🐢 Duapuluhsatu 🐢

6.8K 1K 61
                                    

Satu bab lagi saya publish sesuai janji saya yang pernah bilang kalau saya akan update dia hari sekali.

Jujur aja, sebenarnya cerita ini udah selesai saya tulis sampai tamat. Kalau nggak ada halangan, besok atau mungkin lusa, cerita 'Sejatinya Cinta' bakalan ada di google play lengkap dengan ekstra partnya. Dan untuk kalian, saya udah nulis 5 ekstra part buat yang puas sama akhir cerita ini nanti.

Tapi tenang aja kok, karena saya pecinta happy ending, maka cerita saya akhirnya nggak akan ada adegan tangis-tangisan.

Dan kalau teman2 semua mau saya update sehari sekali sampai cerita ini tamat, maka votenya harus 900+ dan komennya 100+. Gimana, nggak memberatkan bukan syarat dari saya itu? Pastinya nggak memberatkan dong, soalnya yang mampir di lapak ini bisa lebih dari 2 ribuan.

Udah ya, segitu aja cuap-cuapnya. Selamat membaca, dan semoga cerita Fifi-Haikal bisa menemani malam minggu kalian semua.

🍊🍊🍊

                                                      

"Rupanya kaulah laki-laki brengsek yang sudah menghancurkan masa depan putriku."

Langkah Haikal yang baru saja hendak melangkah melewati pagar rumah Fifi seketika terhenti kalau mendengar perkataan bernada dingin yang berasal dari balik punggungnya.

Tidak merasa mengenal si pemilik suara, Haikal yang tak ingin menerka-nerka segera membalikkan badan untuk melihat siapakah orangnya yang sudah berkata seperti itu padanya. Dan begitu ia bisa menghadap langsung ke arah sosok yang berdiri tegap di hadapannya itu, Haikal hanya bisa mengerutkan kening melihatnya karena merasa tidak mengenal sosok pria yang berdiri dia langkah darinya.

"Siapa, ya? Apakah kita sal... "

BUKK...

Hanya dalam sekejap mata Haikal telah mendapat bogem mentah di pipi  sebelah kirinya hingga kepalanya tertoreh ke samping.

Terkejut tentu saja Haikal rasakan. Bahkan rasa sakit dan kebas juga mulai ia rasakan. Karenanya setelah menoleh kembali ke arah pria paruh baya yang pukulannya masih sekuat pria muda itu dan segera menanyakan, "Anda ini siapa? Kenapa main pukul saja? Hati-hati, saya bisa saja melaporkan anda ke polisi karena masalah in... "

"Saya bapaknya Luthfia Fithri!"

Hanya dengan sebaris kalimat tersebut Haikal seketika mengatupkan kembali kedua bibirnya. Kemarahan yang sempat singgah dalam hatinya langsung hilang tak berbekas begitu mengetahui jika orang yang baru saja memukulnya tadi adalah ayah dari wanita yang ia cintai. Jika tidak segera mengendalikan diri, Haikal khawatir akan menghambat hubungan antara dirinya dan Fifi yang masih ia usahakan untuk segera diresmikan tersebut.

"Lelaki bajingan tidak tau malu!" Hernanto masih belum puas menumpahkan kemarahannya. Tapi, mengingat usianya yang tak lagi muda, ia lebih memilih menggunakan kata-kata ketimbang tenaga. "Masih berani kamu menampakan batang hidungmu itu di depan anak saya setelah kamu menelantarkannya. Benar-benar tidak tau malu." imbuhnya mencela.

                                                                        
Dalam diamnya Haikal menghitung dari angka satu hingga sepuluh guna mengumpulkan kesabarannya yang sekejap lalu sempat hilang karena mendapat bogem mentah secara tiba-tiba. Egonya sebagai seorang pria tentu saja tidak bisa menerima. Namun, sebagai orang yang pernah melakukan kesalahan teramat besar di masa lalu kepada anak dari pria paruh baya yang tampak masih bugar itu, Haikal ikhlas menerima semuanya.

Sejatinya Cinta [ TAMAT ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang