyak saja. Jadi jauh lebih tua keliatannya." balasnya dengan berani.
Amarah Puspa dengan cepat tersulut. Wanita itu melangkah maju dan melayangkan tangannya untuk menampar wajah wanita muda yang kini penampilannya sudah sangat jauh berbeda dari yang bisa diingat olehnya.
Namun tidak seperti dulu, dimana tangan Puspa bisa mendarat dengan mulus di pipi putih bersih milik orang ketiga dalam rumah tangganya itu, kali ini pergelangan tangan Puspa dicekal dan dihempaskan dengan kasar.
"BERANI-BERANINYA KAMU MELAWAN SAYA!" berang Puspa membentak. Tak peduli jika banyak pasang mata yang memfokuskan pandangan ke arahnya.
"Maaf tante, saya bukan perempuan yang dulu bisa tante hina dan dicaci maki." tenang Fifi berucap. Lalu ia kembali berkata dengan menatap dingin lawan bicaranya. "Yang berdiri di hadapan Tante sekarang adalah perempuan yang pasti membalas jika disakiti. Jadi, kalau tidak mau dipermalukan di muka umum karena menerima salam cantik dari saya, sebaiknya tante tenang dan bersikaplah sebagaimana seharusnya wanita bermartabat bersikap."
Menyadari bahwa yang dikatakan oleh wanita yang jauh lebih muda darinya itu benar adanya, mau tak mau Puspa harus mengerahkan seluruh tenaganya untuk mengendalikan diri.
Sebagai satu-satunya anak dari salah satu pengusaha yang memiliki nama dikalangan pebisnis lainnya, Puspa tentu saja tidak ingin nama baik kedua orangtuanya tercoreng. Ia mungkin saja memiliki rahasia yang disembunyikan dari kedua orang tuanya, akan tetapi sedapat mungkin rahasia tersebut ia simpan rapat-rapat agar tak terhembus sampai ke telinga kedua sosok yang sangat penting dalam hidupnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sejatinya Cinta [ TAMAT ]
Romance- Ekstra part hanya ada dalam versi ebook, pdf, dan mungkin nanti cetaknya - Sewaktu-waktu akan dihapus kalau cerita ini sudah tamat - Sudah tersedia dalam versi ebook di google play Dulu, Luthfia Fithri hanyalah seorang gadis lugu dan buta akan art...